Gelombang Kedua COVID-19 di Beijing, Pelajaran Berharga bagi Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lockdown kembali diberlakukan di Tiongkok. Tak rata di seluruh daerah, lockdown kali ini diberlakukan di Beijing.
Kota ini disebut-sebut mencatat cukup banyak kasus positif COVID-19 baru selama beberapa pekan terakhir selepas lockdown pertama dilonggarkan. Timbul kekhawatiran Beijing akan menjadi Wuhan, alias pusat pandemik COVID-19 di gelombang kedua ini.
1. Belum ada konfirmasi soal gelombang kedua
Dilansir dari Wired.co.uk, belum ada sumber yang mengonfirmasi perihal asal gelombang kedua COVID-19 telah terjadi di Tiongkok dan berpusat di Beijing. Beberapa provinsi lain yang juga dekat dengan Beijing disebut terdampak mulai dari Hebei juga Sichuan.
Tercatat hingga Rabu (17/6), Beijing memiliki 137 kasus COVID-19 baru selama enam hari ke belakang. Disebutkan dari orang-orang yang terpapar, hanya sedikit yang merupakan penduduk setempat.
Baca Juga: Warga Beijing Wajib Karantina Diri Sendiri atau Terima Hukuman
2. Mereka yang terpapar di Beijing datang dari daerah lain
Editor’s picks
Meski tercata telah terpapar di Beijing, nyatanya pasien diketahui merupakan pedagang, pekerja restoran, petugas kebersihan, hingga pekerja migran yang datang dari wilayah lain seperti Hebei, atau wilayah yang lebih jauh.
Umumnya, mereka memiliki kios pasar di wilayah terdekat. Pemerintah daerah sudah mengorganisir tempat perdagangan sementara di tempat lain, selain pasar, untuk membantu memastikan rantai pasokan tetap utuh.
3. Jadi pelajaran berharga untuk semua negara
Munculnya kembali kasus baru COVID-19 yang diduga sebagai tanda gelombang kedua pandemik ini di Beijing bisa jadi pelajaran berharga bagi semua negara. Kasus ini membuktikan pandemik ini belum sepenuhnya berhenti.
Kasus di Beijing sendiri diduga mungkin bukan baru saja terjadi.
"Wabah di Beijing ini mungkin bukan dimulai pada akhir Mei atau awal Juni, mungkin sebulan sebelumnya," kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC), Gao Fu, seperti dikutip dari CNN.
Baca Juga: Takut Penyebaran COVID-19 Meluas, Beijing Lockdown 10 Area Permukiman