Deretan Kontroversi Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Baru Malaysia

Tidak ada yang bisa lari dari kontroversi

Jakarta, IDN Times - Ismail Sabri Yaakob merupakan orang yang terpilih melanjutkan tongkat estafet sebagai Perdana Menteri Malaysia. Sabri ditunjuk Raja Malaysia dan berhasil meraih suara mayoritas dalam vote of confidence menggantikan posisi Muhyiddin Yassin yang dilengserkan Parlemen Malaysia. 

Penunjukkan Sabri Yaakob mengundang perdebatan karena partai yang ia naungi, UMNO, merupakan partai yang memiliki catatan buruk. Mantan pemimpin Partai UMNO dan mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, pernah terlibat dalam kasus korupsi terbesar dalam sejarah Malaysia, yakni 1 MDB.

Kini, UMNO kembali "mengirimkan" Sabri sebagai tokoh terkuat yang memimpin Malaysia. Namun, selama ini Ismail tidak luput dari kontroversi yang menyelimuti. Selama menjabat di pemerintahan, sejumlah pernyataan dan tindakannya menuai kritik dari publik Malaysia.

Berikut sederet kontroversi yang pernah disebabkan Perdana Menteri Malaysia ini sebelum dilantik.

Baca Juga: PM Malaysia Ismail Sabri Ogah Masukkan Oposisi di Kabinetnya

1. Rasis terhadap pebisnis keturunan Tionghoa

Deretan Kontroversi Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Baru MalaysiaIsmail Sabri Yaakob (Facebook.com/Ismail Sabri Yaakob)

Pergesekan rasial di Malaysia masih merupakan masalah serius yang dihadapi negara majemuk tersebut. Masalah ini ternyata pernah menyeret nama Ismail Sabri Yaakob yang dinilai rasis terhadap etnis Tionghoa. 

Dikutip dari The Guardian, ketika Sabri menjabat sebagai Menteri Perdagangan Malaysia pada 2015, ia pernah meminta etnis Melayu Malaysia agar memboikot produk-produk yang dijual pebisnis keturunan Tionghoa Malaysia.

Sabri menilai bisnis yang dilakukan etnis Tionghoa curang karena tidak menurunkan harga barang seiring menurunnya harga minyak bumi global.

Ismail sekali lagi memicu kontroversi terkait isu rasial dengan mengusulkan mendirikan "Low Yat 2". Ini adalah sebuah mal gadget digital yang dikhususkan untuk para pedagang ras Melayu.

Pihak pedagang Tionghoa mengkritik kebijakan Ismail itu. Presiden Asosiasi Tionghoa-Malaysia, Datuk Seri Liow Tiong Lai, menganggap pendirian Low Yat 2 hanya akan merusak hubungan rasial serta menimbulkan pendekatan antagonis.

Tak hanya itu, Ismail juga dianggap memprovokasi secara rasial dalam Pemilu Malaysia 2018. Dia dinilai membenturkan ras Melayu dan Tionghoa pada saat itu.

2. Mendukung industri rokok elektrik di Malaysia

Deretan Kontroversi Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Baru Malaysiailustrasi perokok vape (pexels.com/RuslanAlekso)

Masih pada 2015 dan di jabatan Menteri Perdagangan, Ismail menciptakan kontroversi lainnya di Malaysia. Saat rokok elektrik semakin populer di dunia, Sabri menginginkan industri rokok elektrik Malaysia lebih ditingkatkan lagi. Alasannya, rokok elektrik terkenal di kalangan etnis Melayu Malaysia.

Sabri pun menggaungkan produksi rokok elektrik Malaysia yang ia cap sebagai "karya kreatif anak muda Melayu dan bumiputera". 

Sabri sebagai Menteri Perdagangan Malaysia bertolak belakang dengan keputusan Kementerian Kesehatan Malaysia yang menyebutkan jika rokok elektrik berbahaya, seperti yang dilansir dari The Guardian.

Baca Juga: Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Baru Malaysia yang Kontroversial

3. Makan telur penyu yang dilarang

Deretan Kontroversi Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Baru MalaysiaIsmail Sabri Yakoob, Perdana Menteri Malaysia. (ANTARA/REUTERS/Lim Huey Teng)

Pada November 2015, Ismail juga sempat membuat heboh Malaysia dengan mengonsumsi telur penyu bersama Ketua Partai UMNO Beluran saat itu, Datuk James Ratib, di Sabah.

Menurut hukum setempat, telur penyu dilarang dikonsumsi karena ada undang-undang yang mengaturnya, sedangkan Ismail sendiri tidak mengetahui larangan saat itu.

4. Menuding kontraktor Wawasan Sutera

Deretan Kontroversi Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Baru MalaysiaIsmail Sabri Yaakob resmi ditunjuk sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru pada hari Jumat, 20 Agustus 2021, waktu setempat. (Twitter.com/801_muhammad)

Pada September 2020 lalu, Ismail membuat pernyataan heboh terkait kontraktor layanan bus Taylor's University, Wawasan Sutera. Dia menuding pihak kontraktor menggunakan kendaraan berlogo universitas tersebut untuk mengangkut para penumpang ke demonstrasi rasial baju merah 916 tanpa izin.

Dua hari kemudian, Taylor's University mengumumkan telah putus kontrak dengan Wawasan Sutera. Pernyataan yang dilontarkan Ismail menimbulkan kritikan dari anggota DPR dari Partai Aksi Demokrat (DAP), Teresa Kok, yang menyebutnya sebagai balas dendam pribadi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Baca Juga: PM Ismail Sabri Tuai Penolakan, Anwar Ibrahim Minta Loyalisnya Terima

5. Perdebatan Rohignya

Deretan Kontroversi Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Baru MalaysiaPengungsi etnis Rohingya yang terdampar di pesisir Kuala Simpang Ulim memperlihatkan kartu identitas yang dikeluarkan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Aceh Timur, Aceh, Sabtu (5/6/2021). Saat ini para pengungsi itu sudah dibawa ke Medan. (ANTARA FOTO/Irwansyah)

Ketika Malaysia diselimuti pandemik COVID-19 pada 2020, terdapat satu kasus yang menjadi perbincangan hingga perdebatan panas di Malaysia. Persekusi yang dilakukan Myanmar terhadap etnis Rohignya membuat ribuan orang Rohignya berlindung di Malaysia karena dicap sebagai negara ramah dengan sesama umat muslim. 

Namun, pada kenyataannya masyarakat Malaysia terbelah dalam menanggapi kasus etnis Rohingya. Ismail Sabri Yaakob yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan Malaysia tidak luput dari kontroversi ketika ia mewakili pemerintah menolak kedatangan pengungsi Rohingya, dan secara resmi mencap orang-orang Rohingya di Malaysia sebagai imigran ilegal. 

Tidak hanya itu, pemerintah Malaysia juga mendesak Bangladesh untuk menjemput seluruh pengungsi Rohingya yang diselamatkan Malaysia. 

6. Petisi online menolak pelantikan Ismail

Deretan Kontroversi Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Baru MalaysiaIsmail Sabri Yakoob, Perdana Menteri Malaysia. (ANTARA/Reuters)

Ismail juga sempat menuai gelombang penolakan saat dirinya ditunjuk menjadi Perdana Menteri Malaysia. Sebelum ia dilantik, muncul petisi online di Change.org yang ditujukan kepada Raja Malaysia.

Dalam petisi itu, Ismail dianggap menyalahi penanganan pandemik COVID-19, dengan menyebabkan kasus skala besar. Ismail dinilai sebagai salah satu politikus yang bertanggung jawab atas tingginya kasus COVID-19 di Malaysia karena kurang menerapkan protokol kesehatan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya