Fakta Kota Daraa, Tempat Konflik Suriah Bermula yang Kini Membara Lagi

Perang saudara berlanjut di sini

Jakarta, IDN Times - Perang saudara di Suriah sudah memasuki satu dekade, sejak konflik berdarah itu dimulai pada 2011 silam. Kemenangan pasukan pemerintah Suriah yang dibantu militer Rusia sekarang tengah fokus menghadapi perlawanan terakhir pasukan pemberontak yang bertahan di Provinsi Idlib.

Semua berubah ketika pasukan pemberontak yang sebelumnya sudah menyerah, kembali mengangkat senjata di wilayah selatan Suriah, terutama di Kota Daraa. Dikutip dari Reuters, kondisi terkini di Kota Daraa dan sekitarnya semakin mencekam dengan operasi militer penuh oleh pasukan pemerintah.

Pemberontakan bersenjata meledak akibat perselisihan pemerintah Suriah dan pihak oposisi. Konflik ini setidaknya menyebabkan sekitar 2.000 warga sipil harus mengungsi. Pemerintah Suriah pun terpaksa menutup akses jalan utama yang menghubungkan Suriah-Yordania. 

Berikut adalah fakta-fakta yang harus diketahui tentang Kota Daraa di Suriah. 

Baca Juga: Bantu Suriah, PBB Butuh Dana Bantuan 10 Miliar Dolar AS

1. Lokasi awal mula pemberontakan terhadap Bashar al Assad

Fakta Kota Daraa, Tempat Konflik Suriah Bermula yang Kini Membara LagiProtes anti-pemerintah di Kota Daraa pada tahun 2011. twitter.com/hadialbahra

Konflik bersenjata di Suriah mulai dikenal luas oleh publik setelah munculnya ISIS yang hampir menaklukkan Suriah serta Irak pada 2014. Meskipun sebenarnya perang sudah membara sejak 2011, hanya sedikit orang yang mengetahui lokasi awal pemberontakan penuh terharap kepemimpinan Presiden Suriah, Bashar al Assad. 

Kota Daraa tercatat sebagai titik awal pemberontakan ketika para penduduk lokal melaksanakan protes hingga kerusuhan besar-besaran untuk mendesak Assad mengundurkan diri dari jabatannya, seperti yang dilansir BBC. Presiden Assad menjawab protes tersebut dengan mengirim pasukan keamanannya ke Daraa, yang kemudian bertindak represif terhadap masyarakatnya sendiri untuk meredam kerusuhan.

Berita kebrutalan aksi yang dilakukan pasukan keamanan Assad di Kota Daraa akhirnya tersebar luas sehingga aksi protes anti-pemerintah mulai menjamur ke berbagai kota di Suriah. Pihak oposisi lalu mulai mempersenjatai diri mereka sendiri setelah merasa aksi protes hanya dijawab dengan kekerasan. Oposisi juga mendapat bantuan persenjataan dari prajurit Suriah yang berkhianat terhadap pemerintahan mereka sendiri. 

2. Ditaklukan pasukan pemerintah pada 2018

Fakta Kota Daraa, Tempat Konflik Suriah Bermula yang Kini Membara LagiPertempuran di Kota Daraa antara Pasukan Pemerintah Suriah dan Pasukan Free Syrian Army pada tahun 2018. twitter.com/JComm_NewsFeeds

Sepak terjang pasukan pemberontak Suriah yang sering dikenal sebagai Free Syrian Army (FSA) pada awal 2011 hingga 2015 terbukti efektif karena hampir menjatuhkan kekuasaan Bashar al Assad. Namun dengan kedatangan bantuan militer Rusia di 2015, pasukan pemerintah Suriah yang hampir kalah ternyata berhasil membalikkan keadaan.

Pasukan pemerintah mulai melancarkan serangan penuh untuk menguasai kembali daerah yang sebelumnya telah diambil alih FSA. Serangan udara strategis yang dilakukan Angkatan Udara Rusia serta bantuan milisi Iran, sukses mendukung operasi tempur militer Suriah di Provinsi Daraa yang berlangsung sekitar satu bulan.

Di sisi lain, tanpa adanya bantuan asing, FSA yang terus dipukul mundur di Provinsi Daraa mulai semakin terdesak, seperti dilaporkan VOA. Mereka akhirnya menyerah pada Juli 2018 setelah pasukan pemerintah melancarkan operasi militer besar-besaran.

Baca Juga: PBB Desak 57 Negara Pulangkan Warganya dari Suriah

3. Bukti kegagalan rekonsiliasi rezim Assad

Fakta Kota Daraa, Tempat Konflik Suriah Bermula yang Kini Membara LagiSyria Reuters/Sana/Handout/Reuters

Sebagai lokasi utama penyebab konflik bersenjata di Suriah, Provinsi Daraa menjadi salah satu daerah yang paling sulit dikontrol oleh pemerintah Suriah hingga hari ini. Berbagai bentuk rekonsiliasi perdamaian telah ditempuh Presiden Assad demi mendapat loyalitas penduduknya yang telah lama menjadi oposisinya tersebut. 

Melansir The Washington Institute, memuncaknya kembali konflik antara pemerintah dan pihak oposisi di Kota Daraa baru-baru ini, merupakan sebuah bukti konkret bahwa kebijakan rekonsiliasi rezim Assad telah gagal. Dengan demikian, legitimasinya sebagai pemenang perang saudara Suriah belum dapat diakui secara penuh.

Kegagalan rekonsiliasi di Kota Daraa akan menjadi pembelajaran penting bagi pemerintahan Assad apabila suatu saat nanti mereka berhasil menaklukkan Provinsi Idlib yang saat ini masih dikuasai oleh FSA. Belum diketahui pasti kapan pasukan pemerintah Suriah dan sekutunya akan melancarkan serangan baru terhadap Idlib. Namun, dengan memanasnya Kota Daraa maka dalam waktu dekat semua mata tertutuju ke selatan. 

Baca Juga: Nasib Anak-Anak di Kamp Suriah: Korban Kekerasan dan Radikalisasi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya