Gelombang Kedua COVID-19 di Beijing, Pelajaran Berharga bagi Dunia

Apakah Beijing akan menjadi Wuhan edisi second wave?

Jakarta, IDN Times - Lockdown kembali diberlakukan di Tiongkok. Tak rata di seluruh daerah, lockdown kali ini diberlakukan di Beijing.

Kota ini disebut-sebut mencatat cukup banyak kasus positif COVID-19 baru selama beberapa pekan terakhir selepas lockdown pertama dilonggarkan. Timbul kekhawatiran Beijing akan menjadi Wuhan, alias pusat pandemik COVID-19 di gelombang kedua ini.

1. Belum ada konfirmasi soal gelombang kedua

Gelombang Kedua COVID-19 di Beijing, Pelajaran Berharga bagi DuniaWarga memakai masker pelindung mengendarai sepeda di Wuhan, Pprovinsi Hubei, Tiongkok, pada 14 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Dilansir dari Wired.co.uk, belum ada sumber yang mengonfirmasi perihal asal gelombang kedua COVID-19 telah terjadi di Tiongkok dan berpusat di Beijing. Beberapa provinsi lain yang juga dekat dengan Beijing disebut terdampak mulai dari Hebei juga Sichuan.

Tercatat hingga Rabu (17/6), Beijing memiliki 137 kasus COVID-19 baru selama enam hari ke belakang. Disebutkan dari orang-orang yang terpapar, hanya sedikit yang merupakan penduduk setempat.

Baca Juga: Warga Beijing Wajib Karantina Diri Sendiri atau Terima Hukuman

2. Mereka yang terpapar di Beijing datang dari daerah lain

Gelombang Kedua COVID-19 di Beijing, Pelajaran Berharga bagi DuniaTes asam nukleat kepada warga di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 15 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Meski tercata telah terpapar di Beijing, nyatanya pasien diketahui merupakan pedagang, pekerja restoran, petugas kebersihan, hingga pekerja migran yang datang dari wilayah lain seperti Hebei, atau wilayah yang lebih jauh.

Umumnya, mereka memiliki kios pasar di wilayah terdekat. Pemerintah daerah sudah mengorganisir tempat perdagangan sementara di tempat lain, selain pasar, untuk membantu memastikan rantai pasokan tetap utuh.

3. Jadi pelajaran berharga untuk semua negara

Gelombang Kedua COVID-19 di Beijing, Pelajaran Berharga bagi DuniaAntrean untuk tes asam nukleat di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 16 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Munculnya kembali kasus baru COVID-19 yang diduga sebagai tanda gelombang kedua pandemik ini di Beijing bisa jadi pelajaran berharga bagi semua negara. Kasus ini membuktikan pandemik ini belum sepenuhnya berhenti.

Kasus di Beijing sendiri diduga mungkin bukan baru saja terjadi.

"Wabah di Beijing ini mungkin bukan dimulai pada akhir Mei atau awal Juni, mungkin sebulan sebelumnya," kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC), Gao Fu, seperti dikutip dari CNN.

Baca Juga: Takut Penyebaran COVID-19 Meluas, Beijing Lockdown 10 Area Permukiman

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya