Ukraina Khawatir Terprovokasi 'Agresi' Rusia

Kedua negara semakin meradang

Kiev, IDN Times - Menteri Pertahanan Republik Ukraina, Andrii Taran, pada hari Sabtu (10/04), menegaskan bahwa Militer Ukraina dapat terprovokasi oleh aksi pergerakan Pasukan Rusia di sekitar perbatasan.

Pernyataan itu disampaikan Taran setelah Pemerintah Ukraina secara resmi mencap aksi Federasi Rusia dalam satu minggu terakhir sebagai sebuah "agresi" yang dianggap sebagai persiapan Kremlin sebelum melakukan penyerangan frontal terhadap Wilayah Ukraina, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Tuduhan Kremlin bisa menjadi alasan perang

Pemerintah Ukraina sangat khawatir ketegangan antara Kiev dan Moskow dapat berubah menjadi perang terbuka, terutama setelah tuduhan dari Kremlin mengenai kondisi di Ukraina Timur. Dikutip dari Reuters, Rusia yang sempat menuduh Ukraina terus melanggar HAM Penduduk Ukraina yang merupakan penutur Bahasa Rusia di Ukraina Timur, dipercaya Kementerian Pertahanan Ukraina bisa menjadi salah satu alasan utama Kremlin untuk menyatakan perang.

Salah satu petinggi Kremlin, Dmitry Kozak, juga sempat menyatakan bahwa Rusia akan terpaksa melaksanakan operasi militer untuk melindungi warganya di Ukraina Timur apabila kondisi konflik tidak memungkinkan untuk dihindari lagi. Alasan tersebut mirip seperti apa yang disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, pada tahun 2014 ketika Pasukan Rusia menduduki Semenanjung Ukraina dan memulai konfrontasi keras melawan Pemerintahan Kiev yang semakin pro-Barat. 

2. AS, Jerman, dan Prancis bersatu desak Rusia tarik mundur pasukannya

Ukraina Khawatir Terprovokasi 'Agresi' RusiaPasukan Ukraina dan Amerika Serikat dalam pertemuan Ukraina-NATO, pada 20 April 2015. twitter.com/southfronteng

Sudah merupakan kodratnya bagi sekutu untuk saling mendukung satu sama lain. Amerika Serikat yang menolak pergerakan Pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina ternyata juga mendapat dukungan dari sekutunya, yakni Prancis dan Jerman, yang ikut mendesak Moskow agar menarik pasukannya serta menghentikan provokasi terhadap Ukraina, dilansir dari Reuters

Ketiga negara juga menyuarakan dukungan penuhnya bagi Kiev yang harus menghadapi raksasa besar di perbatasan. Menanggapi penolakan tersebut, seperti biasa Pemerintah Rusia meminta negara lain tidak ikut campur, dan Kremlin juga terus menjamin bahwa seluruh pergerakan pasukannya di sekitar Ukraina bukanlah sebuah ancaman. 

Baca Juga: Merkel Minta Rusia Tarik Pasukan di Perbatasan Ukraina

3. Presiden Ukraina temui Erdogan di Istanbul

Ukraina Khawatir Terprovokasi 'Agresi' RusiaPresiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Kota Istanbul, pada 10 April 2021. twitter.com/ZelenskyyUa

Ketika negaranya dilanda masalah serius dengan Moskow, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengunjungi Kota Istanbul. Dilaporkan ABCNews, Presiden Zelenskyy yang berkunjung ke Turki disambut langsung oleh Presiden Turki dimana Erdogan mengakui hubungan bilateral Turki-Ukraina sebagai "hubungan strategis". 

Selain membahas berbagai dimensi hubungan kooperatif, terutama militer dan ekonomi, Kantor Kepresidenan Turki menyebutkan bahwa kedua negara sempat membahas mengenai kondisi Masyarakat Tatar di Ukraina yang memiliki pertalian darah dengan Orang Turki.

Hubungan Ukraina dan Turki sendiri semakin bersinar dalam beberapa bulan terakhir, terutama ketika Ukraina memborong pesawat nirawak militer buatan Turki, Bayraktar-2, setelah meraih catatan gemilang di bawah penggunaan Militer Azerbaijan dalam Perang Nagorno-Karabakh 2020.

Baca Juga: Ukraina Siap Gelar Latihan Militer bersama NATO

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya