Kronologi Bentrok Israel-Palestina saat Parade Kemenangan di Yerusalem

Ketika ultranasionalis Israel tidak berkompromi

Jakarta, IDN Times - Kerusuhan yang terjadi di kota tua, Yerusalem, pada Selasa (15/6/21) antara warga Palestina dan kelompok ultranasionalis Israel menjadi gejolak baru yang harus dihadapi kedua belah pihak.

Dikutip dari CNN, bentrokan tersebut diawali aksi rombongan ultranasionalis Israel yang tengah melakukan parade pengibaran bendera Israel. Hal itu dilakukan sebagai tanda kemenangan Israel dalam Perang Enam Hari pada 1967, di mana mereka berhasil menguasai Kota Yerusalem.

Rencana parade kemenangan ini sendiri sebenarnya akan dilaksanakan pada Mei lalu, namun harus ditunda karena Hamas dan Israel kembali bertempur. Dengan keadaan saat ini yang cenderung kondusif dan pelantikan perdana menteri baru di Israel, pihak ultranasionalis mendesak pemerintah agar mengizinkan mereka untuk melaksanakan parade tersebut.

Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, menilai parade kemenangan yang dilakukan ultranasionlis Israel di Kota Yerusalem itu merupakan sebuah "provokasi" yang secara sengaja ditujukan kepada masyarakat Palestina dan orang Arab. 

Berikut adalah penjelasan kronologis bagaimana parade kemenangan yang digaungkan ultranasionalis Israel dapat berlangsung di Kota Yerusalem, terutama Yerusalem Timur. 

Baca Juga: Israel Persiapkan Antisipasi Kerusuhan Jelang Pawai oleh Yahudi

1. Kepemimpinan Netanyahu dilengserkan (13/6)

Kronologi Bentrok Israel-Palestina saat Parade Kemenangan di YerusalemPerdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Sumber: twitter.com/netanyahu

Setelah 12 tahun berkuasa sebagai Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu akhirnya berhasil dilengserkan oleh pihak oposisi yang berkoalisi. Ini berdasarkan pemungutan suara vote of confidence pada Minggu (13/6/2021) oleh parlemen Israel.

Naftali Bennett beserta koalisinya berhasil menyingkirkan Netanyahu dengan perolehan suara sangat tipis, 60-59, seperti yang dilansir dari Al Jazeera.   

Bennet yang merupakan ketua dari Partai Ultranasionalis Israel secara resmi mulai memimpin Israel selama dua tahun ke depan. Dia baru akan menyerahkan kepemimpinan tahun ketiga dan keempatnya kepada Yair Lapid yang merupakan ketua dari pihak sentris.

Dengan dimulainya kekuasaan Naftali Bennet yang terkenal anti-Palestina, banyak pihak memprediksi akan ada konfrontasi baru yang menguat antara Palestina dan Israel.

2. Pemerintahan Israel yang baru mengizinkan parade kemenangan (14/6)

Kronologi Bentrok Israel-Palestina saat Parade Kemenangan di YerusalemPerdana Menteri Israel Naftali Bennett (Twitter.com/Naftali Bennett)

Tepat satu hari pascapelantikan perdana menteri dan pemerintahan yang baru, desakan kelompok ultranasionalis Israel mulai terdengar di parlemen. Perdana Menteri Naftali Bennet, yang merupakan seorang ultranasionalis pun akhirnya bersimpati dengan keinginan khusus dari golongannya. 

Dilaporkan Reuters, meskipun Bennet dan pemerintahannya mengetahui potensi gejolak serius, mereka tetap mengizinkan parade kemenangan itu dilaksanakan di Yerusalem pada Senin (14/6/2021). 

Awalnya masih belum dapat dipastikan apakah pemerintah Israel mengizinkan parade untuk dilaksanakan di Distrik Kota Tua dan kawasan muslim. Hal itu kemudian terjawab ketika parade dilaksanakan keesokan harinya. 

Baca Juga: Mengenal Yerusalem, Kota Suci yang Diperebutkan Israel dan Palestina

3. Warga Palestina dan rombongan ultranasionalis Israel bentrok di Kota Tua, Yerusalem (15/6)

Kronologi Bentrok Israel-Palestina saat Parade Kemenangan di YerusalemSuasana bentrok antara Warga Palestina melawan kelompok ultranasionalis Israel yang didukung Kepolisian Israel, pada 15 Juni 2021. twitter.com/SuhaAlharere

Saat berparade, kelompok ultranasionalis membawa bendera Bintang Daud sambil menyanyikan lagu kemenangan serta menghujat orang Arab. Mereka akhirnya harus beradu jotos dengan warga Palestina ketika memasuki Distrik Kota Tua.

Berdasarkan informasi Palang Merah Palestina, setidaknya 33 warga Palestina terluka dan 17 orang ditangkap Kepolisian Israel ketika mereka bentrok dengan rombongan kelompok ultranasionalis Israel pada Selasa (15/6/2021), seperti yang dilansir Jerusalem Post.

Kepolisian Israel sendiri menurunkan 2 ribu personel guna mengamankan parade kemenangan di Kota Tua yang memang rentan menjadi lokasi bentrokan. Polisi-polisi Israel terlihat berpihak dengan kelompok ultranasionalis dengan melindungi mereka yang memprovokasi. Sebagian polisi bahkan ikut membantu pihak ultranasionalis dengan bertindak kasar terhadap Warga Palestina.

Baca Juga: Naftali Bennet Jadi PM Israel, Palestina Pesimistis akan Perdamaian

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya