Tradisi Berburu Singa di Kenya Kini Diganti dengan Olimpiade Olahraga

Kompetisi berhasil menarik minat sekitar 160 peserta

Jakarta, IDN Times- Ratusan pemuda di Kenya telah berpartispasi dalam Olimpiade Massai, sebuah kegiatan olahraga yang diselenggarakan oleh para pemimpin Massai dan kelompok konservasi Big Life Foundation (BLF), guna mengantikan tradisi Olamayio.

Olamayio adalah tradisi di Massai yang megharuskan para pemuda untuk membunuh singa, sebagai bentuk pembuktian keahilan untuk menarik para gadis. Kejuaran ini sudah mamasuki tahun keenam sejak diciptakan pada 2012.

Kompetisi itu digelar pada (10/12/2022) di Kimana Sanctuary, kaki Gunung Kilimanjoro, yang berdekatan dengan perbatasan Tanzania. Pertandingannya meliputi lempar tombak, atletik, dan lompat tinggi.

Kompetesi itu dapat menarik minat sekitar 160 peserta, termasuk di dalamnya 40 wanita. Beberapa di antara mereka mengenakan baju dengan manik-manik olahraga yang berwarna-warni.

Mereka memiliki berperan penting dalam melestarikan singa di Kenya.

1. Perlombaan tercipta karena jumlah singa yang menurun drastis

Tradisi Berburu Singa di Kenya Kini Diganti dengan Olimpiade Olahragailustrasi(unsplash.com/Catherine Merlin)

Saat pertama kali diadakan pada 2012, langkah ini digunakan sebagai tanggapan atas penurunan pesat populasi singa Kenya. Pada 1970, diperkirakan ada sekitar 30 ribu singa dan kini jumlahnya sekitar 2 ribu ekor. 

Dinas Margasatwa Kenya mengatakan, salah satu ancaman kehidupan terbesar bagi singa dan karnivora lainya di Kenya adalah konflik dengan manusia, selain hujan yang jarang turun sehingga cagar alam mengalami kekeringan.

“Kami sekarang hidup berdampingan secara sempurna dengan satwa liar,” kata pemimpin Maasai, Matasia Nerangas, dilansir Al Jazeera

“Kami berbagi ladang penggembalaan dan lubang air yang sama dengan hewan liar, dan sekarang kami mendapat manfaat lebih banyak dari pada sebelumnya,” tambah dia.

Baca Juga: Singa-Singa Timur Tengah: Adu Kuat Kekuatan Militer Iran-Israel 

2. Mengurangi ancaman terhadap singa

Tradisi Berburu Singa di Kenya Kini Diganti dengan Olimpiade Olahragailustrasi(unsplash.com/Seth Doyle)

Chief operating officer BLF, Craig Miliar, mengkaim bahwa kegiatan tersebut membantu mengurangi bahaya bagi populasi singa.

“Kegiatan perlombaan itu berdampak besar pada populasi singa dan itu adalah salah satu dari sedikit daerah di Afrika di luar kawasan lindung, di mana populasi singa stabil atau berkembang,” ucapanya.

Lomba terdiri dari lari sprint dengan jarak mulai 100 meter hingga 5 ribu meter dan lempar rungus, menggunakan tongkat kayu tradisional sebagai alat yang biasanya digunakan untuk menakuti hyena.

Pada lomba lompat tinggi telah didesain ulang, peserta akan melompat ke udara untuk menyentuh tali dengan kepala, seperti tarian Adumu yang dipertontonkan saat upacara. Para juara pada kejuaaran tersebut akan mendapatkan hadiah uang tunai dan medali.

3. Tumbuhkan kesadaran pemuda Massai untuk tidak berburu singa

Tradisi Berburu Singa di Kenya Kini Diganti dengan Olimpiade Olahragailustrasi(unsplash.com/Ian Macharia)

Josep Lekatoo, pemuda berumur 30 tahun yang mengikuti kompetisi sejak 2012, mengatakan perlombaan itu adalah cara yang baik untuk melestarikan alam.

“Sekarang saya berburu medali, bukan berburu singa,” kata Lekatoo yang memenangkan lempar lembing. Para orang tua di Maasai juga mendukung dan memuji lomba tersebut.

Dikutip France24, Lenka Ole Ngola mengungkap bahwa olahraga seperti ini sangat penting untuk mengisi waktu anak-anak muda agar tidak berburu singa. 

"Saya membunuh dua singa ketika saya masih muda," kata Ngola, yang merupakan seorang pengembala berusia 66 tahun, dikutip dari AFP

“Tapi hari ini, penting untuk melindungi mereka, karena jumlahnya menurun dan juga karena mereka menyediakan lapangan kerja bagi kaum muda,” tambahnya, merujuk pada pariwisata.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Dik-Dik, Antelope Mungil Asal Afrika

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya