Kuba dan Haiti Memanas, Ini 3 Intervensi Militer AS di Amerika Latin

Muncul spekulasi kematian Presiden Haiti perintah dari AS

Jakarta, IDN Times - Intervensi politik dan militer Amerika Serikat di dunia bukanlah rahasia publik lagi, khususnya di Amerika Latin. Keterlibatan AS dalam gejolak internal negara-negara di Amerika Latin sebagian besar terjadi di tengah intensnya Perang Dingin karena kekhawatiran Washington 'memerahnya' negara tersebut dapat mengancam keamanan nasional AS.

Dikutip dari Reuters, Pemerintah Kuba pada hari Senin (12/7/2021), kembali menyalahkan musuh lamanya, yaitu Amerika Serikat, setelah negara mereka mengalami kerusuhan sipil terbesar dalam beberapa tahun terakhir yang dipercaya disebabkan oleh krisis ekonomi dan COVID-19. Permusuhan antara AS dan Kuba sendiri diawali ketika Pemerintah AS berusaha untuk menumbangkan Rezim Castro di tahun 1960an dimana Washington gagal menggulingkan Pemerintahan Sosialis Kuba yang masih berdiri hingga hari ini. 

Berikut adalah daftar negara-negara di Amerika Latin yang pernah merasakan intervensi Amerika Serikat.

1. Panama

Kuba dan Haiti Memanas, Ini 3 Intervensi Militer AS di Amerika LatinPrajurit AS sedang menjalankan Operasi Just Cause di Panama tahun 1989. twitter.com/QuintusCurtius

Panama telah lama berada di bawah pengaruh Amerika Serikat ketika Washington memutuskan untuk terlibat dalam pembangunan Kanal Panama di tahun 1904. Pasca penyelesaian kanal strategis di Benua Amerika tersebut, Negara Panama terus menjadi negara satelit yang AS dapat andalkan.

Meskipun begitu, memasuki masa-masa akhir Perang Dingin, Panama yang kala itu dipimpin oleh Jenderal Manuel Noriega mulai dicap tidak terkendali oleh CIA setelah dirinya semakin dekat dengan Uni Soviet dikarenakan keterlibatan signifikan AS dalam kebijakan politik dan internal Panama, seperti yang dilansir dari History. Khawatir Kanal Panama dapat jatuh ke tangan Soviet, Pemerintah AS mengizinkan Operasi Just Cause atau invasi militer ke Panama pada tahun 1989 dimana Washington berhasil melumpuhkan Pasukan Panama dan menangkap Jenderal Manuel Noriega.

Justifikasi yang digunakan Amerika Serikat ketika melancarkan invasi militer terhadap Panama adalah dengan menggunakan dalil keterlibatan Oriega dalam bisnis narkotika bersama Pablo Escobar dan tuduhan korupsi. Ironisnya di tahun 1974 jauh sebelum intervensi militer AS, Jenderal Manuel Oriega sempat direkrut oleh CIA sebagai bagian dari operasi rahasia AS untuk mengantisipasi perubahan rezim komunis dan anti-AS di Panama. 

Baca Juga: Istri Presiden Haiti Ungkap Detik-detik Penembakan hingga Moïse Tewas 

2. Grenada

Kuba dan Haiti Memanas, Ini 3 Intervensi Militer AS di Amerika LatinPasukan AS ketika sedang melaksanakan intervensi militer di Grenada pada tahun 1983. twitter.com/USArmy

Amerika Serikat terkenal sangat tidak mudah untuk menerima perubahan rezim di negara manapun yang tidak sejalan dengan kepentingannya. Salah satu penolakan AS itu pernah ditujukan kepada sebuah negara kecil di Karibia, yaitu Grenada, ketika Maurice Bishop berhasil melakukan revolusi berkat bantuan Kuba di tahun 1979. 

Dilaporkan TRT World, kedekatan yang dimiliki Grenada bersama negara-negara beraliran komunis, seperti Kuba dan Uni Soviet, membuat Pemerintah AS sangat khawatir negara kecil itu dapat berubah menjadi pangkalan Militer Soviet, terutama ketika Pekerja Grenada yang dibantu Kuba menyelesaikan bandar udara besar dan modern mereka. Presiden Reagan yang saat itu memimpin Amerika Serikat kemudian memberikan lampu hijau kepada Militer AS untuk melaksanakan Operasi Urgent Fury atau intervensi militer terhadap Grenada di tahun 1983.

Tanpa adanya perlawanan yang berarti, Grenada berhasil dikuasai Pasukan AS dalam beberapa hari saja. Washington kemudian memasang pemerintahan non-komunis dan loyal terhadap Amerika Serikat dimana pemerintahan tersebut lalu menjatuhkan hukuman mati terhadap Maurice Bishop.

3. Haiti

Kuba dan Haiti Memanas, Ini 3 Intervensi Militer AS di Amerika LatinPersenjataan, telepon genggam, paspor dan barang-barang lainnya diperlihatkan kepada media bersama dengan tersangka dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise, yang ditembak mati Rabu pagi di rumahnya, di Port-au-Prince, Haiti, Kamis (8/7/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Estailove St-Val)

Justifikasi intervensi militer yang dilakukan Amerika Serikat di Amerika Latin biasanya didasari adanya ancaman dari Uni Soviet. Namun, ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, ternyata Washington masih tidak segan terlibat secara militer terhadap negara-negara tetangganya di selatan. 

Dilansir dari TIME, Pemerintah Amerika Serikat melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB 940 melancarkan intervensi militer terhadap Haiti di tahun 1994 untuk menumbangkan pemerintahan junta militer yang sebelumnya tahun 1991 berhasil mengkudeta Presiden Haiti yang terpilih secara demokratis, Jean-Bertrand Aristide. Melalui Operasi Uphold Democracy, ribuan Prajurit AS bersama sekutunya berhasil menaklukkan seluruh perlawanan bersenjata dari Militer Haiti yang loyal terhadap pemerintahan junta. 

Keterlibatan AS saat itu sangat berdampak dalam kehidupan berdemokrasi di Haiti saat ini sebagaimana presiden mereka, Jovenel Moise, baru saja terbunuh oleh beberapa orang bersenjata yang menyerang kediaman pribadinya. Beberapa pihak di Haiti menginginkan AS untuk kembali mengirimkan pasukannya ke Haiti agar dapat memulihkan keadaan, tetapi tidak sedikit pihak yang berspekulasi bahwa kematian Presiden Moise merupakan perintah dari Amerika Serikat dikarenakan dua dari 28 orang penyerang berkewarganegaraan AS. 

 

Baca Juga: Dalang Pembunuh Presiden Haiti Moïse Tertangkap! Ternyata Ini Motifnya

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya