Dipaksa Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Serbia: UE Terlalu Ikut Campur!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, melancarkan kritik keras terhadap Uni Eropa pada Rabu (4/1/2023). Saat pidato tahunan kepada rakyat Serbia, Vucic menyebut Uni Eropa terlalu ikut campur dalam urusan internal negaranya.
Kritikan ini merupakan respons dari tindakan Uni Eropa yang terus memaksa Serbia untuk ikut menjatuhkan sanksi atas Rusia. Namun, Serbia telah berulang kali menolak tuntutan tersebut.
"Terima kasih banyak atas campur tangan brutal Anda dalam urusan internal kami," katanya mengacu pada seruan Uni Eropa, dilansir dari Associated Press.
1. Mengklaim sebagai serigala yang tak dapat ditundukkan
Walaupun secara formal telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa, Serbia terus-menerus mengabaikan tuntutan agar menyelaraskan kebijakan luar negerinya dengan blok yang terdiri dari 27 negara tersebut.
Salah satunya, Uni Eropa menuntut Serbia ikut serta dalam sanksi internasional yang dikenakan terhadap Moskow atas perang yang terjadi di Ukraina.
Dalam pidatonya, Vucic memuji prestasi ekonomi dan politik yang diraih negaranya. Ia juga membandingkan dirinya sendiri dengan seekor serigala yang tidak bisa ditaklukkan oleh tekanan internasional.
Baca Juga: Terancam Serbia, PM Kosovo: Tambah Pasukan NATO di Negara Kami!
2. Keanggotaan Serbia terancam ditangguhkan
Editor’s picks
Hingga saat ini, Serbia masih menjadi satu-satunya negara Eropa selain Belarus yang enggan menerapkan sanksi terhadap Rusia.
Karena sikap yang menolak menyelaraskan kebijakan luar negerinya dengan Uni Eropa, muncul seruan dari anggota Uni Eropa agar tawaran keanggotaan Serbia ditangguhkan, sampai negara itu menyelaraskan kebijakan luar negerinya.
Tentu hal ini menimbulkan dilema bagi Serbia karena hubungannya dengan Rusia yang cukup erat. Rusia merupakan salah satu negara yang telah mendukung tuntutan Serbia atas provinsi bekasnya, Kosovo, yang menyatakan kemerdekaan pada 2008.
3. Pejabat Uni Eropa dan AS akan kunjungi Serbia
Vucic menyatakan bahwa Derek Chollet, konselor Departemen Luar Negeri AS, akan berkunjung ke Beograd pada 11 atau 12 Januari. Chollet bulan lalu harus membatalkan kunjungan ke Balkan Barat dan Brussels setelah terdeteksi positif COVID-19.
"Saya percaya dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan Amerika Serikat, kita akan lihat bagaimana hasilnya. Ini tidak akan menjadi pembicaraan yang mudah, tapi saya percaya kita bisa bicara," kata Vucic dalam konferensi pers.
Vucic menyatakan bahwa negosiator Uni Eropa juga akan berkunjung ke Serbia setelah kunjungan Chollet. Para pejabat tersebut akan membahas solusi-solusi terkait ketegangan di Kosovo, dilansir REFRL.
Baca Juga: Pasukan NATO Mulai Singkirkan Barikade di Kosovo Utara, Tensi Mereda?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.