Kelompok Separatis Kamerun Culik 79 Pelajar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamerun, IDN Times - Kelompok separatis Kamerun melakukan aksi penculikan di sekolah asrama di wilayah Barat Laut Kamerun, Senin (5/11) pagi. Total ada 81 orang yang diculik. 78 orang di antaranya merupakan pelajar sementara tiga lainnya adalah orang dewasa termasuk sang kepala sekolah.
1. Para penculik itu diketahui tidak menginginkan tebusan. Mereka ingin sekolah di kawasan itu ditutup
Dilansir BBC, moderator Gereja Presbyterian di Kamerun, Pendeta Fonki Samuel Forba mengaku telah berbicara dengan para penculik. Para penculik itu tidak menginginkan tebusan. Melainkan menutup sekolah-sekolah yang ada karena mereka menilai sistem sekolah Kamerun menekan sistem bahasa Inggris yang diwariskan oleh wilayah Barat Laut dan Barat Daya.
2. Selama ini, para militan menuntut kemerdekaan masyarakat Kamerun yang berada di wilayah bekas koloni Inggris
Gubernur Wilayah Barat Laut, Adolphe Lele L'Afrique menyebutkan para militan menjadi dalang kasus penculikan ini. Selama ini, wilayah Barat Laut dan Barat Daya Kamerun memang dilanda pemberontakan separatis.
Editor’s picks
Para kelompok separatis ini menginginkan penciptaan Republik Ambazonia. Selama ini mereka menembak mati pasukan tentara dan polisi, memboikot dan membakar sekolah-sekolah dan menyerang simbol-simbol tekait Kamerun.
3. Pertengahan Oktober lalu, sejumlah pelajar juga diculik di daerah itu
Kasus ini bukan kali pertama terjadi. Pada 19 Oktober lalu, lima siswa SMA Atiela diculik orang-orang bersenjata. Hingga saat ini keberadaan mereka masih belum diketahui.
Untuk diketahui, kelompok separatis ini mayoritas diisi oleh penduduk Kamerun yang berbahasa Inggris. Menurut sejarah, Kamerun merupakan koloni Jerman yang terbagi antara Inggris dan Perancis setelah perang dunia pertama.
Koloni Perancis memperoleh kemerdekaan pada tahun 1960 menjadi Kamerun dan tahun berikutnya Southern Cameroons yang dikuasai Inggris menyatu dengan Koloni Prancis. Kondisi ini menimbulkan adanya pembagian wilayah Barat Laut dan Barat Daya.
Karena adanya diskriminasi yang dilakukan masyarakat koloni Perancis, akhirnya kelompok separatis ini muncul dan menginginkan adanya kemerdekaan di dua wilayah eks Koloni Inggris khususnya untuk warga Kamerun yang berbahasa Inggris.
Baca Juga: Penculik Anak di Jalan Pulau Saelus Diancam 15 Tahun Penjara
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.