Sempat Memanas, Australia-China Siap Perbaiki Hubungan Kerja Sama

Hubungan keduanya memanas akibat isu perdagangan

Jakarta, IDN Times - Australia berencana untuk mewujudkan hubungan yang lebih stabil dengan China. Beberapa waktu terakhir, hubungan keduanya berada dalam kondisi terendah karena perselisihan di berbagai bidang, khususnya perdagangan.

Ungkapan di atas disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, saat konferensi pers di New York setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, pada pertemuan sela Sidang Umum PBB ke-77, Kamis (22/9/2022).

"Saya pikir ini adalah jalan panjang di mana banyak langkah harus diambil oleh kedua belah pihak untuk hubungan yang lebih stabil," kata Penny Wong, dikutip dari Reuters.

1. Isu perdagangan jadi topik utama

Hubungan Australia-China berada dalam titik terendah setelah perselisihan mengenai sejumlah masalah, termasuk asal-usul pandemik COVID-19, perdagangan, dan tuduhan Australia atas campur tangan China. Namun, di antara itu semua, isu perdagangan menjadi topik utama dalam pembicaraan keduanya.

Penny Wong kembali mendesak Beijing untuk mengangkat sanksi hambatan perdagangan yang dijatuhkan pada Australia. Menurutnya, perdagangan bebas adalah penopang pembangunan ekonomi di kedua negara.

"Memang, perdagangan terbuka, berdasarkan aturan dalam sistem internasional telah menopang pembangunan ekonomi kedua negara kita. Australia dan China memiliki banyak kerugian dengan disintegrasi sistem itu dan mendapat banyak keuntungan dari keterlibatan langsung serta produktif," kata Penny Wong, dikutip dari ABC News.

Baca Juga: Sempat Memanas, China Tegaskan Ingin Caplok Taiwan Secara Damai

2. Australia minta China berperan meredakan konflik Rusia-Ukraina

Sempat Memanas, Australia-China Siap Perbaiki Hubungan Kerja SamaPresiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden China, Xi Jinping. (twitter.com/President of Russia)

Penny Wong juga meminta China memanfaatkan kekuatannya untuk meredakan ketegangan di Ukraina. Menurutnya, sebagai salah satu pemegang hak veto, China dapat memainkan peranan yang besar dalam konflik tersebut.

"China adalah kekuatan besar. Kami mendorong China sebagai anggota P5 dengan tanggung jawab khusus untuk menegakkan piagam PBB untuk menggunakan pengaruhnya untuk mengakhiri perang," kata dia, dikutip dari Reuters.

Menlu Australia tersebut juga menyampaikan kecaman terkait invasi Rusia ke Ukraina yang disebutnya ilegal. Dia juga menyatakan, ancaman nuklir yang disampaikan Putin sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab.

3. Singgung penahanan jurnalis Australia oleh China

Selain isu perdagangan dan perang Rusia-Ukraina, agenda pertemuan tersebut juga membahas isu keamanan di Selat Taiwan dan penahanan jurnalis Australia oleh China. 

Wong mengatakan, pihaknya kembali menyuarakan kekhawatiran terkait penahanan jurnalis Australia Cheng Lei dan penulis Yang Hengjun. Keduanya ditahan oleh otoritas China atas tuduhan mata-mata. 

Wong menegaskan, Australia tidak akan melupakan kepetingan nasionalnya ketika berurusan dengan China.

"Kepentingan nasional Australia tetap konstan dan pemerintah kami akan selalu berbicara ketika kami yakin itu perlu mengenai masalah yang penting bagi rakyat kami," kata Penny Wong.

Baca Juga: Hiks! 230 Paus Terdampar di Australia, Sebagian Besar Tewas

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya