Akibat Perang Dagang AS-Tiongkok, Ekonomi Singapura Resesi

Pemerintah Singapura pangkas proyeksi pertumbuhan PDB 2019

Singapura, IDN Times - Perang dagang antara AS dan Tiongkok memberikan dampak terhadap perekonomian berbagai negara termasuk Singapura. Negeri Singa Putih tersebut diprediksi akan mengalami resesi. Pasalnya, data-data perekonomian terakhir menunjukkan kemerosotan aktivitas ekonomi pada kuartal II 2019 ini.

Singapura sebagai salah satu negara dengan ekonomi yang paling terbuka di kawasan Asia, terdampak oleh perang dagang tersebut. Pertumbuhan ekonomi Singapura mengarah pada titik terendah sejak 2009 lalu, di mana perekonomian mereka merosot hingga 0,6 persen pada masa krisis perekonomian global.

1. Pemerintah Singapura pangkas proyeksi pertumbuhan PDB 2019

Akibat Perang Dagang AS-Tiongkok, Ekonomi Singapura ResesiREUTERS/via ANTARA FOTO

Pemerintah Singapura pun telah memangkas proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2019 di kisaran 0 persen dan 1 persen. Sebelumnya, pemerintah setempat pun memroyeksikan jika perekonomian akan tumbuh di kisaran angka 1,5 persen hingga 2,5 persen.

Revisi proyeksi tersebut dilakukan karena pada periode April hingga Juni 2019, pertumbuhan PDB negara tersebut tercatat hingga minus 3,3 persen jika dibandingkan dengan kuartal I tahun 2019.

Baca Juga: Bupati Ismu Sambut Tim Teknis Economic Development Board Singapura

2. Singapura penentu bagi perlambatan perdagangan global

Akibat Perang Dagang AS-Tiongkok, Ekonomi Singapura ResesiInstagram/visit_singapore/

Seperti yang dilansir dari scmp.com, angka PDB Singapura yang dirilis pada Selasa (13/9) adalah penurunan besar pada pertumbuhan 3,8 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2019. Itu juga menjadi pertumbuhan kuartal terburuk yang dilaporkan selama tujuh tahun.

Secara year on year, ekonomi tumbuh pun hanya di angka 0,1 persen, turun dari 1,1 persen dalam tiga bulan pertama. Itu menandai tingkat pertumbuhan paling lambat sejak krisis keuangan global pada 2008. Sementara itu, sektor yang tercatat buruk ialah manufaktur di angka 3,1 persen serta perdagangan grosir dan eceran yang turun menjadi 3,2 persen.

Penurunan yang terjadi pada perekonomian Singapura tentu saja dikhawatirkan oleh negara lain. Menurut pakar ekonomi dari Compagnie Française d'Assurance pour le Commerce Extérieur (Coface) Carlos Casanova yang dikutip dari scmp.com, Singapura adalah penentu bagi perlambatan perdagangan global. Dengan perubahan yang terjadi pada prerekonomian Singapura, sangat mungkin bahwa akan ada resesi global di kuartal ketiga tahun ini.

Sian Fenner, pengamat dari Oxford Economics dalam sebuah catatan penelitian menuliskan, dengan belum terlihatnya tanda-tanda perang dagang antara AS dan Tiongkok mereda, ekspor dan berbagai hal yang berkaitan dengan perdagangan bakal mengalami resesi di kuarta III-2019.

3. Singapura sangat bergantung pada ekspor ke Tiongkok

Akibat Perang Dagang AS-Tiongkok, Ekonomi Singapura Resesihttps://www.pexels.com/@fancycrave

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengungkapkan, outlook perekonomian Singapura melemah setelah tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali meningkat. Singapura juga merupakan negara yang sangat bergantung pada ekspor ke Tiongkok. Sementara, perekonomian Tiongkok saat ini tengah melambat dan berada dalam posisi terendah sejak 27 tahun terakhir.

"Singapura akan menghadapi angin yang cukup kuat pada sisa tahun 2019 ini," ujar Kementerian Perdagangan dan Industri dalam keterangannya.

4. Angka impor dan ekspor Singapura terjun bebas

Akibat Perang Dagang AS-Tiongkok, Ekonomi Singapura Resesivia REUTERS/via ANTARA FOTO

Selain memangkas proyeksi pertumbuhan PDB 2019 akibat dari perang dagang AS-Tiongkok, impor dan ekspor Singapura juga terjun bebas. Ekspor Juni mengalami penurunan terburuk selama enam tahun ke belakang, dengan angka 17,3 persen. Ekspor nonmigas dari Singapura ke Tiongkok turun 15,8 persen bulan lalu sedangkan ekspor ke Hong Kong turun 38,2 persen.

Sementara itu data perdagangan Juli 2019 akan dirilis pada Jumat mendatang, dengan perkiraan konsensus yang menandakan alami penurunan ekspor hampir 10 persen. Jika dilihat dari indeks kepercayaan bisnis Singapura, ukuran sentimen di pusat keuangan Asia Tenggara, menyusut sebesar 11 persen pada bulan Juli.

Produksi industri pun turut turun menjadi 6,9 persen pada Juli. Penurunan tersebut merupakan yang keempat berturut-turut dan penurunan terbesar sejak 2016. Ini menandakan jika perlambatan perekonomian Singapura semakin mengakar.

Baca Juga: Catat, Ini 6 Jadwal Event Terbaik di Singapura dalam Waktu Dekat!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya