Kutuk Aksi Protes, Macron Akan Teruskan Reformasi UU Pensiun Prancis

Raja Charles III sampai batal kunjungan ke Prancis

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Marcon, mengutuk keras aksi protes yang memicu kekerasan yang meletus pada Kamis lalu. Dalam aksi protes itu, para demonstran menentang rencana kenaikan usia pensiun di Prancis.

Saat ini, Marcon sedang berada di bawah tekanan untuk segera menemukan jalan keluar dari krisis yang telah menimbulkan kekerasan jalanan di Prancis dalam beberapa tahun terakhir. Itu disebabkan oleh RUU pensiun yang diusulkan melalui parlemen dan tanpa melakukan pemungutan suara.

"Kami tidak akan menyerah pada kekerasan. Saya mengutuk kekerasan dengan sekuat tenaga," kata Macron dalam konferensi pers, setelah KTT Uni Eropa di Brussel, Jumat (24/3/2023).

Baca Juga: Prancis Memanas! Warga Demo Tolak Kenaikan Usia Pensiun 

1. Pemogokan menyebabkan gangguan yang meluas di Prancis

Pemogokan yang dilakukan para demonstran telah menyebabkan gangguan yang meluas di Prancis. Namun, Marcon berjanji akan terus melanjutkan proses demokrasi guna melegalkan reformasi yang saat ini sedang diperiksa oleh otoritas konstitusional tertinggi Prancis.

“Reformasi pensiun ada di hadapan Dewan Konstitusi dan jelas kami akan menunggu keputusan Dewan Konstitusi,” kata Macron. "Kami terus bergerak maju, Prancis tidak bisa berhenti," imbuhnya, kutip France 24.

Marcon juga mengatakan bahwa dirinya siap untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin Serikat, setelah Dewan Konstitusi, tentang keputusan RUU reformasi pensiun.

"Saya telah mengindikasikan kesiapan kami untuk bergerak maju dalam isu-isu seperti penurunan profesional, akhir karir, pelatihan ulang, pengembangan karir, kondisi kerja, dan remunerasi di sektor tertentu," ucap Marcon.

"Saya siap membantu serikat gabungan jika mereka ingin datang dan menemui saya untuk membuat kemajuan dalam semua hal ini," imbuhnya.

Baca Juga: Prancis Dilanda Demo Akbar, Kemlu RI: WNI Aman

2. Raja Charles III menunda kunjungannya ke Prancis

Raja Inggris, Charles III, pada Jumat telah membatalkan kunjungan kenegaraannya ke Prancis setelah kerusuhan tentang penentangan RUU pensiun meletus di Prancis. Rencananya, Charles dijadwalkan ulang akan melakukan kunjungan ke Prancis pada hari Minggu.

Penundaan kunjungan kenagaraan tersebut tentunya sangat memalukan bagi Marcon. Kunjungan Raja Charles akan menandai sebuah langkah simbolis dalam upaya Prancis dan inggris memperbaiki hubungan setelah bertahun-tahun sempat memburuk.

"Saya pikir kami tidak akan serius dan kurang akal sehat untuk mengusulkan kepada Yang Mulia Raja dan Permaisuri untuk datang melakukan kunjungan kenegaraan di tengah demonstrasi," kata Macron, pada Jumat.

Baca Juga: Prancis Siap Salip Rusia Jadi Eksportir Senjata Terbesar Ke-2 di Dunia

3. RUU pensiun harus terlaksana pada akhir tahun

Melansir The Associated Press, pada Rabu lalu, Marcon mengatakan bahwa RUU pensiun harus direalisasikan pada akhir tahun ini. RUU yang didorong tanpa melalui pemungutan suara yang diajukan di perlemen itu, menaikkan usia pensiun dari usia 62 tahun menjadi 64 tahun. 

Peryataan Marcon pada Rabu merupakan yang pertama sejak masa pemerintahannya, yang pada akhirnya memaksakan pengajuan RUU pensiun melalui parlemen pada minggu lalu. Usulan tersebut selamat dari dua mosi tidak percaya dan mejelis rendah di parlemen pada Senin.

Dewan Konstitusi Prancis akan melakukan peninjauan ulang tentang RUU tersebut dalam waktu beberapa minggu mendatang. RUU yang diajukan melalui parlemen tersebut hanya dapat diubah menjadi undang-undang setelah badan tersebut mengeluarkan persetujuannya.

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya