Badai Pasir Kembali Melanda Irak, 1.000 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Akibat badai pasir, Irak tutup sementara bandaranya

Jakarta, IDN Times - Badai pasir kembali melanda Irak pada Senin (23/5/2022). Akibatnya, sekitar seribu orang dilarikan ke rumah sakit dengan keluhan gangguan pernapasan.

Badai pasir ini adalah yang kesembilan sejak pertengahan April. Bukan hanya di Irak, negara Timur Tengah lain, seperti Arab Saudi dan Kuwait juga diterjang badai pasir, dilansir dari The Guardian.

1. Pemerintah Irak tutup bandara

Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, memutuskan untuk menghentikan aktivitas penerbangan di bandara internasional Kota Baghdad, Arbil dan Najaf. Pemerintah juga mengumumkan agar semua lembaga-lembaga negara menghentikan pekerjaannya sementara.

Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi iklim yang buruk dan tebalnya debu. Namun, layanan kesehatan dan keamanan diminta untuk tetap beroperasi.

Baca Juga: Salah Bicara, George Bush Malah Sebut Invasi ke Irak Brutal 

2. Debu tebal menyelimuti kota-kota di Irak

Akibat badai pasir, kota-kota di Irak, seperti Baghdad diselimuti oleh debu yang sangat tebal. Jalanan juga menjadi lebih sepi dari biasanya. Pemandangan terasa mencekam ketika kota tersebut bermandikan cahaya orange yang menakutkan.

Selain Irak, negara-negara Timur Tengah lain juga mengalami fenomena serupa. Ibu kota Arab Saudia, Riyadh, diterjang badai pasir kedua dalam seminggu ini. Sekitar 1.200 orang alami gangguan pernapasan di kota tersebut.

Sedangkan Kuwait harus menunda penerbangannya untuk kedua kalinya dalam bulan ini, dilansir dari France 24.

3. Irak menjadi salah satu negara yang paling terdampak perubahan iklim

Irak dinilai menjadi salah satu negara yang paling terdampak perubahan iklim di dunia. Kementerian Lingkungan Irak telah memperingatkan bahwa negara tersebut diprediksi akan mengalami 272 hari bedebu setahun dan akan meningkat menjadi 300 hari pada tahun 2050.

Dua badai pasir sebelumnya telah membuat 10 ribu warga Irak harus dilarikan ke rumah sakit akibat gangguan pernapasan. Badai pasir tersebut juga telah mengakibatkan satu orang tewas.

Badai pasir memang marak terjadi di Timur Tengah, namun frekuensinya meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini dikaitkan dengan kenaikan suhu, penggunaan sungai yang berlebihan dan penggundulan hutan.

Kementerian Lingkungan Irak menyarankan agar melakukan reboisasi untuk menekan peningkatan badai pasir.

Baca Juga: Cegah ISIS Menyusup, Irak Bangun Tembok Raksasa di Perbatasan Suriah

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya