Lawan China, Taiwan Naikkan Anggaran Pertahanan hingga Rp124 Triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Taiwan sedang mempertimbangkan untuk menambah anggaran pertahanan tahunannya. Pada Kamis (16/9/2021), Kementerian Pertahanan Taiwan menyampaikan, mereka akan menaikkan anggaran pertahanan sebesar 8,7 miliar dolar AS (sekitar Rp124 triliun) selama lima tahun ke depan.
Adapun anggaran pertahanan 2022, yang akan disahkan oleh Parlemen Taiwan, senilai 17 miliar dolar AS (sekitar Rp242 triliun), sebagaimana diberitakan Reuters.
1. Ancaman Tiongkok atas Taiwan dinilai sangat serius
Penambahan anggaran belanja pertahanan bagi militer Taiwan bukan tanpa alasan. Otoritas pertahanan Taiwan menuturkan, kebijakan ini merupakan respons atas kampanye militer China yang semakin agresif.
"Komunis China terus meningkatkan anggaran pertahanan nasionalnya, kekuatan militernya telah berkembang dengan cepat, dan mereka sering mengirim pesawat dan kapal untuk menginvasi serta mengganggu laut dan udara kita," ujar Kementerian Pertahanan Taiwan.
"Dalam menghadapi ancaman serius dari musuh (China), kekuatan militer sebuah negara (Taiwan) harus secara aktif terlibat dalam pekerjaan dan persiapan pembangunan militer, dan sangat diperlukan mendapat peralatan yang bisa memproduksi massal persenjataan serta perlengkapan militer dalam jangka waktu yang pendek," tambah mereka.
Baca Juga: Indonesia Diminta Dukung Taiwan Jadi Anggota Penuh PBB
2. Digunakan untuk membeli rudal penjelajah dan kapal perang
Editor’s picks
Sebagai salah satu negara yang aktif mengembangkan alutsistanya, Taiwan memastikan jika seluruh persenjataan yang akan mereka beli dibuat secara domestik.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan Taiwan, Wang Shin-lung, yang menjamin seluruh alutsista akan berasal dari dalam negeri, meskipun keberadaan Amerika Serikat (AS) akan mendukung proses pengadaan serta transfer teknologi, seperti yang dilansir dari Al Jazeera.
Terkait daftar senjata yang akan mereka beli, Kemenhan Taiwan hanya membeberkan jenisnya, seperti rudal penjelajah dan kapal perang.
Saat ini, Taiwan sedang mengembangkan rudal domestik jarak jauh, kapal "pembunuh kapal induk" yang menggunakan teknologi siluman, serta rudal anti kapal.
Baca Juga: Taiwan Tuduh Tiongkok Ingin Meniru Taliban, Berkuasa Pakai Senjata
3. Tepat setelah disetujuinya Pakta AUKUS
Pertimbangan Taiwan meningkatkan anggaran pertahanan berkesinambungan pasca kesepakatan Pakta AUKUS. Pakta itu merupakan kerja sama yang dijalin antara AS, Inggris, dan Australia untuk mengawasi keamanan di kawasan Indo-Pasifik, sebagai respons atas ancaman serius yang ditunjukkan Beijing.
Pakta AUKUS nantinya akan menyediakan berbagai bentuk kerja sama antara negara partisipan dalam kecerdasan buatan, teknologi kuantum, dan keamanan bawah laut. Berkat kesepakatan ini pula Australia menjadi negara kedua selain Inggris yang menerima teknologi kapal selam bertenaga nuklir dari AS.
Bersatu menghadapi ekspansi yang ditunjukkan Negeri Panda di Laut China Selatan, berbagai negara di dunia mulai memperkokoh militer dan persekutuannya. Meskipun Taiwan tidak termasuk dalam Pakta AUKUS, namun kesepakatan itu menjadi momentum emas yang dapat digunakan untuk memperkuat militernya di hadapan agresi China.