Demo Kebijakan Ekonomi Berujung Rusuh, Ratusan Warga Tunisia Ditahan

Pemerintah Tunisia lagi dilema

Tunisia, IDN Times - Masyarakat di berbagai kota di Tunisia melakukan aksi demo sepekan terakhir. Mereka turun ke jalan. Meminta pemerintah untuk membatalkan langkah penghematan serta kenaikan harga bahan bakar dan pajak. Sedikitnya satu orang tewas dalam bentrokan yang terjadi Senin (8/1/2018) di Kota Tebourba dekat Ibu Kota Tunisia.

1. Total ada 328 orang yang ditahan dan 21 orang polisi terluka

Demo Kebijakan Ekonomi Berujung Rusuh, Ratusan Warga Tunisia Ditahanguardian

Dikutip CNN, pada Kamis (11/1/2018), total ada 328 orang ditahan karena aksi demonstrasi yang berujung bentrok dengan petugas keamanan. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri, Koloner Mayor Khelifa Chibani pun menambahkan 21 petugas kepolisian terluka akibat gelombang demonstrasi warga ini. 

Aksi protes semakin menjadi pada Jumat (12/1/2018). Sebuah gerakan baru dan anggota parlemen dari partai oposisi mencoba menekan pemerintah untuk membatalkan kebijakan itu. Protes ini menimbulkan kekhawatiran akan kerusuhan yang lebih luas di Tunisia.

2. Kebijakan penghematan dan kenaikan harga serta pajak terpaksa dilakukan pemerintah untuk memulihkan kondisi ekonomi

Demo Kebijakan Ekonomi Berujung Rusuh, Ratusan Warga Tunisia Ditahancnn

Untuk diketahui, Pemerintah Tunisia telah menaikan pajak berdasarkan Undang-undang Keuangan 2018. Aturan baru menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) atau pajak penjualan mobil, alkohol, telepon, internet, hotel dan barang lainnya.

Langkah-langkah penghematan juga dilakukan mengingat ekonomi Tunisia sedang sulit. Sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian masih belum pulih. Menyusul serangan teror mematikan di Sousse dan
Tunis pada 2015. Inflasi di Tunisia saat ini mencapai 6 persen per tahun.

3. Sayangnya aksi protes itu diwarnai kekerasan dan pengrusakan gedung-gedung

Demo Kebijakan Ekonomi Berujung Rusuh, Ratusan Warga Tunisia Ditahancnn

Dr Lise Storm, dosen senior Politik Timur Tengah di Universitas Exeter mengatakan, orang-orang harus menerima kebijakan itu. Meski menyakitkan dan bakal menyusahkan warga, namun Pemerintah Tunisia harus melakukan sebuah reformasi ekonomi. "Tunisia benar-benar membutuhkan reformasi ekonomi yang menyakitkan," tuturnya. 

Perdana Menteri Youssef Chahed meminta petugas untuk menyelidiki insiden penghancuran dan kekerasan dalam aksi tersebut. Menteri Keuangan, Ridha Chalghoum mengatakan kenaikan harga diperlukan untuk membantu pertumbuhan ekonomi negara. "Pajak tidak mempengaruhi bahan makanan karena itu tidak dikenakan PPN," tuturnya.

Ennahdha, sebuah partai Islam yang berkoalisi dengan Pemerintah Tunisia mengutuk aksi kekerasan yang terjadi dalam demonstrasi itu. Dikatakan, menyampaikan protes adalah yang wajar. Namun bertindak anarkis adalah sebuah kesalahan.

4. Pendemo membakar sejumlah gedung negara

Demo Kebijakan Ekonomi Berujung Rusuh, Ratusan Warga Tunisia Ditahancnn

Dikutip the Guardian, pemimpin oposisi termasuk ke dalam ratusan orang yang ditahan. Dalam aksi demonstrasi itu, para pendemo telah membakar puluhan gedung negara sehingga membuat pemerintah mengirimkan tentara ke beberapa kota untuk mengamankan situasi.

Sebagian besar yang turun ke jalanan adalah pemuda dan pengangguran. Aksi kekerasan rata-rata terjadi di permukiman miskin di ibukota atau di pedalaman negara.

IAKT Photo Verified Writer IAKT

Go with the flow

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya