Pidato Lengkap Kunjungan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke Singapura

Harris juga meresmikan kantor CDC cabang Asia Tenggara

Jakarta, IDN Times - Kunjungan resmi Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, ke Singapura dan Vietnam dalam beberapa hari terakhir meninggalkan banyak momen penting, demikian terungkap dalam pidato yang ia sampaikan. 

Banyak hal yang Harris sampaikan, mulai dari ancaman ekspansi China di Laut China Selatan, kemitraan strategis AS dengan Asia Tenggara, hingga dinamika terkini di Afghanistan. 

Berikut IDN Times sajikan pidato lengkap Kamala Harris di Gardenys Bay the by, Singapura pada Selasa (24/8/2021). 

1. Isi pidato Harris tentang kawasan Indo-Pasifik di Singapura

Pidato Lengkap Kunjungan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke SingapuraKamala Harris, Wakil Presiden Perempuan Pertama Amerika Serikat (whitehouse.gov)

Selamat pagi semuanya. Hal yang menyenangkan dan suatu kehormatan dapat berada bersama Anda pada hari ini di sini, di Singapura.

Duta besar, Anda mengakhiri pidato Anda dengan hal itu dan pidato saya akan dimulai dengan berbicara tentang Afghanistan, karena saya sepenuhnya sadar bahwa sewaktu saya berdiri di sini, banyak mata di seluruh dunia yang tertuju pada Afghanistan. Jadi saya akan berbicara tentang hal itu.

Anda semua tahu kami berada dalam perang di Afghanistan selama 20 tahun. Banyak anggota militer kami mengorbankan nyawa mereka di Afghanistan, sebagaimana banyak juga dari para sekutu dan mitra kami.

Beberapa bulan yang lalu, Presiden Joe Biden membuat keputusan berani dan tepat untuk mengakhiri perang ini karena kami telah mencapai tujuan yang kami ingin lakukan di sana.

Selama beberapa minggu terakhir ini, Amerika Serikat telah memfokuskan diri untuk mengevakuasi secara aman warga negara Amerika, para mitra internasional, warga Afghanistan yang bekerja bahu-membahu bersama kami, serta warga Afghanistan yang berada dalam risiko.

Kami memberi perhatian sepenuhnya pada tugas yang ada di tangan. Kami sangat bersyukur atas para pria dan wanita berseragam kami, serta para staf kedutaan yang berada di lapangan yang memungkinkan berjalannya evakuasi bersejarah ini di tengah situasi yang sulit dan berbahaya. 

Kami berterima kasih kepada para mitra internasional kami karena telah berdiri bersama kami dan bekerja bersama kami untuk menghadapi tantangan ini, termasuk Singapura.

Pada saat yang sama, sangat penting bahwa sewaktu kami menangani perkembangan di suatu kawasan, kami terus memajukan kepentingan-kepentingan kami di kawasan lainnya, termasuk kawasan ini (Asia Tenggara).

Dan itu membawa saya pada alasan mengapa saya berada di sini pada hari ini, di Singapura. Sebagaimana saya telah mengatakannya berkali-kali selama beberapa bulan terakhir ini, faktanya adalah bahwa saya percaya dunia kita sedang memasuki era baru, sebuah era dengan tantangan-tantangan baru, seperti keamanan siber, sebuah era dengan peluang-peluang baru, seperti energi bersih.

Faktanya adalah, dunia kita semakin saling terkait dan saling bergantung. Oleh karena itu, untuk menyambut era baru ini, bangsa-bangsa harus bersedia menghadapi tantangan dan menciptakan peluang bersama-sama. 

Itulah sebabnya, kemitraan kami di Singapura, Asia Tengggara, dan seluruh Indo-Pasifik merupakan prioritas tertinggi bagi Amerika Serikat.

Amerika Serikat bangga menjadi bagian dari Indo-Pasifik. Kawasan ini sangat penting bagi keamanan dan kemakmuran bangsa kami.

Pertimbangkanlah, beberapa dari sekutu terdekat dan mitra terkuat kami ada di sini. Ekspor kami ke kawasan ini mendukung 4 juta lapangan kerja di Amerika. Dan pada tahun 2019, Amerika Serikat menyelenggarakan perdagangan dua arah hampir senilai 2 triliun dolar di kawasan ini. Semuanya menggarisbawahi hubungan Amerika dengan Indo-Pasifik.

Di kawasan ini, kami telah lama menaruh visi akan perdamaian dan stabilitas, kebebasan di laut, perdagangan tanpa rintangan, memajukan hak asasi manusia, komitmen terhadap tatanan internasional yang berdasarkan aturan, serta kesadaran bahwa kepentingan kita bersama tidak bersifat keuntungan sepihak.

Sekarang, saat kita menghadapi ancaman terhadap tatanan tersebut, saya berada di sini untuk menegaskan kembali komitmen kami terhadap visi itu, memperkuatnya dan memastikannya untuk mengatasi tantangan saat ini dan hari esok.

Untuk melakukan itu, kami akan menginvestasikan waktu dan tenaga kami untuk membentengi kemitraan kunci kami termasuk dengan Singapura dan Vietnam. Kemitraan kami akan didasarkan pada kejujuran, keterbukaan, inklusivitas, kepentingan bersama, serta keuntungan bersama.

Amerika Serikat akan mengupayakan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka yang mempromosikan kepentingan kami dan kepentingan para sekutu dan mitra kami.

Selain untuk memperdalam hubungan bilateral yang erat, kami juga akan bekerja secara multilateral, melalui lembaga-lembaga yang telah berdiri sejak lama, seperti ASEAN, yang masih tetap menjadi pusat arsitektur kawasan ini.

Kami juga akan bekerja sama dengan kelompok-kelompok baru yang berorientasi pada hasil, seperti Quad dan US-Mekong Partnership (Kemitraan AS-Mekong).

Dan kami akan senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai kami serta mendukung mereka yang mencari masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

Saya percaya bahwa ketika sejarah abad ke-21 dituliskan, banyak darinya akan berpusat di sini, di Indo-Pasifik.

Niat kami adalah memperkuat kemitraan kami serta mempertegas visi kita bersama sehingga Amerika Serikat, bersama para mitra kami, dapat terus bersama membentuk sejarah itu.

Dalam melakukan itu, tidak boleh ada keraguan. Kami memiliki kepentingan abadi di kawasan ini, dan kami juga memiliki komitmen abadi. Komitmen tersebut, tentu saja meliputi, keamanan.

Kemarin, saya mengunjungi Pangkalan Angkatan Laut Changi. Kapal Angkatan Laut AS, USS Tusla, sekarang sedang berlabuh di sana, sebuah simbol kemitraan keamanan yang mendalam dan abadi antara bangsa kita, sebuah pernyataan komitmen keamanan Amerika terhadap kawasan ini.

Visi kami meliputi kebebasan navigasi yang sangat penting bagi kita semua. Mata pencaharian jutaan orang bergantung pada miliaran dolar dalam perdagangan yang melintas melalui jalur-jalur laut ini setiap hari.

Sementara, di Laut China Selatan, kita tahu bahwa Beijing terus memaksa, mengintimidasi, dan terus menyatakan klaimnya terhadap sebagian besar Laut China Selatan. Klaim-klaim tidak berdasarkan hukum ini telah ditolak melalui putusan Mahkamah Arbitrase 2016. Tindakan Beijing terus merusak tatanan berdasarkan aturan serta mengancam kedaulatan bangsa-bangsa.

Amerika Serikat berdiri bersama para sekutu dan mitra dalam menghadapi ancaman-ancaman ini. Dan saya harus jelas dalam hal ini, keterlibatan kami di Asia Tenggara dan Indo-Pasifik tidak menentang negara mana pun, tidak juga dirancang untuk membuat siapa pun memilih di antara negara-negara.

Melainkan, keterlibatan kami adalah berkenaan dengan memajukan sebuah visi optimistis yang kami miliki untuk partisipasi serta kemitraan kami di kawasan ini. Dan visi ekonomi kami adalah bagian yang sangat penting dari hal tersebut.

Ekonomi Amerika Serikat tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhannya selama hampir 40 tahun. Upah meningkat. Lapangan kerja meningkat. Permintaan barang meningkat. Dan kami percaya bahwa pertumbuhan kami tidak akan berhenti di “tepian air”, agar itu juga bisa menguntungkan para mitra kami.

Perekonomian kami berbagi andil begitu banyak di Asia Tenggara, mulai dari rantai pasokan hingga arus perdagangan dua arah yang stabil. Secara kolektif, bangsa-bangsa Asia Tenggara mewakili pasar ekspor terbesar keempat negara kami, pasar yang hidup dan dinamis yang segera akan menempati peringkat di antara pasar-pasar terbesar di dunia.

Hubungan perdagangan kami di Asia Tenggara mendukung lebih dari 600 ribu lapangan kerja di Amerika. Dan sekarang, dengan pandangan yang tertuju ke masa depan, kami memperkuat keterlibatan ekonomi kami.

Faktanya, hari ini, saya bangga untuk mengumumkan bahwa Amerika Serikat menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah APEC 2023. Melalui APEC, atau Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik, Amerika Serikat telah lama bekerja sama dengan mitra-mitra kami di Asia dan Amerika Latin untuk membangun kawasan yang saling terhubung, yang memajukan kemakmuran ekonomi kolektif kita.

Bagian yang sangat penting dari agenda kami juga terkait dengan mengatasi krisis iklim. Visi kami termasuk berinvestasi untuk masa depan energi bersih serta membangun masyarakat yang tangguh.

Hubungan antara Amerika Serikat dan Singapura, serta kemitraan iklimnya yang kami umumkan kemarin, akan berfokus pada keuangan berkelanjutan sebagai salah satu contoh dari pekerjaan di mana kami berkomitmen untuk melakukannya bersama.

Bangsa-bangsa Asia Tenggara juga sangat mengetahui dampak dari krisis iklim, meningkatnya permukaan laut, angin topan, dan banjir. Bencana-bencana ini telah merenggut nyawa dan mata pencaharian manusia. Dan krisis dari menjadi jauh lebih mendesak. Saya yakin banyak dari Anda membaca dan menyaksikan laporan baru-baru ini dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Di dunia kita yang saling terhubung, masalah ini berpengaruh bagi kita semua, dan itu membutuhkan visi bersama, serta membutuhkan tindakan bersama.

Tentu saja, ada masalah lain yang benar-benar tidak mengenal batas, yaitu pandemi. Ketika Presiden Joe Biden dan saya mulai menjabat, kami bertekad tidak hanya untuk memvaksinasi bangsa kami sendiri, tetapi menjadi gudang vaksin yang aman dan efektif bagi seluruh dunia kita.

Saat ini, 110 juta dosis telah kami kirimkan ke seluruh dunia, kami telah mengirimkan lebih dari 23 juta darinya ke Asia Tenggara. Dan penting untuk dicatat bahwa ini adalah donasi, cuma-cuma, tanpa ada embel-embel syarat, karena bagi kami ini adalah tentang menyelamatkan nyawa dan tentu saja itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan.

Ke depan, visi kami adalah dunia di mana keamanan kesehatan global diperkuat dan di mana kita dapat mendeteksi dan memberantas virus-virus baru secara lebih dini. Dan kami sedang mengambil langkah-langkah untuk menjadikan masa depan tersebut sebagai kenyataan.

Dalam semangat yang sama, saya ingin menegaskan kembali bahwa kami akan terus memimpin dengan nilai-nilai kami. Dan itu berarti menghormati hak-hak asasi manusia di dalam negeri dan di luar negeri.

Untuk itu, saya harus mengatakan sepatah kata mengenai Burma. Amerika Serikat tetap sangat khawatir oleh kudeta militer di Burma. Kami mengutuk kampanye penindasan dengan kekerasan. Dan kami berkomitmen untuk mendukung orang-orang di sana yang berusaha mengembalikan negara mereka ke jalur demokrasi. Kami berharap bangsa-bangsa di Indo-Pasifik akan bergabung bersama kami dalam upaya itu.

Bertahun-tahun yang akan datang, saya harap kita semua dapat melihat ke belakang pada momen ini dan berkata, ini adalah saatnya ketika kawasan kita bergabung bersama untuk merealisasikan masa depan yang lebih baik, ketika kita mengambil tindakan untuk memperbaiki kehidupan semua orang.

Bertahun-tahun yang akan datang, saya berharap bahwa kita akan dapat menunjuk pada kemitraan kita antara Amerika Serikat dan Singapura, antara Amerika Serikat dan Asia Tenggara, serta seluruh Indo-Pasifik, sebagai kemitraan yang membuat visi bersama tentang masa depan ini menjadi mungkin.

Terima kasih semuanya. Terima kasih. 

Baca Juga: Keberangkatan Kamala Harris ke Vietnam Molor Gegara Ini

2. Agenda utama Harris di Asia Tenggara

Pidato Lengkap Kunjungan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke SingapuraWakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris tiba di Singapura, Minggu (22/8/2021). Kamala Harris tengah melakukan serangkaian kunjungan ke negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Singapura dan Vietnam (ANTARA FOTO/Reuters-Evelyn Hockstein)

Kedatangan Harris ke Asia Tenggara, yang diwakili Singapura dan Vietnam, ternyata memiliki tujuan simbolik yang diarahkan ke salah satu negara, yaitu China. Gesekan kepentingan Washington-Beijing di Kawasan Asia-Pasifik membuat Gedung Putih terus memupuk persahabatan dengan setiap negara yang mereka anggap penting. 

Dikutip dari The New York Times, kehadiran Wakil Presiden AS di Asia Tenggara beserta pernyataannya yang jelas mendeskreditkan Republik Rakyat China merupakan respons serius atas sikap asertif yang ditunjukkan Beijing selama ini.

Wilayah Asia-Pasifik, secara khusus Asia Tenggara, tengah mengalami perang semu di Laut China Selatan melawan klaim China, berubah menjadi sebuah kesempatan besar bagi Amerika Serikat agar dapat menjadi mitra yang terpercaya di mata ASEAN. 

Baik secara koersif maupun diplomatik, keberadaan AS di Asia Tenggara akan menjadi ujian tersulit China meraih dominasi kuat di antara negara-negara di kawasan tersebut.  

Baca Juga: Kamala Harris Tuding China Gunakan Intimidasi

3. Peresmian Kantor CDC di Vietnam

Pidato Lengkap Kunjungan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke SingapuraIlustrasi kantor CDC di Amerika Serikat (www.pbs.org)

Setibanya di Vietnam, Harris memberikan kado istimewa bagi kawasan. Washington menunjuk Vietnam sebagai lokasi kantor Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS cabang Asia Tenggara. 

Kantor tersebut akan digunakan AS serta ASEAN untuk lebih mempersiapkan Asia Tenggara dalam menghadapi pandemi di masa yang akan datang.

Tidak hanya itu, AS juga berjanji memberikan bantuan dana kepada ASEAN sebesar 500 ribu dolar AS (setara Rp7 miliar). Bantuan itu nantinya dapat digunakan ASEAN untuk membeli lebih banyak vaksin guna mengendalikan pandemik COVID-19.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya