PBB: Bencana Kemanusiaan di Haiti Memburuk, Diperparah Ribut Antargeng

Sekitar 4,9 juta warga Haiti memerlukan bantuan secepatnya

Jakarta, IDN Times- Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Haiti, Helen La Lime, memperingatkan bahwa bencana kemanusiaan di Haiti semakin memburuk. Kondisi di Haiti semakin parah akibat krisis ekonomi, politik, dan kekerasan geng.

Peringatan ini disampaikan La Lime saat berbicara di pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin (26/9/2022). Diperkirakan sekitar 4,9 juta warga Haiti membutuhkan bantuan kemanusiaan secepatnya.

1. Ketahanan pangan Haiti memburuk

Salah satu aspek yang paling terancam dalam krisis ini adalah ketahanan pangan Haiti.

Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP), Valerie Guarnieri, mengatakan bahwa krisis pangan di Haiti akan semakin memburuk pada tahun ini dan sekitar 1,3 juta warga Haiti berada dalam kondisi darurat.

Krisis ini diperburuk dengan adanya serangan yang menyasar gudang bantuan pangan PBB. La Lime mengatakan, sekitar 2 ribu ton bantuan pangan hilang akibat serangan tersebut.

Total kerugian mencapai 5 juta dollar atau setara Rp.75 miliar. Padahal, bantuan dengan jumlah tersebut diperkirakan mampu menghidupi 200 ribu warga Haiti dalam sebulan ke depan, dilansir dari BBC.

Baca Juga: Harga Gas Naik, Haiti Dilanda Gelombang Aksi Protes

2. Kekerasan geng bersenjata meluas

Tingkat kekerasan geng di Haiti meningkat setelah pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moïse, pada tahun lalu. Pertempuran antargeng bersenjata yang berebut kekuasaan menyebar di penjuru Haiti.

Selama berbulan-bulan, geng bersenjata telah memblokir jalan dari ibu kota ke provinsi dan pedesaan di negara itu, mengganggu layanan pemerintah, dan mempersulit upaya kelompok kemanusiaan untuk mendistribusikan bantuan. 

Menteri Luar Negeri Haiti, Victor Jean Geneus, meminta masyarakat internasional membantu polisi-polisi Haiti untuk melawan geng-geng bersenjata, dilansir dari Al Jazeera.

3. Perdana Menteri Haiti dituntut untuk mundur

PBB: Bencana Kemanusiaan di Haiti Memburuk, Diperparah Ribut AntargengPerdana Menteri Haiti, Ariel Henry. (twitter.com/Dr Ariel Henry)

Kerusuhan meningkat setelah Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, mengumumkan penghentian subsidi BBM pada 11 September. Kebijakan ini mengakibatkan lonjakan harga bensin dan solar.

Merespons kebijakan tersebut, warga Haiti turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa dan menuntut PM Henry mundur dari jabatannya. Ibu kota Haiti, Port-au-Prince, menjadi titik panas aksi protes dan penjarahan. 

Akibat aksi protes yang merebak, kegiatan bisnis telah ditutup dan layanan transportasi tidak berjalan.

Baca Juga: Menlu Pidato di PBB: Indonesia Tetap Bersama Palestina 

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya