Badai Nicholas Hantam Texas dan Louisiana

Mengakibatkan sebagian besar wilayah tersebut banjir

Jakarta, IDN Times - Sejak Selasa pagi (14/9) Badai Nicholas yang disertai dengan hujan lebat menghantam wilayah pantai Texas, Amerika Serikat. Akibatnya, para pakar memprediksi jika hujan lebat tersebut akan menurunkan curah hujan hingga 20 inci.

Badai kembali menghantam wilayah Texas dan Louisiana persis di tempat yang sama tatkala badai Harvey terjadi pada 2017 silam. 

Adanya badai yang terus terjadi di wilayah Amerika Serikat tersebut menciptakan kondisi darurat yang mengakibatkan banjir dimana-mana dan keamanan ribuan penduduk menjadi terancam. 

1. Belum pulih total dari Badai Ida, kini badai kembali menghantam wilayah Amerika

Melansir laman The Guardian, Badai Nicholas mulai bergerak sejak Selasa pagi ke utara-timur laut dengan kecepatan 9 mph dan pusatnya diperkirakan akan bergerak perlahan di atas tenggara Texas dan barat daya Louisiana.

Menurut National Hurricane Center (NHC) di Miami, menyebutkan jika Badai Nicholas yang bergerak tersebut mendarat di bagian timur aemenanjung Matagorda dan perlahan-lahan akan diturunkan menjadi badai tropis. Hal ini terjadi sekitar 30 mil selatan-barat daya dari Houston, Texas dengan kecepatan angin maksimum 70 mph.

Adapun mereka menambahkan jika Badai Nicholas ini menjadi badai bernama ke-14 dari musim badai Atlantik 2021. 

2. Dampak yang ditimbulkan dari badai ini

Baca Juga: Usai Diterpa Badai Eta Nikaragua Dihantam Badai Iota 

Sejak badai Nicholas mendarat di bagian timur Semenanjung Matagorda dan segera diturunkan menjadi badai tropis, tentunya para warga sekitar merasakan efenya yang begitu luar biasa.

Badai Nicholas terlihat lebih “ringan” dan “kecil” yakni 14 inci yang jika dibandingkan dengan badai Harvey berada di angka 60 inci, namun pergerakan badai Nicholas ini terbilang cukup pelan atau lambat.

Tentunya hal ini akan mengakibatkan badai Nicholas disertai hujan lebat akan menghantam wilayah Texas dan Lousiana selatan, kata ahli meteorology dilansir dari The Guardian.

Wilayah tersebut merupakan wilayah yang kemarin juga telah hancur akibat badai Ida dan badai Laura yang terjadi tahun lalu.

Peneliti badai dari University of Miami, Brian McNoldy menyebutkan jika di wilayah tersebut tidak ada tempat untuk mengalirkan air dengan kuantitas banyak sehingga daerah tersebut akan tergenang air (banjir).

Tak hanya itu, telah tercatat lebih dari setengah juta rumah dan tempat bisnis kehilangan listrik di Texas menurut situs poweroutage.us. Adanya pemadaman listrik ini disebabkan oleh angin kencang saat badai bergerak.

Sedangkan di wilayah Louisiana, terdapat sekitar 98.000 rumah tanpa listrik.

3. Terjadinya badai yang tak henti-hentinya menghantam Amerika dikarenakan akibat adanya perubahan iklim

 

Berdasarkan laporan yang tertera di laman, para ilmuwan mengatakan jika badai yang merusak terjadi lebih sering akhir-akhir ini dikarenakan sebagai bagian dari efek terjadinya perubahan iklim yang tidak lain disebabkan oleh ulah manusia.

Menurut peneliti badai Colorado State University, Phil Klotzbach, hanya empat tahun lainnya sejak 1966 yang memiliki 14 atau lebih badai bernama, yakni pada 12 September: 2005, 2011, 2012 dan 2020.

Dalam merespon kondisi seperti ini, pemerintah Texas dan Lousiana telah mengeluarkan peringatan keadaan darurat sejak hari Minggu. Para warga diminta untuk segera mengevakuasi diri sedini mungkin.

Baca Juga: Badai Ida: New York dan New Jersey Umumkan Keadaan Darurat

Nurul Huda Rahmadani Photo Verified Writer Nurul Huda Rahmadani

cats

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya