Cerita Relawan Baznas Berjuang Melawan Dingin Bantu Korban Gempa Turki

Selain cuaca, bahasa juga menjadi tantangan bagi relawan

Jakarta, IDN Times - Masyarakat Turki dikejutkan dengan gempa besar berkekuatan magnitudo (M) 7,8 pada Senin (6/2/2023). Ribuan orang meninggal dunia dan ratusan orang mengalami luka dalam musibah itu.

Sejumlah negara merespons cepat. Mereka langsung mengirimkan bantuan ke Turki. Tak terkecuali dengan Indonesia, bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) juga turut mengirimkan bantuan.

Direktur Pendistribusian Baznas RI, Ahmad Fikri, mengirimkan langsung bantuan itu ke Turki bersama 4 petugas lainnya dari Baznas.

Fikri, salah satu relawan Indonesia itu menceritakan pengalamannya ketika bertugas di Turki. Cerita itu disampaikan Fikri dalam program Ngobrol Seru By IDN Times.

Fikri menerangkan, tantangan terbesar saat menjadi relawan adalah menghadapi cuaca dingin. Menurutnya, hal itu menjadi tantangan sendiri baginya yang terbiasa dengan tropis.

Berikut wawancara Ahmad Fikri dalam acara Ngobrol Seru By IDN Times.

Baca Juga: Belum Pulih dari Gempa, Erdogan Umumkan Pemilu Turki 14 Mei 2023

Kondisi saat ini di Turki bagaimana?

Salam dari kami, tim Baznas yang saat ini sedang berada untuk membantu warga terdampak gempa 7,8 skala richter beberapa waktu yang lalu, kondisi saat ini memang berangsur membaik, dan seperti kita ketahui data dari Pemerintah Turki korban itu tercatat 35 ribu, 105.555 orang terluka, dan di sini kondisinya luar biasa, warga sangat membutuhkan perlindungan, terutama makanan dan perlengkapan musim dingin, karena suhu dalam kondisi Winter, suhu di Adana sendiri 3-5 derajat, di wilayah lain bisa -7 hingga 2 derajat.

Suhu yang sampai minus di malam hari atau siang hari?

Di malam hari tentu lebih dingin, ya. Di siang hari ini untuk Adana 5-7 derajat, jadi bagi orang Indonesia seperti saya meski ini kondisi cerah namun di luar kendaraan sangat dingin sekali, harus menggunakan perlengkapan seperti jaket, sarung tangan. Tadi beberapa saat juga kami memberikan perbekalan bantuan perbekalan di Adana, dan mereka sangat-sangat membutuhkan sekali selimut dan tadi mereka berharap selimut bisa dikirim lebih banyak.

Baca Juga: Gempa Kembali Guncang Turki, Tewaskan 1 Orang dan 110 Terluka 

Tim Baznas ada berapa orang yang berangkat ke Turki?

Kami ada lima orang, dan lima orang ini didukung juga oleh relawan lima orang. Dan total ada 10, ada 2 dokter, ada 1 rescue, tiga penerjemah. itu unutk bisa mobilitas dan juga rekan-rekan dari media yang ikut dalam rombongan tim Baznas ini.

Selama di Turki, ada gempa susulan?

Ya waktu kami di Hatai, itu saya sempat merasakan gempa dan di Indonesia saya beberapa kali merasakan gempa juga cukup hebat, namun ketika saya di Antkya, saya berbeda merasakan. Jadi, seperti seolah-olah di bawah kaki saya ada yang amblas, jadi saya seperti merasa turun, agak kaget juga

Kalau tim Baznas fokusnya mencari korban atau distribusi logistik?

Cerita Relawan Baznas Berjuang Melawan Dingin Bantu Korban Gempa TurkiIlustrasi kerusakan akibat gempa di Kota Izmir, Turki pada 30 Oktober 2020 (www.twitter.com/@i_gillani4)

Tim Baznas untuk tahap pertama ini, kita fokuskan diri untuk membantu makanan dan perlengkapan pengungsi yang kita distribusikan di wilayah Adana dan Hatai, ada dua provinsi yang jadi sasaran bantuan tim Baznas

Selama di pengungsian itu, kondisinya memprihatinkan gak?

Ya memang dari pantauan kami di lapangan, mereka masih dalam mengkhawatirkan, kesedihan mendalam, nampak dari mereka itu terlihat masih bingung. Mereka kumpul di tengah perapian kumpul mereka masih dalam kondisi bingung, dan tanpa ada dialog di antara mereka dan ketika kita bawakan bantuan mereka ada semacam harapan dan bisa berdialog dengan orang asing itu membuat mereka juga bergembira.

Kondisi tendanya apakah sama dengan tenda di Indonesia kalau ada bencana?

Menarik ya, di Turki ini tenda-tenda yang disiapkan ini tenda keluarga, jadi satu tenda itu satu keluarga. Namun, kami juga menjumpai ada satu tenda itu diisi oleh tiga keluarga, mungkin masih ada keterbatasan, di sisi lain ada yang bisa kita lihat ada tenda-tenda yang didirikan oleh masyarakat secara mandiri menggunakan terpal.

Fokus Baznas distribusi makanan, itu menggunakan bangunan yang belum runtuh sebagai basecamp?

Untuk logistik Baznas, gudang-gudang yang disiapkan, kita lokasinya di Adana, beberapa lokasi ini dalam kondisi baik-baik saja, hanya beberapa titik mengalami gempa parah. Dari Adana ini kami bawa perlengkapan musim dingin dan makanan ke Hatai. Hatai ini berjarak sekitar 3,5-4 jam dari wilayah Adana. Jadi, kami sendiri tidak mau mengambil risiko, kami stay-nya di Adana

Setiap hari PP ya?

Cerita Relawan Baznas Berjuang Melawan Dingin Bantu Korban Gempa TurkiGempa Turki (twitter.com/ArafehLaith)

Iya betul, jadi setiap pagi kita koordinasi dengan Dubes RI untuk Turki dan juga BNPB, di kantor darurat yang ada di wilayah Adana, kemudian kita menuju wilayah Hatai untuk memberikan bantuan, di bagian lain mungkin juga dengar kabarnya emergency tim Indonesia sudah wilayah Hata.

Ketika memberikan bantuan makanan itu diberikan ke pengungsi atau ke otoritas Turki?

Beberapa titik kami diperkenankan untuk langsung memberikan bantuan kepada para penyintas, di lokasi lain memang ktia perlu berkoordinasi langsung dengan otoritas setempat yang menangani bencana.

Makanan itu dibeli dari Turki atau dikirim dari Indonesia?

Ini kita pengadaannya ada di Turki ya, karena kan makanan kita berbeda dengan orang-orang di sini. Jadi, makanan yang diberikan adalah makanan yang biasa mereka konsumsi sehari-hari, ada susu, ada sari buah, kemudian ada corba, semacam gandum yang dimasak menjadi sup, ada air mineral.

Tantangan paling berat selaam di Turki apa saja?

Cerita Relawan Baznas Berjuang Melawan Dingin Bantu Korban Gempa TurkiGempa 7,8 M mengguncang Turki, Senin (6/2/2023). (dok.Official Twitter Account of the Republic of Türkiye Ministry of National Defence)

Yang paling berat memang cuaca, ini luar biasa karena musimnya berbeda dengan di Indonesia, musim dingin ini membuat para relawan dan pekerja kemanusiaan ini harus berjuang dulu dengan dirinya, terutama yang dari Indonesia. Tantangan kedua kita cukup kesulitan mencari kendaraan untuk membawa pasokan bantuan, ini kita mencari truk saja berubah-ubah, sudah oke, sudah bisa ternyata balik kanan, dan ketika kita harus bergerak cepat sejak dari bandara penyewaan mobil sudah habis. Dan ada lima provider kendaraan itu masih ada satu penyewa dan itu juga inden.

Jadi, itu salah satu kesulitan, yang lainnya bahasa, alhamdulillah kita dibantu oleh mahasiswa Indonesia yang kuliah di Turki untuk menjadi penerjemah kita sekaligus penghubung otoritas yang ada.

Komunikasi dengan otoritas itu dengan bahasa Inggris atau Turki?

Rata-rata dari yang kami jumpai ini memang hanya menguasai bahasa Turki dan Bahasa Arab, Inggris dari yang kami temui tidak begitu banyak, kecuali menang mereka-mereka yang bertugas di lapangan itu memang sepertinya dipersiapkan setidaknya memahami Bahasa Inggris. Untuk staf level provinsi atau nasional memang mereka cukup baik dalam berkomunikasi

Untuk akses jalannya gimana?

Kami mendapati memang banyak titik yang terbelah dan patah-patah. Namun, dalam beberapa hari memang sudah diperbaiki di beberapa tempat, di beberapa wilayah lainnya kelihatan belum tersentuh. Jadi memang pemerintah fokus membantu yang lebih darurat. Dan dari Adana menuju Antakya itu berbukit naik turun dan jalannya cukup lebar dan ada beberapa titik ada kemacetan dan diprioritaskan untuk ambulans, hambir beberapa menit ada ambulans beriringan.

Baca Juga: Uni Eropa Akan Kirim Rp18,5 T untuk Pemulihan Gempa Turki-Suriah

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya