Oposisi Sayap Kanan Turki Terpecah Jelang Pemilu 14 Mei

Kandidat dari Ketua Partai IYI ditolak lima partai lainnya

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Partai IYI, Meral Aksener, yang merupakan oposisi sayap kanan Turki mengatakan bahwa aliansi dari oposisi enam partai Turki sudah tidak lagi menunjukan keinginnan untuk visi yang sama. Penyataan itu sekaligus menanadakan bahwa dia akan melakukan penarikan partainya dari pengelompokan oposisi menjelang pemilu pada Mei.

Pada saat konferensi pers yang dilakukan Jumat (3/3/2023), Aksaner mengatakan bahwa dua kandidat presiden yang diusulkan oleh Partai IYI, yang merupakan wali kota Istanbul dan Ankara, tidak diterima oleh lima partai lainnya. Kelima partai tersebut meminta kedua wali kota untuk tetap menjalankan tugasnya, saat mereka menerima undangan pencalonan keduanya.

Baca Juga: Belum Sembuh dari Gempa, Erdogan Mau Pemilu Turki Digelar Mei 2023

1. Lima partai dari oposisi sayap kanan Turki menyetujui pencalonan Kemal Kilicdaroglu

Oposisi Sayap Kanan Turki Terpecah Jelang Pemilu 14 MeiPotret Kemal Kilicdaroglu. (Twitter.com/Kemal Kılıçdaroğlu)

Melansir Al Jazeera, lima partai dari aliansi sayap kanan tersebut telah menyetujui pencalonan Kemal Kilicdaroglu. Dia merupakan pemimpin dari Partai Rakyat Republik (CHP) yang maju sebagai kandidat untuk menentang Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 14 Mei nanti.

Setelah pertemuan aliansi tersebut pada Kamis, mereka akan mengumumkan kandidat gabungannya pada Senin guna melawan Erdogan dalam pemilihan presiden yang akan datang di Turki. Akan tetapi, posisi Aksener yang saat ini menjabat sebagai ketua partai oposisi, akan membuat pihak oposisi menjadi kesulitan untuk mengalahkan Erdogan.

Baca Juga: Erdogan Minta Maaf atas Lambannya Penanganan Gempa 

2. Popularitas Erdogan menurun di saat Turki mengalami krisis besar

Melansir Reuters, pihak oposisi telah gagal dalam pemungutan suara nasional pada periode sebelumnya. Mereka juga gagal untuk memunculkan tantangan yang serius bagi Erdogan yang telah berkuasa selama dua dekade.

Sebelum terjadi gempa di Turki yang telah menelan banyak korban, Erdogan telah melihat bahwa popularitasnya telah menurun ditengah krisis yang melanda Turki. Pemerintah Erdogan juga sempat mendapat kritik luas tentang pemerintahannya yang diklaim lambat dalam menangani dampak gempa di Turki dalam beberapa minggu lalu.

Namun terlepas dari kritik yang luas atas tanggapan awal pemerintah terhadap bencana besar tersebut, pada Jumat, pihak lembaga survei mengatakan bahwa sebagain besar warga Turki mempertahankan untuk mendukung Erdogan dan Partai AK-nya.

Baca Juga: Erdogan Umumkan Pemilu Turki 14 Mei 2023, Maju Satu Bulan

3. Perselisihan di pihak oposisi menimbulkan keraguan dalam mengalahkan Erdogan

Oposisi Sayap Kanan Turki Terpecah Jelang Pemilu 14 Meiilustrasi potret Recep Tayyip Erdogan.(Twitter.com/Recep Tayyip Erdogan)

Di provinsi Adiyaman, yang mengalami kehancuran parah akibat dari gempa, beberapa orang dari kubu partai AK mengatakan bahwa dukungan mereka kepada pemerintah berkurang. Itu disebabkan lambatnya dalam tanggap bencana, akan tetapi mereka juga tidak yakin dengan pihak oposisi.

"Ada banyak yang ingin memilih oposisi, tapi belum ada calon," kata Mahmut di kota Besni yang terpukul parah. "Saya tidak akan memilih Kilicdaroglu. Dia belum memenangkan satu pemilihan pun," tambahnya.

Sejalur dengan perkataan Mahmut, perselisihan yang terjadi dalam kubu oposisi telah menimbulkan keraguan dalam memanfaatkan kondisi popularitas Erdogan yang turun dalam beberapa jajak pendapat.

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya