Lithuania-Inggris Sepakati Misi Militer Atasi Blokade Rusia di Odessa

Kapal Ukraina yang bawa gandum akan mendapat kawalan

Jakarta, IDN Times -  Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergi, mengusulkan kerja sama antar angkatan laut untuk membuka blokade Rusia terhadap Laut Hitam dan Odessa. Usul ini disampaikan Landsbergi saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, pada Senin (23/5/2022).

Invasi Rusia ke Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran meningkatnya krisis pangan di seluruh dunia. Rusia telah melakukan blokade terhadap Odessa untuk mencegah Ukraina mengekspor produk biji-bijiannya.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, telah memperingatkan akan adanya 'badai kelaparan' jika gandum Ukraina tidak segera diekspor. Sekitar 41 negara kurang berkembang di dunia mengimpor sepertiga kebutuhan gandum mereka dari Ukraina dan Rusia, dilansir dari The Guardian.

1. Waktu kian menipis

Lithuania-Inggris Sepakati Misi Militer Atasi Blokade Rusia di OdessaPenyimpanan biji-bijian di Odessa. (twitter.com/Charles Michel)

Landsbergis memperingatkan bahwa waktu yang tersedia kian menipis, karena waktu panen selanjutnya semakin dekat. Sekitar lima hingga tujuh minggu lagi waktu panen selanjutnya akan dimulai, dan tidak akan ada lagi tempat untuk menyimpan gandum Ukraina.

Mandeknya ekspor Ukraina juga akan membuat kenaikan harga komoditas biji-bijian seperti gandum dan jagung. Landsbergis mengklaim bahwa Ukraina perlu mengekspor 80 juta ton gandumnya tahun ini.

Satu-satunya jalur yang tersedia hanyalah melalui pelabuhan Odessa dan Laut Hitam yang saat ini diblokir Rusia. Landsbergis menyebut bahwa upaya ekspor menggunakan rute alternatif melalui jalur darat dengan kereta api dan truk melewati Belarus, Lithuania dan Polandia akan memakan waktu dan biaya yang lebih besar.

Truk Ukraina akan membutuhkan waktu lima hingga sembilan minggu untuk mencapai pelabuhan melalui jalan darat baik di Rumania, Polandia atau Lituania.

Baca Juga: Kondisi Terkini di Ukraina: Rusia Akan Bumi Hanguskan Severodonetsk 

2. NATO tidak akan ikut campur

Kerja sama ini akan dilakukan dengan menyediakan pengawalan bagi kapal Ukraina saat melewati kapal Rusia di Laut Hitam. Negara yang berpartisipasi akan menyediakan perlindungan dengan kapal atau pesawat untuk memastikan pasokan gandum Ukraina akan sampai di Bosphorus dengan aman, dilansir dari Daily Mail UK.

Landsbergi juga meminta agar negara-negara dengan angkatan laut kuat agar berpartisipasi dalam misi ini.

Negara yang terdampak langsung oleh blokade ekspor gandum Ukraina, seperti Mesir juga diminta turut ikut andil.

Namun, NATO disarankan tidak ikut campur dalam misi ini untuk menghindari gesekan dengan Rusia.

3. Inggris dukung rencana Lithuania

Lithuania-Inggris Sepakati Misi Militer Atasi Blokade Rusia di OdessaMenteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss. (twitter.com/trussliz)

Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, menyatakan bahwa rencananya, kapal Inggris akan berpartisipasi dalam misi ini.

Inggris juga berencana untuk mengirim senjata jarak jauh untuk Ukraina melindungi pelabuhannya dari serangan Rusia. Saat ini, Truss sedang berdiskusi dengan sekutunya untuk mempertimbangkan rencana tersebut.

Mengutip dari The Guardian, saat dimintai tanggapan terkait rencana Inggris, Landsbergis mengapresiasi komitmen London dalam melindungi Kiev. 

“Dari sudut pandang saya, pemerintah Inggris tertarik untuk membantu Ukraina dengan cara apa pun yang bisa dilakukan. Inggris telah mengambil beberapa langkah yang sangat kuat dan tegas dalam krisis ini dan ada kemungkinan Inggris akan berpartisipasi. Inggris adalah negara pertama yang menyediakan roket untuk melindungi Odesa," kata dia.

Baca Juga: Diplomat Rusia di PBB Resign Usai Kritik Invasi Putin ke Ukraina

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya