NATO: Ukraina Akan Menjadi Bagian Kami, Cepat atau Lambat!

NATO sebut Putin takut dengan demokrasi

Jakarta, IDN Times - Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, menegaskan bahwa komitmen aliansi tersebut untuk menerima Ukraina sebagai anggota tidak berubah. Hal itu disampaikan saat Stoltenberg menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Menteri Luar Negeri NATO di Bukares, Rumania.  

Rusia disebut tidak mempunyai kekuatan untuk mencegah negara manapun yang berniat bergabung dengan NATO. Presiden Vladimir Putin harus menerima kenyataan bahwa Swedia dan Finlandia akan segera menjadi anggota NATO setelah mendaftarkan diri pada April lalu. Sementara, Georgia dan Ukraina akan segera menyusul suatu saat nanti.

“Pintu NATO terbuka, Rusia tidak memiliki hak veto terhadap negara-negara yang bergabung," kata Stoltenberg, dilansir dari Associated Press, Selasa (29/11/2022).

1. Stoltenberg sebut Putin takut dengan demokrasi

Pada 2008, tepat di lokasi yang sama, para pemimpin NATO juga membuat serupa untuk menerima Ukraina dan Georgia bergabung dalam aliansi itu. Menurut beberapa analis, tindakan ini, yang didorong oleh mantan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush, merupakan salah satu pemantik amarah Putin sehingga meluncurkan invasi ke Ukraina.

Namun, Stoltenberg tidak sepakat dengan analisis itu. Menurutnya, keputusan Putin menginvasi Ukraina dipengaruhi oleh rasa takutnya terhadap nilai-nilai demokrasi.

“Presiden Putin tidak dapat menyangkal negara berdaulat untuk membuat keputusan mereka sendiri yang bukan merupakan ancaman bagi Rusia. Saya pikir yang dia takuti adalah demokrasi dan kebebasan, itulah tantangan utama baginya," kata Stoltenberg.

Baca Juga: NATO: Rusia Gunakan Musim Dingin sebagai Senjata Melawan Ukraina 

2. Ukraina tidak dapat bergabung dengan NATO dalam waktu dekat

Ukraina belum bisa bergabung dengan NATO dalam waktu dekat. Sebabnya adalah perang yang masih terjadi dan aneksasi Rusia di Krimea membuat Ukraina tidak memiliki teritori wilayah yang jelas.

Mayoritas dari 30 negara anggota NATO percaya bahwa fokus utama saat ini adalah mengalahkan Rusia. Stoltenberg menekankan, setiap upaya untuk memaksakan keanggotaan dapat memecah belah mereka.

“Kita berada di tengah perang, oleh karena itu, kita tidak boleh melakukan apa pun yang dapat merusak persatuan sekutu untuk memberikan dukungan militer, kemanusiaan, keuangan ke Ukraina, karena kita harus mencegah kemenangan Presiden Putin,” kata Stoltenberg.

3. NATO tingkatkan bantuan untuk Ukraina

Secara terpisah, Stoltenberg menyampaikan bahwa NATO akan meningkatkan bantuan kepada Ukraina. Tindakan ini diambil untuk melawan Putin yang bermaksud memanfaatkan momentum musim dingin guna menekan Ukraina.

Negara-negara NATO berjanji untuk menyalurkan bantuan berupa bahan bakar, generator, obat-obatan, peralatan musim dingin, dan perangkat pengacau drone. Pertemuan di Bukares juga akan dijadikan sebagai platform penggalangan dana untuk membangun kembali Ukraina yang porak-poranda akibat perang.

Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, berencana untuk mengumumkan bantuan jaringan energi untuk Ukraina. Beberapa waktu terakhir, Rusia meningkatkan serangan ke fasilitas listrik Ukraina.

“Pesan kami dari Bukares adalah bahwa NATO akan terus mendukung Ukraina selama yang diperlukan. Kami tidak akan mundur," kata Stoltenberg, dikutip dari RFERL.

Baca Juga: Yakin Rusia Susun Serangan Baru, Zelenskyy: Pasukan Ukraina Siap!

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya