Tolak Ganti Pelat Nomor, Orang Serbia di Kosovo Resign Massal

Kosovo kini kekurangan polisi

Jakarta, IDN Times - Warga etnis Serbia di Kosovo ramai-ramai mengundurkan diri dari pekerjaannya di institusi pemerintah pada Sabtu (5/11/2022). Mereka yang mengundurkan diri kebanyakan bekerja di kepolisian dan pengadilan Kosovo.

Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah Kosovo, yang mengharuskan warga etnis Serbia segera mengganti pelat nomor kendaraan mereka.

Permasalahan terkait pelat kendaraan memang telah berlangsung sejak kemerdekaan Kosovo dari Serbia. Warga etnis Serbia menolak mengakui otoritas Pristina dan bersikeras untuk tetap menggunakan pelat kendaraan dari masa sebelum kemerdekaan, dilansir dari Reuters.

1. Buntut dari pemecatan polisi senior Serbia

Aksi pengunduran diri massal juga dipicu oleh pemecatan seorang perwira senior polisi beretnis Serbia.

Polisi tersebut dipecat karena menolak untuk memperbarui pelat kendaraannnya. Setelah melakukan pertemuan, para anggota kepolisian secara simbolis menanggalkan seragam mereka pada Sabtu.

Pemerintah Kosovo telah memberlakukan kebijakan terkait pelat nomor baru sejak Selasa lalu. Selama tiga minggu mendatang, orang Serbia akan diperingatkan untuk segera mengganti pelat nomor lama mereka.

Jika bersikeras menolak, mereka akan dikenai denda selama dua bulan berikutnya.

Baca Juga: Serbia Tembak Drone Kosovo yang Diduga Lintasi Wilayah Udaranya

2. Kosovo kekurangan polisi

Setelah pertemuan perwakilan politik Serbia di utara Kosovo, Menteri Komunitas dan Pengembalian, Goran Rakic, resmi mengundurkan diri dari jabatannya di pemerintahan Pristina.

Rakic mengatakan, rekan-rekan Serbia-nya juga telah kompak melepaskan pekerjaan mereka di administrasi kota, pengadilan, polisi, dan parlemen serta pemerintahan di Pristina.

Rakic juga menyatakan, mereka tidak akan mempertimbangkan untuk kembali, kecuali Pristina menghapuskan kebijakan pembaruan pelat nomor. Komunitas Serbia juga menuntut agar daerah yang dihuni oleh mayoritas etnis Serbia diberi otonomi lebih besar.

Akibat protes ini, kepolisian Kosovo mengalami kekurangan personel. Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Kosovo, yang berbicara secara anonim, mengatakan bahwa beberapa unit polisi bahkan harus memperpanjang shift hingga 12 jam dari normalnya hanya 8 jam untuk menggantikan ketidakhadiran petugas Serbia. 

Sementara itu, di sisi utara Mitrovica, yang sebagian besar dihuni oleh orang Serbia, tidak ada polisi yang terlihat. Beberapa tentara Swiss dan Italia, bagian dari pasukan penjaga perdamaian NATO, adalah di antara petugas yang berjaga di alun-alun utama.

3. Tanggapan Perdana Menteri Kosovo 

Perdana Menteri Albin Kurti mendesak warga Serbia untuk tidak memboikot atau meninggalkan institusi Kosovo.

"Mereka (institusi Kosovo) melayani kita semua, setiap orang dari Anda. Jangan menjadi mangsa manipulasi politik dan permainan geopolitik," kata Albin Kurti, dalam sebuah unggahan di media sosialnya.

Kurti mengklaim bahwa Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, berbohong kepada utusan Amerika Serikat dan Eropa, yang telah mencoba untuk menyelesaikan ketegangan di antara kedua negara tersebut. Ia juga menyebut Serbia sebagai 'boneka Kremlin' karena sering bertemu dan berkoordinasi dengan duta besar Rusia untuk Beograd.

Sementara itu di Serbia, Perdana Menteri Ana Brnabic menyatakan dukungan kepada orang-orang Serbia yang berani di Kosovo, dilansir dari Euro News.

Baca Juga: Kosovo Mulai Beri Peringatan untuk Mobil dengan Pelat Nomor Serbia

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya