UNHCR Desak Asia Tenggara Selamatkan Rohingya Terdampar di Andaman

200 pengungsi Rohingnya terdampar dan kelaparan

Jakarta, IDN Times - Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mendesak negara-negara yang berada di Asia Tenggara untuk segera menyelamatkan sekitar 200 pengungsi Rohingya yang kapalnya hanyut di Laut Andaman.

Dilansir Al Jazeera, UNHCR mengatakan mereka telah menerima laporan bahwa Rohingya telah terdampar di sebuah kapal di lepas pantai Thailand pada 1 Desember dikarenakan rusaknya mesin kapal.

Menurut data UNHCR, ada 1.920 pengungsi dari Myanmar dan Bangladesh, yang kebanyakan Rohingya, melakukan perjalanan melalui jalur laut sejak Januari sampai November 2022. Sekitar 119 orang dilaporkan hilang dan tewas dalam perjalanan tersebut.

Baca Juga: Sedihnya Nasib 110 Imigran Rohingya, Ditolak di Mana-Mana

1. Untuk meminimalisasi korban, para pengungsi harus segera dievakuasi

UNHCR Desak Asia Tenggara Selamatkan Rohingya Terdampar di Andamanilustrasi(unsplash.com/Jan Huber)

Dikutip Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (8/12/2022), UNHCR mengatakan bahwa mereka yang berada di kapal tidak memiliki makanan dan air selama berhari-hari dan menderita dehidrasi parah. Mereka juga mendapatkan informasi yang belum diverikasi bahwa beberapa pengungsi dikabarkan meninggal.

"Ada risiko kematian tambahan yang signifikan dalam beberapa hari mendatang jika orang tidak diselamatkan dan diturunkan ke tempat yang aman," ucapnya

Menurut laporan dari UNHCR, telah terjadi peningkatan yang signifikan dari para pengungsi Rohingya awal bulan ini. Para pengungsi melakukan perjalanan dengan perahu yang sangat berisiko dari Myanmar dan Bangladesh menuju ke Asia Tenggara. 

Baca Juga: Jepang Kucurkan Rp58 Miliar untuk Bantu Pengungsi Perempuan Rohingya

2. Menyelamatkan para pengungsi yang terjebak di laut adalah kewajiban setiap negara

UNHCR Desak Asia Tenggara Selamatkan Rohingya Terdampar di Andamanilustrasi(unsplash.com/Mat Napo)

Tujuh tahun setelah krisis di Laut Andaman, yang telah memakan banyak korban jiwa, Rohingya terus mempertaruhkan segalanya dalam perjalanan berbahaya. Hal itu mereka lakukan menghindari penganiayaan di Myanmar yang dikuasai oleh militer.

"Mereka juga menghindari kamp-kamp pengungsi di Bangladesh yang kondisinya buruk para pengungsi Bangladesh," kata peneliti Amnesty International Asia Tenggara Rachel Chhoa-Howard dalam sebuah pernyataan.

Dia pun mengingatkan hukum humaniter internasional mewajibkan penyelamatan orang-orang di laut yang dalam kesulitan dan pemindahan mereka ke tempat yang aman.

"Melindungi kehidupan membutuhkan tindakan cepat. Penundaan lebih lanjut untuk meringankan penderitaan ini atau upaya untuk mengembalikan Rohingya ke Myanmar di mana mereka menghadapi penganiayaan tidak masuk akal,” tuturnya.

UNHCR mendesak pemerintah daerah setempat untuk segera bertindak dan siap memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan kepada mereka yang diturunkan di wilayahnya.

3. Penderitaan yang lama yang dirasakan pengungsi Rohingya

UNHCR Desak Asia Tenggara Selamatkan Rohingya Terdampar di Andamanilustrasi(unsplash.com/Jon Tyson)

Rohingnya adalah sekumpulan minoritas muslim di Myanmar yang menderita akibat penganiayaan yang dilakukan di negara tersebut. Mereka telah lama merasakan diskriminasi dan penganiayaan di negara bagian Rakhine di Myanmar barat.

Banyak dari meraka yang melarikan diri dengan mengunakan perahu dan sebagian ada yang terdampar dan tenggelam dalam perjalanan melarikan diri. Tiga perempat juta orang melarikan diri ke Bangladesh setelah penumpasan brutal militer 2017 yang saat ini menjadi fokus pengadilan.

Sebagian besar dari mereka yang memilih tetap tinggal di Rakhine terkurung di kamp-kamp pengasingan yang jorok dan mendapatkan pembatasan ketat atas kebebasan mereka.

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya