Ukraina: Tak Ada Indikasi Penarikan Rusia dari Perbatasan

Ancaman perang masih tinggi

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov menjelaskan sampai saat ini belum ada tanda-tanda pengurangan jumlah Prajurit Rusia di perbatasan Ukraina.

Pernyataan ini disampaikan Danilov, Rabu (15/12) ketika tengah diwawancarai oleh Reuters di Kota Kiev, Ukraina.

Dikutip dari Reuters, Danilov menilai dialog dua arah antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 7 Desember tidak mengubah apa-apa. Hal ini dikarenakan puluhan ribu prajurit dan alutsista Rusia masih memadati perbatasan timur Ukraina.

1. Rusia disebut membutuhkan 600 ribu prajurit di perbatasan Ukraina

Ukraina: Tak Ada Indikasi Penarikan Rusia dari PerbatasanPasukan Rusia yang sedang melaksanakan latihan militer. twitter.com/mod_russia

Melihat jumlah militer Rusia di perbataan Ukraina masih kecil kemungkinan bagi Moskow untuk melancarkan sebuah invasi. Keyakinan itu disampaikan Oleksiy Danilov karena menurutnya Kremlin akan memerlukan lebih banyak prajurit jika ingin benar-benar menginvasi Ukraina.

Melansir Reuters, Danilov menyebutkan bahwa setidaknya dibutuhkan sekitar 500 hingga 600 ribu Prajurit Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina. Berdasarkan penjelasan Danilov jumlah itu digunakan Rusia demi menjamin kestabilan di kala invasi. 

Tidak diketahui pasti berapa jumlah pasukan Rusia di perbatasan Ukraina. Namun beberapa informasi melaporkan terdapat 92 sampai 120 ribu Prajurit Rusia yang memadati perbatasan Ukraina. 

2. Presiden Zelensky klaim aksi Rusia sebagai pemerasan

Ukraina: Tak Ada Indikasi Penarikan Rusia dari PerbatasanPresiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. twitter.com/ZelenskyyUa

Kepemimpinan Presiden Ukraina Volodmyr Zelensky menjadi salah satu yang tersulit dalam sejarah kepresidenan Republik Ukraina.

Kesulitan itu berakar dari memuncaknya perseteruan antara Ukraina-Rusia terkait konflik yang masih membara di Ukraina Timur. Ditambah lagi pergerakan ribuan Prajurit Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir mengancam kedamaian serta kedaulatan negara yang ia pimpin.

Presiden Zelensky tidak segan mencap aksi unjuk kekuatan militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina di perbatasannya sebagai aksi pemerasan, seperti yang dilansir dari Ukrinform

Menurut Zelensky pemerasan tersebut tidak hanya ditujukan kepada Ukraina namun ke seluruh Eropa, secara khusus NATO. Semua dilakukan agar setiap negara di Eropa tunduk dengan keinginan Kremlin.

Walaupun begitu, ia memastikan militer dan masyarakat Ukraina tidak akan menyerah begitu saja menghadapi ancaman Moskow.

"Kami akan mempertahankan tanah dan masyarakat (Ukraina) dalam segala kondisi serta dari gangguan apa pun. Ukraina tidak akan pernah menyerahkan kemerdekaannya," ujar Zelensky. 

Baca Juga: Inggris Minta Rusia Turunkan Ketegangan dengan Ukraina

3. Kiev percaya kompromi dapat dilakukan

Ukraina: Tak Ada Indikasi Penarikan Rusia dari PerbatasanBendera Federasi Rusia. twitter.com/mfa_russia

Ketika dihadapi ancaman perang terbuka melawan Rusia, Ukraina belum sepenuhnya mau meninggalkan proses negosiasi. Hanya dengan adanya konfrontasi politik yang terus terjadi mempersulit kelanjutan dialog antara Moskow dan Kiev.

Dilaporkan Reuters, Oleksiy Danilov sempat mengungkapkan keinginan terpendam pemerintah Ukraina yang masih membuka pintu kompromi dengan Rusia. Namun kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina tidak dapat diganggu gugat. 

"Apakah kompromi mungkin? Ya, itu mungkin, tetapi tidak dengan mengorbankan kemerdekaan dan negara kita (Ukraina)," jelas Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov.

Baca Juga: Rusia Tangkap 3 Mata-Mata Ukraina yang Hendak Mengebom Kremlin

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya