Menag Sebut Penyobekan-Pembakaran Al-Qur'an Teror dan Ekstremitas

Menag imbau umat muslim Indonesia tak bereaksi berlebihan

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas mengutuk aksi pembakaran dan penyobekan Al-Qur'an. Aksi pembakaran Al-Qur'an dilakukan oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai Stram Kurs yang berhalauan ekstremis sayap kanan Denmark di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia pada 21 Januari 2023.

Kemudian pada 22 Januari 2022, dalam demonstrasi anti-Turki di Den Haag, Belanda, ada peristiwa aksi menyobek Al-Qur'an.

"Itu jelas teror dan tindakan ekstrem yang tidak bisa dibenarkan dan bisa merusak harmoni umat beragama. Saya jelas mengutuk tindakan ekstrem semacam itu,” ujar Yaqut dikutip dari laman resmi Kemenag, Kamis (26/1/2023).

Baca Juga: Politikus Swedia Bakar Al-Qur'an, AS: Tidak Sopan!

1. Menghina simbol agama tak dibenarkan

Menag Sebut Penyobekan-Pembakaran Al-Qur'an Teror dan EkstremitasMenteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam Konferensi Pers Peresmian RSPJ Extensi Arafah Asrama Haji Embarkasi Jakarta, Senin (19/7/2021). (youtube.com/Pertamedika Training)

Yaqut mengatakan, melakukan unjuk rasa sah saja. Namun, tidak dibenarkan menghina simbol agama manampun. Terlebih, menghina suatu kitab suci bukanlah termasuk kebebasan berekspresi.

"Silakan sampaikan aspirasi dan ekspresi, tapi jangan dengan perbuatan ekstrem, provokatif, apalagi sampai menghinakan simbol-simbol keagamaan dan kitab suci. Itu bisa mengganggu harmoni sosial dan memecah belah umat,” jelasnya.

Baca Juga: PM Swedia Kecam Tindakan Bakar Al Qur'an oleh Warganya

2. Aksi bakar dan menyobek Al-Qur'an bisa merusak rasa toleransi

Menag Sebut Penyobekan-Pembakaran Al-Qur'an Teror dan EkstremitasMenteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (dok. Kemenag)

Dalam kesempatan itu, Yaqut menyebut Indonesia dalam kegiatan Presidensi G20 2022 terus menyuarakan kepada semua negara untuk bisa menciptakan rasa toleransi dan menghargai kepercayaan orang lain. Namun, aksi bakar dan menyobek Al-Qur'an di Swedia dan Belanda bisa merusak rasa tolerasi.

Aksi di Swedia dan Belanda justru bisa merusak semangat kebersamaan yang sedang dibangun. Itu jelas merugikan seluruh umat beragama dan tidak bisa dibenarkan,” sebutnya.

“Protes dari berbagai negara, termasuk di Indonesia, serta juga dari masyarakat dan tokoh agama adalah cermin betapa tindakan itu semacam mencederai perasan dan merusak semangat kerukunan umat,” sambungnya.

Baca Juga: Kemlu RI Akan Panggil Dubes Swedia soal Pembakaran Al-Qur'an

3. Yaqut minta umat Islam di Indonesia tak terpancing

Menag Sebut Penyobekan-Pembakaran Al-Qur'an Teror dan EkstremitasMenteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/8/2021). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Lebih lanjut, Yaqut mengimbau umat Islam di Indonesia untuk tidak terpancing atas pembakaran dan penyobekan Al-Qur'an itu. Dia meminta kepada umat muslim menyikapinya dengan cara yang santun sesuai dengan nilai-nilai Islami.

"Umat wajar jika marah melihat kejadian ini, namun bentuk respons harus dalam koridor hukum dan dengan adab yang mulia," imbuhnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya