3 Negara Uni Eropa Ini Dianggap Tidak Ramah LGBT

Konservatisme masih sangat kental di sana

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa sering dikenal sebagai kumpulan negara-negara di Eropa yang berpikiran maju dan liberal. Namun tidak semua anggota Uni Eropa menyetujui semua kebijakan yang diimplementasikan karena permasalahan fundamental terhadap keyakinan negara mereka, salah satunya adalah LGBT. 

Salah satu negara Uni Eropa, Hungaria, misalnya memutuskan tetap menerapkan undang-undang yang melarang penyebaran informasi dan edukasi LGBT terhadap anak-anak usia di bawah 18 tahun. Padahal peraturan ini mendapat protes keras di dalam organisasi regional tersebut.

Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, pun mencap keputusan Hungaria sebagai hal yang "memalukan" karena menurutnya Uni Eropa merupakan wilayah yang ramah untuk semua orang. 

Permasalahan legalitas LGBT di Uni Eropa sendiri bukanlah sebuah hal baru dikarenakan banyak negara di Eropa Timur dan Baltik dengan paham koservatif garis keras mengkhawatirkan situasi itu dapat mencederai identitas negara mereka masing-masing.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga berpendapat masalah ini merupakan keretakan serius di Uni Eropa yang disebabkan perbedaan nilai yang dipeluk Eropa Barat yang liberal dan Eropa Timur yang konservatif.

Berikut adalah negara-negara Uni Eropa yang dikategorikan sebagai negara tidak ramah dengan LGBT. 

1. Latvia

3 Negara Uni Eropa Ini Dianggap Tidak Ramah LGBThttps://www.latvia.travel/sites/default/files/editor/Riga/november-latvia-travel.jpg

Latvia merupakan salah satu negara di Wilayah Baltik yang masih memiliki sentimen anti-LGBT yang cukup kuat, meskipun mempunyai pengaruh yang sangat dekat dengan Uni Eropa. Sampai hari ini, masih banyak aksi yang dilakukan masyarakat hingga Parlemen Latvia untuk mempersulit komunitas LGBT di negara mereka.

Berdasarkan konstitusi Latvia yang diperbarui pada tahun 2005, pernikahan berbeda gender tidak akan diakui negara dan termasuk ke dalam tindakan ilegal meskipun aktivitas homoseksual di Latvia diizinkan, seperti yang dilansir dari EQUALDEX. Pemerintah Latvia juga masih melegalkan terapi konversi yang dicap sebagai praktik pelanggaran HAM oleh sebagian negara di dunia.

Walaupun diskriminasi terhadap komunitas LGBT dilarang, namun banyak Masyarakat Latvia yang memiliki sentimen anti-LGBT tidak segan untuk melukai hingga membunuh mereka yang dianggap "menyimpang".

Salah satu contohnya pada 2018, seorang paramedis di Latvia bernama Normunds Kindzulis meninggal dunia setelah mengalami luka bakar hingga 85 persen di mana menurut banyak orang merupakan serangan yang dilakukan seorang homophobic yang masih belum diketahui identitasnya.

Namun pihak kepolisian telah menyimpulkan bahwa kasus tersebut merupakan keputusan dari Kindzulis  untuk mengakhiri hidupnya karena ujaran kebencian anti-LGBT yang ia dapatkan dari orang-orang. 

Baca Juga: Pelangi Hiasi Warsawa, Serukan Setop Diskriminasi LGBT

2. Lituania

3 Negara Uni Eropa Ini Dianggap Tidak Ramah LGBTInstagram.com/lituuun

Sebagai negara yang religius, Lituania termasuk ke dalam daftar negara anggota Uni Eropa yang kurang ramah dengan komunitas LGBT. Banyak kejadian yang membuat komunitas LGBT di Negara Baltik tersebut khawatir karena minimnya peran pemerintah dalam melindungi mereka.

Dilaporkan Courthouse News Service, salah satu bukti Lituania masih belum dapat menerima komunitas LGBT secara terbuka adalah ketika Kepolisian Lituania menolak untuk melakukan penyelidikan terhadap ujaran kebencian yang dilakukan beberapa Masyarakat Lituania terhadap postingan pasangan LGBT asal Lituania di Facebook.

Tidak hanya itu, salah satu anggota Parlemen Lituania, Tomas Raskevičius, yang merupakan aktivis LGBT juga sering mendapat ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan dari orang-orang Lituania yang menganggap keberadaan Raskevičius hanya akan merusak moral bangsa.

Tidak berbeda jauh dengan Latvia, ternyata Lituania juga termasuk ke dalam jajaran negara di dunia, Baltik, hingga Uni Eropa yang masih melegalkan terapi konversi sejak tahun 2015. 

3. Polandia

3 Negara Uni Eropa Ini Dianggap Tidak Ramah LGBTAksi protes yang dilakukan Masyarakat Polandia terhadap ideologi komunis, LGBT, dan fasisme neo-Nazi. twitter.com/IceFireTerry

Polandia bisa dikatakan sebagai anggota yang paling suka memberontak dengan kebijakan-kebijakan Uni Eropa yang dirasa mengancam konservatisme dan nasionalisme negaranya. Tidak sedikit pejabat-pejabat pemerintahan di Polandia yang secara terang-terangan mengakui bahwa komunitas dan paham LGBT dapat merusak identitas nasional dan keberadaan Negara Polandia. 

Dikarenakan tingginya sentimen anti-LGBT yang menjamur berkat dorongan Pemerintah Polandia di bawah Presiden Andrzej Duda yang sangat konservatif, membuat ratusan Warga Polandia yang merupakan bagian dari komunitas LGBT untuk lari dari negara tersebut, seperti yang dilansir dari New York Times. Sikap Polandia yang begitu anti-LGBT sering mendapat peringatan keras dari Uni Eropa karena menurut mereka Kawasan Eropa harus bebas dari paham homophobic.

Menanggapi peringatan Uni Eropa, beberapa kota di Polandia pun berani menerapkan "kawasan anti-idelogi LGBT" sebagai jawaban atas intervensi Uni Eropa yang mencoba merusak kesucian Agama Katolik yang ada di Polandia. Sampai hari ini, Polandia merupakan negara di Uni Eropa yang masih tidak mengizinkan serta tidak mengakui pernikahan berbeda gender hingga tetap melegalkan terapi konversi.

Baca Juga: Pejuang LGBT, 10 Artis Hollywood Ini Tak Segan Berikan Dukungan

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya