Abaikan Kritikan, Israel-Uganda Tetap Teken Kerja Sama Pertahanan

Uganda gunakan teknologi Israel untuk tindakan represif

Jakarta, IDN Times - Israel dan Uganda resmi melakukan peningkatan kerja sama di bidang pertahanan. Keduanya menandatangani nota kesepahaman (MOU) di Kota Kamapala, Uganda pada Selasa (20/9/2022).

Pada penandatanganan tersebut, pihak Israel diwakili Asaf Dvir dan Uganda oleh Rosette Byengoma.

“Atas nama Kementerian Pertahanan Israel (ISMOD), kami ingin menyampaikan penghargaan kami kepada pemerintah Uganda, UPDF, untuk proses ini dan juga untuk hubungan yang berkelanjutan di masa depan,” kata Asaf Dvir.

Penekenan nota kesepehaman ini dilakukan ditengah kritik yang menghujani hubungan kedua negara tersebut. Pemerintah Uganda dituduh telah memanfaatkan teknologi peretasan buatan Israel untuk tindakan represif pada kelompok oposisi, dilansir dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Disebut Kunjungi Israel dan Lakukan Rapat Rahasia

1. Pemerintah Uganda manfaatkan teknologi Israel untuk tindakan represif

Sebelumnya, hubungan Israel-Uganda telan menuai banyak kritik.

Pada bulan lalu, perusahaan siber Israel Cellebrite menjual teknologi untuk meretas ponsel ke Kepolisian Uganda. Teknologi tersebut kemudian diduga telah disalahgunakan untuk melakukan tindakan sewenang-wenang seperti penyiksaan dan pembunuhan.

Kelompok penentang rezim Uganda yang berkuasa saat ini, diduga telah menjadi sasaran dari tindakan represif tersebut.

Namun, Kepolisian Uganda membantah tuduhan tersebut. Mereka beralasan, teknologi teersebut memang sudah didapat, namun belum pernah digunakan, dilansir dari Middle East Monitor.

Baca Juga: Uganda Lakukan Pembayaran Pertama Reparasi Perang Terhadap RD Kongo

2. Uganda puji Israel

Pada acara penandatanganan tersebut, perwakilan Uganda menyampaikan pujian terhadap Israel. Menurutnya, Israel telah banyak membantu Uganda dibidang pertahanan. Bantuan pertahanan yang diberikan banyak menyasar pada Angkatan Udara dan pertahanan udara.

“Israel telah membantu kami untuk memperkuat cabang militer kami yang berbeda, terutama di Angkatan Udara dan Pertahanan Udara,” kata Rosette Byengoma, dilansir dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Lagi! Warga Palestina Dibunuh Pasukan Israel di Tepi Barat 

3. Aktivis HAM kritik pemerintah Uganda

Sejumlah aktivis hak asasi manusia menyerukan penghentian penjualan teknologi dan layanan dukungan kepada pemerintah Uganda, yang telah berkuasa selama hampir 40 tahun. Menurut Andrew Karamagi, seorang aktivis hak asasi manusia di Uganda, inti dari permasalahan ini adalah semakin tidak terkendalinya junta militer yang berpura-pura menjadi pemerintah.

Tahun lalu, iPhone milik staf diplomatik Kedutaan Amerika Serikat di Kampala diretas menggunakan spyware yang dijual oleh perusahaan senjata siber Israel, grup NSO. Menurut laporan New York Times,  ada 11 anggota staf yang menjadi sasaran peretasan.

Seorang juru bicara NSO berjanji akan melakukan penyelidikan independen dan bekerja sama dengan penyelidikan pemerintah terkait insiden ini, dilansir dari Anadolu Agency.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya