Mengukur Kekuatan Nuklir Tiongkok yang Mulai Bikin AS Kebat-Kebit

Penambahan alutsistanya sedikit tapi cukup membuat perbedaan

Jakarta, IDN Times - Kemampuan senjata nuklir Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sering dilupakan karena semua mata tertuju pada kekuatan Rusia dan Amerika Serikat, yang mulai bergelut sejak Perang Dingin dan hampir memusnahkan umat manusia.

Perkembangan uji coba senjata nuklir Tiongkok sempat tersendat pada 1954, ketika terjadi krisis hubungan antara Beijing dan Moskow. RRT baru sukses menguji coba senjata nuklir pertamanya pada 1964. Sejak saat itu, mereka mulai secara bertahap meningkatkan hulu ledak nuklirnya. 

Walaupun jumlah hulu ledak nuklir Tiongkok jauh lebih sedikit ketimbang AS dan Rusia, namun pada Senin (27/7/2021), Pentagon dan Kongres AS menyatakan kekhawatirannya, seperti dilaporkan Reuters. Keresahan AS muncul atas 110 silo peluncur nuklir Tiongkok yang dibangun di wilayah Xinjiang.

AS yang biasanya terfokus dengan kemampuan nuklir musuh bebuyutannya, Rusia, sekarang terlihat mulai sangat was-was dengan penambahan silo peluncur milik Tiongkok, meskipun belum diketahui pasti apakah Tiongkok juga memperbanyak hulu ledak nuklir mereka.

Berikut adalah fakta-fakta menarik mengenai kekuatan nuklir yang dimiliki Republik Rakyat Tiongkok. 

Baca Juga: Makin Mesra, Ini 3 Alutsista Terbaik Pasokan Rusia ke Militer Myanmar

1. Memiliki sekitar 320 hulu ledak nuklir

Mengukur Kekuatan Nuklir Tiongkok yang Mulai Bikin AS Kebat-KebitIlustrasi senjata nuklir (Pixabay.com/StockSnap)

Apabila kita berusaha mencari jumlah sebenarnya dari hulu ledak yang dimiliki negara-negara pengguna senjata nuklir, hal itu tidak akan pernah berhasil. Kerahasiaan tingkat tinggi yang dipegang setiap negara pengguna senjata nuklir, menyebabkan data yang tersebar di dunia sekarang hanya merupakan sebuah estimasi.

Dilaporkan Arms Control Association, Republik Rakyat Tiongkok per 2020 diestimasikan memiliki sekitar 320 hulu ledak nuklir yang siap diluncurkan. Jumlah ini tentunya jauh berbeda dari 5.800 hulu ledak nuklir yang dimiliki AS dan 6.375 hulu ledak nuklir milik Federasi Rusia. 

Meskipun terlihat kecil apabila dibandingkan dengan AS dan Rusia, tetapi jumlah itu merupakan jumlah hulu ledak nuklir terbesar di Benua Asia, mengalahkan Pakistan, India, hingga Korea Utara.

Sampai hari ini tidak diketahui pasti seberapa kuat daya ledak yang dimiliki setiap hulu ledak nuklir Tiongkok. Ini ikut berlaku ke seluruh negara pemilik senjata nuklir, terkecuali adanya informasi resmi yang memang dengan sengaja diumumkan pemerintah ataupun dibocorkan oleh pihak-pihak tertentu. 

2. Rudal ICBM Dongfeng-41 generasi terbaru siap bertugas

Mengukur Kekuatan Nuklir Tiongkok yang Mulai Bikin AS Kebat-KebitRudal Balistik Antar-Benua DF-41 milik Republik Rakyat Tiongkok. twitter.com/SuperPowerChina

Jika dulu Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom menggunakan pesawat pembom B-29, lain ceritanya dengan kehadiran alutsista modern saat ini. Dengan keandalan rudal jarak jauh hingga rudal balistik antar-benua, peluncuran nuklir tidak perlu lagi membutuhkan pangkalan udara yang dekat dengan negara musuh.

Itulah mengapa negara-negara pemilik senjata nuklir lebih memilih mengimplementasikan Inter-Continental Balistic Missile(ICBM) atau rudal balistik antar-benua sebagai pengirim hulu ledak nuklir utama mereka. 

Tidak jauh berbeda dengan AS dan Rusia, Tiongkok mulai mengembangkan rudal jarak pendek, menengah, jauh, hingga ICBM sejak 2018. Mereka semakin pede setelah berhasil menguji coba hulu ledak nuklir sendiri. Mereka telah mengoperasikan rudal ICBM terjauh mereka, yaitu Dongfeng (DF)-41, seperti yang dilansir CSIS.

DF-41 dipercaya dapat menempuh hingga jarak 12.000 hingga 15.000 km. Itu berarti daratan Amerika Serikat sudah dapat dijangkau oleh rudal ICBM tersebut dalam kurun waktu 30 menit. 

DF-41 bisa dipersenjatai satu hulu ledak nuklir dengan daya ledak 1 juta ton, atau 10 hulu ledak nuklir versi Multiple Independently Targetable Reentry Vehicle (MIRV) dengan daya ledak 20-150 kilo ton.

Meski memiliki segala kehebatan itu, belum dapat dipastikan apakah semua semua hulu ledak Tiongkok akan diluncurkan rudal DF-41. Sebab, militer Tiongkok tampaknya masih menggunakan beberapa jenis rudal ICBM hingga rudal jarak jauh tipe lainnya.

3. Lebih digunakan sebagai "pertahanan diri"

Mengukur Kekuatan Nuklir Tiongkok yang Mulai Bikin AS Kebat-KebitRudal balistik DF-5B dengan kemampuan MIRV. twitter.com/vikrantkumar

Kepemilikan senjata nuklir merupakan tanggung jawab serius yang harus dipikul negara di dunia, tidak terkecuali Tiongkok. Memiliki 320 hulu ledak nuklir, menempatkan Negara Tirai Bambu di posisi ketiga sebagai negara di dunia dengan hulu ledak nuklir terbanyak. 

Melansir dari Nuclear Threat Initiative, Beijing menegaskan bahwa mereka mengutamakan senjata nuklir sebagai alutsista pertahanan diri. Mereka mengaku tidak akan menjadi negara pertama yang akan meluncurkan nuklir atau yang sering dikenal sebagai No First Use (NFU) Policy. Doktrin yang diimplementasikan Tiongkok tersebut sayangnya tidak digunakan AS dan Rusia karena kekhawatiran mereka masing-masing. 

Tiongkok juga sudah berkali-kali menjelaskan kepemilikannya akan hulu ledak nuklir memiliki tujuan defensif demi mengantisipasi "serangan pencegahan" dari negara-negara yang tidak sejalan dengan kepentingannya. 

Baca Juga: Tiongkok-AS Belum Sepakat Soal Perjanjian Dagang 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya