Menguak Catatan Hitam Tiongkok: Peristiwa Berdarah Tiananmen

Peristiwa Tiananmen diakui dunia, namun disangkal Tiongkok

Jakarta, IDN Times - Sampai hari ini dunia terus mengingat tragedi berdarah di Republik Rakyat Tiongkok yang menyebabkan ribuan orang terbunuh di Lapangan Tiananmen pada tanggal 4 Juni 1989 karena melakukan sebuah demonstrasi. Aksi protes damai yang digalangkan mahasiswa dan buruh atas kekacauan ekonomi yang kala itu sedang menyelimuti Tiongkok, ternyata dijawab dengan timah panas oleh Pemerintah Tiongkok yang mengirimkan sekitar 250.000 prajuritnya masuk ke Kota Beijing, seperti yang dikutip dari History.com.

Kekhawatiran Partai Komunis Tiongkok atas dugaan pemberontakan besar-besaran di seluruh Wilayah Tiongkok sebagai akibat aksi demonstrasi di Tiananmen membuat mereka memilih jalur koersif demi mengembalikan kondisi keamanan dan ketertiban publik. Meskipun Pemerintah Tiongkok tidak pernah secara resmi mengakui adanya pembantaian berdarah di Lapangan Tiananmen, namun dunia dan para penyintas terus mengingat kekejian yang pernah dilakukan Militer Tiongkok atas perintah langsung Pimpinan Partai Komunis Tiongkok.

Berikut adalah penjelasan mengenai peristiwa Pembantaian Lapangan Tiananmen di Tiongkok yang mengguncang dunia. 

1. Kematian Hu Yaobang dan inflasi besar tahun 1988

Menguak Catatan Hitam Tiongkok: Peristiwa Berdarah TiananmenFoto Hu Yaobang yang terpampang dalam sebuah aksi demonstrasi di Lapangan Tiananmen tahun 1989. twitter.com/nathanattrill

Terdapat dua alasan utama mengapa mahasiswa dan buruh di Tiongkok melakukan unjuk rasa terhadap pemerintahannya. Alasan pertama disebabkan dengan kematian mantan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok, Hu Yaobang, yang merupakan salah satu tokoh petinggi Partai Komunis Tiongkok di mana dirinya berusaha melakukan reformasi politik dan ekonomi bagi Republik Rakyat Tiongkok agar bisa sedikit lebih liberal atau terbuka. Tetapi, dengan kematian Hu Yaobang pada 15 April 1989 dan pembatasan yang dilakukan Pemerintah Tiongkok untuk menghadiri pemakamannya menyebabkan amarah besar di kalangan pendukung reformasi mantan pemimpin mereka tersebut.

Alasan lain mengapa mahasiswa dan buruh memilih turun ke Tiananmen adalah untuk memprotes kebijakan Pemerintah Tiongkok yang dinilai lamban dalam menanggulangi krisis ekonomi serta inflasi besar pada 1988. Dikutip dari CNN, dengan menurunnya kesejahteraan para buruh dan kebebasan berpendapat yang sebelumnya digaungkan Hu Yaobang, akhirnya pihak demonstran mendesak Beijing untuk segera memulihkan keadaan ekonomi dan menerapkan tujuh tuntutan demonstran.

Baca Juga: Diperkirakan 10.000 Orang Tewas di Pembantaian Tiananmen, Tiongkok

2. Kedatangan Gorbachev menarik perhatian media internasional ke Beijing

Menguak Catatan Hitam Tiongkok: Peristiwa Berdarah TiananmenPertemuan Pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, dan Deng Xiaoping di Kota Beijing pada tahun 1989. twitter.com/prchovanec

Pihak demonstran yang mengetahui rencana kedatangan Pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, ke Kota Beijing pada 15 Mei 1989 mencari kesempatan untuk mendapat perhatian dari media internasional yang datang guna meliput Gorbachev. Kehadiran Gorbachev di Tiongkok sendiri menjadi salah satu peristiwa unik karena setelah lebih 30 tahun para Pemimpin Soviet absen ke RRT, Gorbachev tercatat dalam sejarah menjadi yang pertama dan terakhir. 

Datangnya media internasional, seperti TIME, BBC, dan CNN, di Tiongkok pada saat itu digunakan demonstran untuk menunjukkan kepada dunia serta komunitas internasional suasana proses menuju demokrasi yang sedang berlangsung di Lapangan Tiananmen, seperti yang dilaporkan TIME. Media internasional juga ikut menolong demonstran mengantisipasi aksi represif dari Militer Tiongkok yang berjaga di lokasi untuk beberapa saat sebelum akhirnya Partai Komunis Tiongkok memberikan perintah.  

3. Lebih dari satu juta demonstran berkumpul di Lapangan Tiananmen

Menguak Catatan Hitam Tiongkok: Peristiwa Berdarah TiananmenSuasana aksi unjuk rasa di Lapangan Tiananmen, Beijing, pada tahun 1989. twitter.com/JackPosobiec

Aksi unjuk rasa di Lapangan Tiananmen, Beijing, di tahun 1989 merupakan salah satu demonstrasi terbesar yang pernah terjadi di Tiongkok di bawah kepemimpinanPartai Komunis Tiongkok. Dikutip dari CNN, setidaknya satu juta orang berkumpul di Lapangan Tiananmen dengan harapan dapat mendesak Pemerintah Tiongkok menerima tuntutan mereka. 

Pada awalnya, hanya terdapat seratus mahasiswa dan buruh yang melaksanakan unjuk rasa di Tiananmen. Namun, situasi berubah drastis ketika Polisi Tiongkok melakukan tindakan represif terhadap para demonstran yang menyebabkan ribuan hingga ratusan ribu simpatisan unjuk rasa turun ke jalan. Beberapa aktor, aktris, anggota pemerintah, dan penyanyi, juga ikut meramaikan demonstrasi dan pengaruh mereka sukses menarik banyak Warga Tiongkok guna menyokong aksi protes damai di Lapangan Tiananmen. 

4. Ribuan orang terbunuh di tempat

Menguak Catatan Hitam Tiongkok: Peristiwa Berdarah TiananmenKorban berjatuhan selama proses pembantaian yang dilakukan Militer Tiongkok di Lapangan Tiananmen, pada tanggal 4 Juni 1989. twitter.com/Elizrael

Khawatir proses demonstrasi dapat berubah menjadi pemberontakan bersenjata di seluruh penjuru negeri, Partai Komunis Tiongkok mengizinkan Pasukan Tiongkok untuk menghentikan unjuk rasa di Tiananmen dengan segala cara, termasuk menembak demonstran dengan peluru tajam. Pada 4 Juni 1989, tepat pukul satu pagi waktu setempat, seluruh Prajurit Tiongkok diperintahkan untuk menembak setiap anggota demonstran yang tidak mau mundur dari Lapangan Tiananmen, seperti yang dilaporkan CNN

Dalam kurun waktu empat jam, Militer Tiongkok berhasil mengambil alih Lapangan Tiananmen dari tangan demonstran dimana sebelumnya mereka sudah berusaha membarikade lokasi tersebut. Melibatkan kendaraan lapis baja, tank, dan senjata otomatis, Pasukan Tiongkok membantai setidaknya 10.000 warga sipil. Tetapi, angka tersebut tidak diakui Pemerintah Tiongkok karena perhitungan mereka menyebutkan hanya terdapat 200-300 orang saja yang terbunuh di Lapangan Tiananmen. 

5. Partai Komunis Tiongkok cap Demonstrasi 1989 sebagai aksi "kontra-revolusi"

Menguak Catatan Hitam Tiongkok: Peristiwa Berdarah Tiananmenilustrasi peringatan Tiananmen di Taiwan (ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song)

Justifikasi yang diberikan Partai Komunis Tiongkok ketika mengizinkan pihak militer untuk menembak di Lapangan Tiananmen adalah tuduhan plot kontra-revolusi yang tengah dilaksanakan mahasiswa. Sebagai pemegang kekuasaan revolusioner pasca kemenangan Perang Saudara Tiongkok tahun 1949, seperti partai komunis dalam sebuah revolusi pada umumnya pasti akan mencap segala bentuk protes sebagai aksi "kontra-revolusi" yang harus ditumpas. 

Menanggapi keinginan demokrasi atau Tiongkok yang semakin terbuka dengan dunia luar, Partai Komunis Tiongkok mencap pemikiran ini sebagai pemikiran radikal yang mencoba untuk menggulingkan pemerintahan revolusionernya, dilansir dari Reuters. Tetapi setelah aksi unjuk rasa di Lapangan Tiananmen berhasil ditumpas, Pemerintah Tiongkok mengubah label "kontra-revolusi" yang melekat dengan aksi Demonstrasi 1989 menjadi "gangguan politik" di dalam sejarah Republik Rakyat Tiongkok. 

 

Baca Juga: Jelang Peringatan Tiananmen, Taiwan Desak Tiongkok Minta Maaf

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya