Harga Gas Naik, Haiti Dilanda Gelombang Aksi Protes

Pemerintahan Haiti nyaris lumpuh karena kehabisan uang

Jakarta, IDN Times- Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, mengumumkan kenaikan harga gas di negara tersebut pada Minggu (11/9/2022). Pengumuman ini disampaikan saat ia berbicara pada hari ulang tahun pertama pemerintahan koalisi yang dibentuknya.

Henri mengatakan, kenaikan harga gas ini terpaksa dilakukan untuk membiayai administrasi negara. Keputusan ini dilakukan saat Haiti berada dalam kondisi yang panas akibat gelombang aksi protes.

“Negara kehilangan banyak uang dan tidak dapat mengumpulkan pajak yang cukup untuk menjalankan administrasi publik,” kata Henry, dilansir dari CNN (13/9/2022).

Baca Juga: Geng Kriminal di Haiti Kuasai Akses Air-Makanan, Ini Kecaman PBB

1. Pemerintahan Haiti nyaris lumpuh

Henry mengatakan, pemerintahan Haiti terancam lumpuh karena telah kehabisan banyak uang. Penghasilan dari pajak juga dinilai tidak cukup lagi. Oleh karena itu, pemerintah terpaksa menaikkan harga gas agar pemerintahan terus berjalan.

Henry juga menyebut, susbsidi yang diberikan oleh negara kerap kali disalahgunakan oleh pihak yang berkecukupan. Orang-orang ini biasanya memanfatkannya untuk memperoleh gas dengan harga murah dan menjualnya kembali di pasar gelap.

“Kami akan menaikkan harga gas untuk memastikan pemerintah mengumpulkan cukup uang untuk menjaga negara tetap berjalan. Kami tidak bisa terus mensubsidi gas untuk orang yang bisa membayar harga penuh dan membeli gas untuk dijual di pasar gelap," kata Ariel Henry, dilansir dari CNN.

Baca Juga: Kepala JPU Haiti Undang PM Haiti soal Kasus Pembunuhan Moise

2. Haiti dilanda gelombang protes

Haiti saat ini sedang dilanda gelombang aksi protes akibat adanya peningkatan angka penculikan dan pembunuhan oleh geng, lonjakan harga barang-barang pokok dan kekurangan bahan bakar. Kekacauan ini diakibatkan oleh lonjakan tingkat inflasi yang mencapai 30 persen pada Juli tahun ini jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada Rabu lalu, ribuan warga Haiti berdemonstrasi di ibu kota Port-au-Prince dan kota-kota besar lainnya. Para demonstran ini menuntut harga bahan pokok yang terjangkau dan pengunduran diri Perdana Menteri Haiti, dilansir dari ABC News.

Baca Juga: Diplomat Dominikia di Haiti Diculik Geng Kriminal, Minta Tebusan Rp7 M

3. PM Haiti minta warga tetap tenang

Menanggapi kekacauan di negaranya, PM Haiti meminta warga agar tetap tenang. Warga diminta untuk tidak melakukan tindak kekerasan saat berdemonstrasi. Sedikitnya 10 orang, termasuk dua wartawan, tewas dalam kerusuhan akhir pekan lalu di daerah Cité Soleil di ibu kota Port-au-Prince.

“Kekerasan bukanlah jawaban, kekerasan tidak akan membantu kita memajukan negara. Saya mendesak semua orang untuk tetap tenang dan bekerja sama untuk menyelesaikan perbedaan kita,” kata Ariel Henry. 

Henry juga pernah menjanjikan program sosial untuk mengatasi kemiskinan serta menjamin stok bahan bakar di pom bensin. Henry memperingatkan warganya agar tidak mudah terjerat manipulasi politik, dilansir dari BBC.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya