Wartawan Dilarang Meliput Kunjungan Menlu China ke Pasifik, Ada Apa?

Jurnalis dilarang meliput dan mengajukan pertanyaan

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, sedang melakukan kunjungan ke negara-negara kawasan Pasifik. Wang Yi akan mengunjungi delapan negara dalam waktu sepuluh hari yang telah dimulai pada Kamis (26/5/2022), dengan kunjungan ke Kepulauan Solomon.

Sejauh ini, Wang Yi telah mengunjungi Kepulauan Solomon, Kiribati, Samoa dan Fiji, dan akan mengunjungi Tonga, Vanuatu, Papua Nugini dan Timor-Leste. Namun, kunjungan kali ini menuai kecaman dari publik. Pasalnya, para wartawan tidak diperbolehkan untuk meliput dan mengajukan pertanyaan saat konferensi pers. 

Baca Juga: China Tegaskan Tak Akan Bangun Pangkalan Militer di Kepuluan Solomon

1. Para wartawan dilarang meliput kunjungan

Saat kunjungan Wang Yi ke beberapa negara Pasifik, para wartawan setempat mengaku bahwa mereka tidak diperbolehkan untuk meliput. Lice Movono, seorang jurnalis Fiji, mengatakan bahwa para pejabat China selalu berusaha untuk menghalangi mereka meliput kunjungan Wang Yi. 

Movono mengatakan, izin meliput yang telah dipegang media tempatnya bekerja tiba-tiba dicabut saat hendak merekam awal pertemuan Wang Yi dan Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama. Ia dan operator kameranya kemudian diperintahkan untuk meninggalkan lobi Hotel Grand Pacific di Suva, tempat pertemuan akan berlangsung pada Senin (30/5/2022), dilansir dari The Guardian.

Keadaan yang serupa juga terjadi pada Minggu (29/5/2022), saat Wang Yi bertemu dengan Sekretaris Jendral Forum Kepulauan Pasifik, Henry Puna. Movono menyebut bahwa para delegasi China berusaha menghalangi para wartawan untuk mengambil foto dengan berdiri di depan kamera.

Sedangkan saat kunjungan ke Kepulauan Salomon, para jurnalis dilarang menghadiri konferensi pers Wang dengan alasan pembatasan COVID-19. Sebagai balasan, Asosiasi Media Kepulauan Solomon (MASI) kemudian memboikot kunjungan tersebut.

Baca Juga: China Tembaki Kapal Filipina dengan Meriam Air di Laut China Selatan

2. Para jurnalis dilarang mengajukan pertanyaan

Wartawan Dilarang Meliput Kunjungan Menlu China ke Pasifik, Ada Apa?Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dan Perdana Menteri, Frank Bainimarama. (twitter.com/Frank Bainimarama)

Bukan hanya dilarang untuk meliput kunjungan, para jurnalis juga dilarang untuk mengajukan pertanyaan pada saat konferensi pers. Saat kunjungan ke Kiribati, Samoa dan Fiji, tidak ada satupun pertanyaan yang diperbolehkan.

Sedangkan saat kunjungan ke Kepulauan Solomon, hanya ada dua pertanyaan yang diizinkan, satu dari jurnalis Solomon kepada PM Solomon dan satu lagi dari jurnalis media China kepada Wang.

“Konferensi pers itu sendiri dijalankan oleh pemerintah yang berkunjung (China), dan kartu pers dikeluarkan oleh pemerintah China,” kata Lice Movono.

“Mereka menginstruksikan kami bahwa kami tidak akan diizinkan untuk mengajukan pertanyaan. Ketika beberapa dari kami berusaha meneriakkan pertanyaan, seorang pejabat pemerintah China berteriak untuk berhenti,” tambahnya, dilansir dari The Guardian.

Baca Juga: Presidensi G20 Indonesia Harus Bahas Dampak Dominasi AS-China

3. China disebut melanggar kebebasan pers

Para jurnalis mengeluhkan delegasi China yang membatasi akses mereka untuk mendapatkan informasi. Tindakan China yang melanggar kebebasan pers ini menimbulkan kekhawatiran pada para jurnalis di Pasifik mengenai kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan. Apalagi, hubungan China dan negara-negara Pasifik semakin mesra.

“Apakah pemerintah kita membiarkan media keluar atas kemauan mereka sendiri, atau atas permintaan Cina? Apa selanjutnya? Akankah media juga dilarang mengajukan pertanyaan kepada politisi dan pemimpin lokal kita? Ini adalah tren yang mengkhawatirkan yang harus dihentikan," kata Shailendra Singh, profesor jurnalisme di Universitas Pasifik Selatan di Fiji.

Australia dan Amerika Serikat melihat tur yang dilakukan Menlu China ini bertujuan untuk menigkatkan kehadiran militer mereka di kawasan Pasifik. Selama kunjungannya, Wang Yi menandatangani beberapa perjanjian untuk memperkuat hubungan bilateral antara China dan negara-negara Pasifik.

Pada Sabtu (28/5/2022), Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menandatangani kesepakatan dengan negara kepulauan Samoa, yang mencakup pertukaran surat untuk laboratorium sidik jari bagi kepolisian sebagai bagian dari akademi pelatihan polisi yang didanai China, dilansir dari The Epoch Times.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya