Kebijakan Baru Starbucks, Siapapun Bisa Duduk di Gerai Tanpa Harus Beli

Merespon kejadian kontroversial di Philadelphia Starbucks

Philadelphia, IDN Times - Pada April lalu, salah satu gerai Starbucks di Philadelphia Amerika Serikat heboh karena dituduh melakukan aksi rasis terhadap dua pria berkulit hitam yang ingin menggunakan fasilitas toilet dan tempat duduk yang tersedia namun tidak membeli apapun. Dua pria ini sempat ditangkap dan ditahan di sel beberapa jam oleh kepolisian setempat sampai akhirnya dinyatakan bebas. 

Kejadian ini membuat Chief Executive Officer (CEO) Starbucks, Kevin Johnson meminta maaf secara langsung.  Lima minggu kemudian, Starbuck merilis kebijakan baru ini sebagai respon dari kejadian tersebut. 

1. Tidak perlu membeli untuk dapat duduk dan menggunakan fasilitas di gerai Starbucks

Kebijakan Baru Starbucks, Siapapun Bisa Duduk di Gerai Tanpa Harus Belibreitbart.com/

Berdasarkan laporan The Associated Press, Sabtu 19 Mei 2018 Starbucks meresmikan kebijakan baru yang mengizinkan siapapun untuk duduk dan menggunakan fasilitas gerai tanpa membeli apapun. Kebijakan ini dirilis menanggapi kejadian kontroversi pada April lalu.

2. Manajemen Starbucks berkomitmen untuk menciptakan budaya ramah, dimana semua orang diterima dengan baik

Kebijakan Baru Starbucks, Siapapun Bisa Duduk di Gerai Tanpa Harus Beliqz.com/

Manajemen Starbucks mengakui bahwa mereka kecolongan dengan longgar dan ambigunya kebijakan mereka sebelumnya dan melupakan kebijakan apakah semua orang dapat duduk atau menggunakan toilet di gerai mereka.

Saat ini mereka telah menjelaskan kepada pegawai mereka, agar kedepannya dapat memandang semua orang yang mengunjungi gerai sebagai pelanggan mereka, tidak peduli mereka membeli sesuatu atau tidak. Tetapi pegawai tetap akan memangil polisi jika seseorang dianggap mengganggu kenyamanan.

3. Sayangnya, kebijakan ini justru disinyalir akan meningkatkan penyalahgunaan narkoba di dalam toilet kafe

Kebijakan Baru Starbucks, Siapapun Bisa Duduk di Gerai Tanpa Harus Belidailycaller.com/

Dilansir dari The Wall Street Journal (TWSJ), kebijakan baru Starbucks ini disinyalir justru akan meningkatkan penyalahgunaan narkoba di dalam toilet mereka. Salah satu barista Starbucks The Seattle, Darrion Sjoquist (21) mengaku pada TWSJ bahwa para pegawai telah sering berurusan dengan para pengguna narkoba di toilet Starbucks. Sjoquist bahkan pernah menemukan sebuah jarum suntik ketika membersihkan tempat sampah. Mereka bahkan berinisiatif memasang tempat sampah khusus jika suatu hari mereka kembali menemukan jarum suntik.  

"Penggunaan narkoba ini memang tidak terjadi di toilet kami setiap hari, tapi setidaknya terjadi seminggu sekali. Dan polisi telah sering dihubungi." ujar Sjoquist.

Para pegawai memang tidak diperbolehkan untuk membersihkan bahan berbahaya ini, jadi yang dapat mereka lakukan adalah menghubungi pihak berwajib. Starbucks dilaporkan akan menutup 8000 gerainya di Amerika Serikat untuk mengimplementasi dan melatih pegawainya tentang rasialisme pada 29 Mei 2018 mendatang.

Kotik Aptiyas Photo Verified Writer Kotik Aptiyas

95s

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya