Serbia Tolak Desakan Jerman untuk Jatuhkan Sanksi pada Rusia

Hubungan erat Rusia-Serbia keduanya jadi pertimbangan

Jakarta, IDN Times - Pada Jumat (10/6/2022), Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mendesak Serbia untuk ikut menjatuhkan sanksi bagi Rusia. Jerman menilai tindakan ini harus dilakukan setiap negara yang ingun bergabung dengan Uni Eropa.

Presiden Serbia, Aleksandar Vuvic, menyatakan penolakannya terhadap desakan Jerman tersebut. Ia menilai sanksi tidak akan efektif untuk menggertak Rusia.

Baca Juga: Menlu Rusia Gagal Kunjungi Serbia akibat Larangan Terbang 3 Negara Ini

1. Pertimbangkan hubungan erat Rusia-Serbia

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyampaikan desakan tersebut saat mengunjungi Serbia sebagai bagian dari trip 2 harinya ke negara-negara Balkan. Berbicara pada konferensi pers yang sama di Beograd, Presiden Serbia, Aleksandar Vuvic, langsung menolak desakan Jerman.

Vuvic menyatakan, Serbia saat ini berada dalam posisi yang sulit untuk menjatuhkan sanksi. Ia meminta Uni Eropa untuk mempertimbangkan hubungan erat Rusia-Serbia yang telah lama terjalin.

"Sejauh menyangkut sanksi, kami memiliki posisi yang berbeda. Kami ingat sanksi (terhadap Serbia) dan kami tidak berpikir sanksi itu efisien," kata Vuvic, dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Jerman Minta Serbia-Kosovo Rujuk jika Ingin Gabung Uni Eropa

2. Jerman janji lindungi kawasan Baltik

Dalam kunjungannya, Scholz berjanji akan membantu Balkan Barat untuk menghidupkan kembali kampanye lama mereka yang terhenti untuk keanggotaan Uni Eropa. Ia juga menyampaikan niatnya untuk menangkis pengaruh Rusia di kawasan Baltik.

"Kami tidak akan menyerahkan wilayah di jantung Eropa ini kepada pengaruh Moskow," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, pada Maret lalu.

Baca Juga: Jokowi Terima Kunjungan Menlu Serbia, Bahas 3 Kerja Sama Ini

3. Pengaruh Rusia dan China menguat di Balkan

Serbia Tolak Desakan Jerman untuk Jatuhkan Sanksi pada RusiaPresiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden China, Xi Jinping. (twitter.com/President of Russia)

lorian Bieber, seorang pengamat politik kawasan Balkan di Universitas Graz Austria, menyatakan, pengaruh Rusia dan China semakin menguat di kawasan Balkan. Menurutnya, proses pendaftaran negara-negara Balkan untuk keanggotaan Uni Eropa yang lambat menjadi salah satu penyebab meningkatnya cengkraman Rusia dan China.

Ia juga menyalahkan Kanselir Jerman sebelumnya, Angela Markel, atas situasi ini. Menurutnya, Angela Merkel, tidak berbuat banyak untuk membuat kemajuan perolehan keanggotaan UE bagi negara Balkan yang mendaftar.

"Fakta bahwa hal itu tidak terjadi adalah masalah yang nyata dan pengaruh yang berkembang dari negara-negara lain seperti Rusia dan China adalah akibat dari proses yang lambat ini," kata lorian Bieber, dilansir dari The Strait Times.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya