Serangan Teror di Supermarket Selandia Baru, 6 Terluka

Polisi setempat telah menembak mati pelaku

Jakarta, IDN Times – Pada Jumat (3/9/2021), polisi setempat kota Auckland menembak mati seorang pelaku serangan penikaman di sebuah supermarket. Dari insiden teror tersebut, 6 orang dinyatakan mengalami luka serius.

Dilansir Al Jazeera, Perdana Menteri Selandia Baru menyatakan bahwa tindakan teror yang dilakukan pria warga Negara Sri Lanka tersebut dilakukan atas dasar individu, bukan tentang keyakinan.

Hal ini juga sama yang dikatakan oleh Komisaris Polisi bernama Andrew Coster. Coster menyebutkan bahwa pihak berwenang yakin pria itu bertindak sendiri dan tidak ada bahaya lebih lanjut bagi masyarakat, dikutip dari Al Jazeera.

1. Kronologi penikaman di sebuah supermarket di Kota Auckland 

https://www.youtube.com/embed/SsQnVsCikHY

Dilansir CBS News, polisi setempat pernah menangkap pelaku serangan teror sebelum insiden hari Jumat (3/9/2021). Bahkan mereka juga telah menempatkan pelaku ke dalam pengawasan polisi, dengan mengikuti pria tersebut dari rumahnya di pinggiran Glen Eden ke supermarket di New Lynn.

Namun, pihak berwenang mengatakan mereka tidak punya alasan untuk berpikir bahwa pelaku akan melancarkan aksinya di hari Jumat. Tim mereka percaya bahwa pelaku hanya ingin berbelanja bahan makanan.

Pada awalnya pria tersebut memang terlihat memasuki toko dan berbelanja beberapa bahan makanan.

“Dia memasuki toko, seperti yang biasa ia lakukan sebelumnya. Dia mendapatkan pisau dari dalam toko,” ucap Komisaris Polisi Andrew Coster. “Tim pengawas sedekat mungkin untuk memantau aktivitasnya,” lanjutnya.

Sebuah video yang viral ke media sosial menunjukkan pelaku melakukan penyerangan tak lama setelah ia memasuki toko.

“Ada seseorang di sini dengan pisau. Dia punya pisau,” ucap seorang wanita di dalam video tersebut. “Seseorang telah ditikam.”

Melihat aksi ini, seorang penjaga akhirnya meminta orang-orang untuk meninggalkan pusat perbelanjaan sesaat sebelum terdengar enam tembakan yang mengudara.

Dilansir Al Jazeera, seorang saksi menyebutkan kepada wartawan bahwa mereka telah melihat beberapa orang tergeletak di lantai dengan luka tusukan. Para saksi lain juga mengatakan mereka mendengar suara tembakan ketika mereka mengevakuasi diri keluar dari pusat perbelanjaan.

Tembakan tersebut terpaksa dilayangkan pihak keamanan lantaran pelaku mencoba menyerang petugas dengan pisau.

Akibat insiden ini, wilayah pusat perbelanjaan berada dalam pengawasan polisi untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai insiden ini.

2. Pelaku penikaman bernama Ahamed Aathil Mohamed Samsudeen 

https://www.youtube.com/embed/g6RLOeUc2Dw

Baca Juga: Selandia Baru Laporkan Kematian Pertama Akibat Varian Delta

Melansir CBS News, Samsudeen merupakan seorang Tamil yang berusia 32 tahun. Identitasnya sangat dirahasikan oleh pengadilan karena status pengungsinya. Kala itu ia tiba di Selandia BAru dengan visa pelajar pada tahun 2011 silam.

Pihak berwenang setempat menempatkan Samsudeen di bawah pengawasan sepanjang waktu. Hal ini dilakukan karena kekhawatiran mereka tentang ideologinya. Samsudeen termasuk orang yang dikenal oleh banyak pihak, dan juga masuk dalam daftar pantauan teror.

Sebelum insiden hari Jumat, Samsudeen pernah dijatuhi hukuman satu tahun pengawasan akibat ia dinilai memiliki propaganda kelompok teror, ISIS.

Kala itu Samsudeen dinilai merencakan sebuah serangan teror bernama “serigala tunggal” menurut Jaksa. Namun, hakim memutuskan bahwa merencakan serangan bukan termasuk pelanggaran undang-undang.

3. Respon pemerintah Selandia Baru terhadap insiden teror ini 

Melansir Al Jazeera, Perdana Menteri Jacinda Ardern melalui konferensi pers mengatakan bahwa tindakan teror ini dilakukan pelaku atas perseorangan, bukan keyakinan.

“(Serangan) Itu penuh kebencian, itu salah. (Serangan) itu dilakukan oleh seorang individu, tidak mewakili keyakinan tertentu.” jelas Ardern kala menggambarkan peristiwa teror pada hari Jumat (3/9/2021). “Dia (pelaku) sendiri yang atas bertanggung jawab atas tindakan ini.”

Dilansir laman BBC, dengan adanya tindakan teror tersebut PM Selandia Baru Jacinda Ardern telah berjanji kepada publik untuk memperketat undang-undang anti-teror.

“Kita harus bersedia melakukan perubahan yang kita tahu belum tentu mengubah sejarah, tetapi bisa mengubah masa depan,” kata Ardern dalam jumpa pers.

Ardern juga berharap bahwa perubahan perundang-undangan anti-terorisme negara tersebut akan didukung oleh parlemen pada akhir September mendatang. Ia melanjutkan, undang-undang tersebut akan mempermudah penjatuhan pidana terhadap seseorang yang merencanakans serangan teror. Hal ini juga mengingat bahwa Selandia Baru beberapa kali pernah mendapatkan serangan teror, salah satunya insiden terjadi di Christchurch, dua tahun lalu.

Baca Juga: COVID-19 di Selandia Baru Mengganas, Auckland Terbanyak

Nurul Huda Rahmadani Photo Verified Writer Nurul Huda Rahmadani

cats

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya