Penjual Souvenir Pablo Escobar di Kolombia Terancam Didenda Rp2,7 Juta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kongres Kolombia membahas rancangan undang-undang (RUU) kontroversial untuk melarang penjualan suvenir yang menggambarkan Pablo Escobar, gembong narkoba terkenal asal negara tersebut.
RUU ini mengusulkan denda hingga 170 dolar AS atau sekitar Rp2,7 juta bagi penjual merchandise yang menggambarkan Escobar dan penjahat lainnya. Tidak hanya itu, polisi juga akan diberi wewenang untuk mendenda orang yang mengenakan pakaian yang dianggap memuliakan gembong narkoba tersebut.
Cristian Avendaño, anggota Partai Aliansi Hijau yang merancang RUU ini, mengatakan tujuannya adalah melindungi hak para korban dan mencari simbol baru bagi Kolombia.
"Barang-barang ini membuat korban dan keluarga korban pembunuhan merasa tersakiti lagi," kata Avendaño, dilansir dari The Guardian, Selasa (6/8/2024).
1. Penjual suvenir menentang, sebut RUU "bodoh"
Melansir dari Associated Press, RUU ini menuai kontroversi di kalangan penjual suvenir, terutama di kawasan bersejarah La Candelaria, Bogotá. Mereka menentang inisiatif tersebut dan mengkritiknya sebagai upaya membatasi kebebasan berekspresi.
Rafael Nieto, seorang pedagang kaki lima yang menjual magnet dan kaus bergambar wajah Pablo Escobar, menyebut RUU ini sebagai "undang-undang bodoh". Meski begitu, ia mengaku akan berhenti menjual merchandise Escobar jika RUU disahkan untuk menghindari masalah dengan polisi.
"Banyak orang mencari nafkah dari ini," kata Nieto, menunjuk kaus yang memperlihatkan salinan kartu identitas Kolombia milik Pablo Escobar.
Ia menambahkan bahwa bukan dia yang menciptakan tren ini.
"Orang Meksiko, Kosta Rika, Amerika selalu meminta (barang) Escobar," ujarnya.
Pedagang lain, Lorena, mengatakan bahwa ia juga menyetok barang-barang yang menggambarkan gembong narkoba tersebut, seperti gelas shot dan magnet, karena permintaan dari wisatawan internasional.
"Ketika Anda bekerja sebagai pedagang, Anda mencoba menjual apa yang paling populer," katanya.
Baca Juga: Kolombia Akan Musnahkan Puluhan Kuda Nil Liar Milik Pablo Escobar
Editor’s picks
2. Perjalanan Pablo Escobar jadi ikon pop
Pablo Escobar dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab atas pembunuhan sekitar 4 ribu orang pada 1980-an dan awal 1990-an. Ia membangun kartel Medellín yang kuat dan mengumpulkan kekayaan sekitar 3 miliar dolar AS (Rp48 triliun), menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia pada masanya.
Gembong narkoba ini tewas tertembak pada 1993 di atap sebuah bangunan di Medellín. Saat itu ia mencoba melarikan diri dari tim pencari khusus yang terdiri dari lebih dari 300 petugas polisi dan agen DEA.
Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir, kehidupan Escobar kembali menjadi sorotan melalui sinetron Kolombia dan serial Netflix. Hal ini membuat popularitasnya meningkat, terutama di kalangan wisatawan.
Di Medellín, kota kelahiran Escobar, agen-agen wisata bahkan memimpin pengunjung dalam tur historis ke situs-situs terkait kehidupan sang gembong narkoba. Fenomena ini semakin memperkuat citra Kolombia sebagai negara yang identik dengan mafia narkoba.
3. Proses panjang RUU dan upaya mengubah citra Kolombia
RUU larangan suvenir Escobar masih harus melalui empat tahap debat sebelum bisa disetujui kongres. Avendaño menjelaskan bahwa jika proposal ini lolos, akan ada masa transisi di mana pejabat pemerintah bekerja sama dengan penjual suvenir untuk mencari cara baru memasarkan Kolombia.
Selain itu, RUU ini juga akan meminta pemerintah Kolombia menyelidiki berapa banyak orang yang mencari nafkah dari penjualan merchandise Escobar dan berapa nilai pasarnya.
"Kita tidak bisa terus memuji orang-orang seperti ini dan bertindak seolah-olah kejahatan mereka bisa diterima. Ada cara lain bagi bisnis untuk tumbuh dan cara lain untuk menjual Kolombia ke dunia," kata Avendaño.
Upaya menghapus warisan Escobar ini sejalan dengan kebijakan Kolombia sebelumnya. Tahun lalu, negara ini menolak permintaan untuk mendaftarkan merek dagang nama Pablo Escobar yang diajukan oleh janda dan anak-anaknya. Alasannya, merek dagang tersebut dianggap permisif terhadap kekerasan dan mengancam ketertiban umum.
Pengadilan Umum Uni Eropa juga menolak permintaan merek dagang serupa dari keluarga Escobar awal tahun ini. Mereka berargumen bahwa hal tersebut bertentangan dengan kebijakan publik dan prinsip-prinsip moralitas yang diterima.
Dengan RUU ini, Kolombia berharap dapat melepaskan citra sebagai negara bos mafia dan membangun identitas baru yang lebih positif di mata dunia.
Baca Juga: Menlu Yordania Bujuk Iran Tahan Diri dari Serang Israel
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.