Wah, Putin Berjanji Tidak Akan Membunuh Zelenskyy!

Janji itu disampaikan ke Mantan PM Israel Naftali Bennett

Jakarta, IDN Times - Mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, telah menerima janji dari Presiden Rusia, Vladimir Putin. Presiden Rusia itu mengatakan tidak akan membunuh mitranya dari Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

Bennett sendiri merupakan salah satu dari sedikit pemimpin yang bertemu dengan Putin sejak invasi Rusia ke Ukraina berlangsung. Dia secara tidak terduga muncul sebagai perantara antara pihak Moskow dan Kyiv.

Saat ini, upaya mediasi dari Bannett belum bisa banyak membantu untuk dapat mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina yang sedang berlangsung. Pernyataan itu ditulis oleh Bannet dalam saluran YouTube miliknya pada Sabtu malam (4/2/2023).

Pernyataan itu diperoleh dari wawancara antara Bannett dan Putin dengan tema "menyoroti diplomasi ruang belakang dan upaya mendesak yang sedang dilakukan untuk mencoba membawa konflik ke kesimpulan cepat di masa-masa awalnya."

1. Bennett menyampaikan janji Putin kepada Zelenskyy melalui telepon

Melansir Al Jazeera, dalam wawancara yang berdurasi lima jam itu Bennett juga bertanya kepada Putin, apakah dia bermaksud membunuh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

“Saya bertanya, 'Ada apa dengan ini? Apakah anda berencana untuk membunuh Zelenskyy?' Dia berkata (Putin), 'Saya tidak akan membunuh Zelenskyy'," tutur Bennet.

"Saya (Bennett) kemudian berkata kepadanya, 'Saya harus mengerti bahwa Anda berjanji kepada saya bahwa Anda tidak akan membunuh Zelenskyy.' Dia (Putin) berkata, 'Saya tidak akan membunuh Zelenskyy,” lanjutnya dikutip Al Jazeera.

Setelah Putin mengatakan tidak akan membunuh Zelenskyy, kemudian Bennet menelepon Zelenskyy untuk memberi tahu tentang janji Putin tersebut.

Baca Juga: Rusia Kembalikan 116 Tahanan Perang ke Ukraina

2. Zelenskyy berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO

Melansir ABC News, dalam mediasi yang berdurasi lima jam itu, Putin juga mengatakan untuk membatalkan sumpahnya yakni mengusahakan pelucutan senjata Ukraina. Sementara Zelenskyy juga berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO.

Pihak Kremlin tidak memberi tanggapan secara langsung atas pernyataan dalam wawancara itu. Sebelumnya Kremlin telah membantah klaim dari Ukraina bahwa Moskow berniat untuk membunuh Zelenskyy.

Di lain sisi, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menanggapi wawancara antara Putin dan Bennett melalui cuitannya di Twitter pada Minggu.

"Jangan tertipu, dia ahli pembohong," cuit Kuleba. "Itu sudah menjadi bagian dari rencananya," tambahnya.

Baca Juga: Ukraina Cabut Kewarganegaraan Pejabat Era Presiden Yanukovych

3. Bennett sempat memasukan Benjamin Netanyahu ke pengasingan politik singkat

Bennett adalah mantan perdana menteri Israel yang sempat menjabat selama enam bulan. Pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina, telah mendorong dirinya untuk menjadi diplomasi internasional.

Israel milihat hubungan baik antara Bennett dan Kremlin sebagai hal yang setrategis dalam menghadapi ancaman dari Iran. Dalam kepemimpinan Bennett yang sangat singkat itu dia telah berhasil membentuk serikat yang beragam secara idologis.

Serikat yang dibuat oleh Bennett itu telah berhasil mengirim Perdana Menteri Israel saat ini, Benjamin Netanyahu ke pengasingan politik singkat. Namun, upaya itu telah runtuh pada Juni 2022 yang disebabkan oleh pertikaian.

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya