Menlu Retno Minta Diaspora Bantu Pemulihan Ekonomi Indonesia 

Indonesia tengah menata kembali ekonomi di tengah pandemik

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengakui kondisi terkini dunia di tengah pandemik COVID-19 memang sangat tidak baik-baik saja. Tingginya kasus positif dalam skala global, ditambah maraknya ketimpangan dalam pelaksanaan vaksin menjadi salah satu alasan mengapa belum ada yang dapat memprediksi kapan dunia akan terlepas dari COVID-19.

Menlu Retno menyebut kondisi ini juga berlaku di Indonesia yang tengah berjuang melawan penyebaran COVID-19 dengan melakukan pembatasan kegiatan masyarakat melalui PPKM dan pelaksanaan vaksinasi. Sedangkan untuk kegiatan diplomasi Indonesia, Menlu Retno menegaskan Indonesia akan terus berusaha keras mengamankan stok vaksin yang saat ini mulai menipis dan tidak berhenti menyuarakan agar akses terhadap vaksin dapat setara di mana pun lokasi negara tersebut berada. 

Selain membicarakan tentang situasi COVID-19 dan vaksin, salah satu hal penting yang disampaikan Menlu Retno saat berpidato dalam acara Congress of Indonesian Diaspora ke-6 pada Sabtu (14/8/2021), yakni mengenai peran diaspora dalam pemulihan ekonomi Indonesia. 

1. Kontribusi diaspora Indonesia dalam pemulihan ekonomi

Menlu Retno Minta Diaspora Bantu Pemulihan Ekonomi Indonesia Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dalam acara Congress of Indonesian Diaspora ke-6, pada 14 Agustus 2021 (Dok. IDN Times)

Dalam kesempatan itu, Menlu Retno menyampaikan pesan khusus yang ditujukan untuk diaspora Indonesia. Apabila melihat ekonomi Indonesia sekarang yang sedang berusaha pulih, Retno merasa ini menjadi kesempatan emas bagi diaspora Indonesia untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia dengan terlibat lebih jauh.

Menteri luar negeri lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menjabarkan ada banyak cara agar diaspora Indonesia dapat berkontribusi.

"Dengan cara membuka, memperluas jangkauan ekspor produk Indonesia, dan khususnya perhatian kita berikan kepada UMKM kita," ujar Retno.

Retno juga menambahkan, selain memperluas jangkuan ekspor, diaspora Indonesia juga diajak untuk berinvestasi di Indonesia dan mempromosikan peluang-peluang investasi di Indonesia.  

Kesempatan yang terbuka lebar ini akan menjadi batu pijakan kedua belah pihak untuk mempererat hubungan antara Pemerintah Indonesia dan diaspora Indonesia agar dapat terus saling mendukung satu sama lainnya. 

Baca Juga: Ini Daftar Biaya Tes PCR di Bandara Seluruh Dunia, Jepang Paling Mahal

2. Pandemik membangun solidaritas diaspora dan persatuan bangsa

Menlu Retno Minta Diaspora Bantu Pemulihan Ekonomi Indonesia Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dalam acara Congress of Indonesian Diaspora ke-6, pada 14 Agustus 2021 (Dok. IDN Times)

Pelajaran penting pertama yang disampaikan Retno dalam CED ke-6 adalah membangun solidaritas dan persatuan bangsa dalam menghadapi pandemik. Retno menjelaskan pemerintah tidak dapat menghadapi pandemik sendirian, maka dari itu sangat diperlukan sebuah kerja sama antar segala kalangan, termasuk diaspora indonesia.

Menurut Menlu Retno, bersama perwakilan luar negeri Indonesia di seluruh dunia, diaspora asal Indonesia menunjukkan solidaritas yang kuat dengan membantu Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdampak pandemik di luar negeri.

"Hingga saat ini lebih dari 230.000 WNI telah kembali ke Indonesia dan lebih dari 750.000 sembako telah dibagikan ke WNI di seluruh kawasan," ujar Retno pada acara CED ke-6, hari ini. 

Retno berharap solidaritas dan kerja sama antara Pemerintah Indonesia bersama diaspora akan dapat selalu diperkuat.

3. Membangun kemandirian bangsa di tengah pandemik

Menlu Retno Minta Diaspora Bantu Pemulihan Ekonomi Indonesia Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dalam acara Congress of Indonesian Diaspora ke-6, pada 14 Agustus 2021 (Dok. IDN Times)

Pelajaran kedua yang disampaikan Retno adalah membangun kemandirian bangsa, secara khusus health security.

"Sebagai negara besar, memiliki penduduk besar, tidak mungkin Indonesia bergantung terus kepada negara lain," katanya.

Saat ini Indonesia baru mampu memproduksi vaksin polio, namun Retno sangat sangat berharap kedepannya industri farmasi di Indonesia sudah dapat memproduksi vaksin COVID-19 secara mandiri. 

Di saat seperti inilah menurut Retno dibutuhkan kontribusi dari masyarakat Indonesia maupun diaspora Indonesia. Retno juga menyampaikan bahwa sampai saat ini sudah banyak diaspora Indonesia di luar negeri yang telah membantu Indonesia dalam mengatasi pandemik dan membangun ketahanan kesehatan yang sangat diperlukan Indonesia. 

Kondisi ini menjadi pelajaran penting menurut Retno, karena potensi-potensi besar yang telah ditunjukkan harus disatukan agar untuk ke depannya Indonesia bisa dapat lebih mandiri.

Baca Juga: Cerita Menlu Retno soal Perjuangan Indonesia Dapat Vaksin COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya