200 Aktivis Lingkungan Tewas, Amerika Latin Paling Mengerikan!

Pembunuhan terbanyak terjadi di Meksiko

Jakarta, IDN Times - Organisasi kelompok advokasi Global Witness, pada Rabu (28/9/2022), merilis laporan tahunan tentang berapa banyak aktivis lingkungan yang tewas karena memperjuangkan alam. Sebanyak 200 aktivis diketahui tewas sepanjang 2021.

Sebagian besar korban terbunuh di wilayah Amerika Latin. Meksiko dinilai sebagai negara paling mematikan bagi aktivis lingkungan, baik di Amerika Latin maupun di level global. Jumlah aktivis lingkungan yang terbunuh dibandingkan tahun 2020 memang telah menurun, tapi ancaman bahaya terus mengintai mereka yang berjuang.

1. Faktor pendorong kematian para pejuang lingkungan

200 Aktivis Lingkungan Tewas, Amerika Latin Paling Mengerikan!Ilustrasi tambang. (Pexels.com/Vlad Chețan)

Amerika Latin adalah wilayah yang kaya dengan sumber daya. Namun, perjuangan untuk menjaga sumber daya tersebut membutuhkan harga yang mahal, yakni nyawa para aktivis lingkungan.

Amerika Latin menyumbang jumlah kematian tertinggi untuk aktivis lingkungan. Melansir Reuters, tiga perempat dari 200 aktivis lingkungan yang tewas pada 2021 berasal dari wilayah tersebut.

"Serangan mematikan ini terus terjadi dalam konteks ancaman yang lebih luas terhadap para pembela HAM yang menjadi sasaran pemerintah, bisnis dan aktor non-negara lainnya dengan kekerasan, intimidasi, kampanye kotor dan kriminalisasi," kata Global Witness.

Dalam penyelidikan Global Witness, konflik atas tanah adalah pendorong utama banyaknya serangan. Ini termasuk eksploitasi sumber daya, deforestasi, pertambangan dan pertanian skala besar.

Baca Juga: Gempa di Meksiko Mengguncang Tepat pada Peringatan Gempa 1985 dan 2017

2. Meksiko negara paling mematikan bagi aktivis lingkungan

Dengan total 200 aktivis lingkungan yang tewas pada 2021, Brasil, Nikaragua, Peru dan Meksiko menyumbang lebih dari setengah total kematian. Meksiko adalah yang tertinggi dengan 54 aktivis terbunuh.

Melansir Associated Press, salah satu korban di Meksiko yang masih dikenang adalah Tomas Rojo. Dia berasal dari suku Yaqui di Meksiko utara dan dibunuh karena mempertahankan sumber air masyarakat adat pada Juni 2021.

Pada 2010, pemerintah membangun bendungan dan pipa penyedot air Yaqui untuk digunakan di ibu kota Hermosillo, negara bagian Sonora. Rojo memimpin demonstrasi, termasuk memblokade jalan raya utama yang menyebabkan kerugian untuk bisnis dan industri.

Rojo ditemukan tewas dengan tubuh setengah terkubur, hampir tiga minggu setelah dia dilaporkan hilang. Pihak berwenang mengatakan Rojo dibunuh geng narkoba tapi masyarakat adat tidak percaya dengan itu.

3. Aktivis lingkungan dibunuh karena membela bumi

Dari ratusan aktivis yang tewas, setidaknya sekitar 30 persen terkait dengan sumber daya alam dalam kegiatan seperti penebangan, pembangunan bendungan pembangkit listrik, dan proyek pertambangan serta agribisnis.

"Orang-orang yang terbunuh setiap tahun karena membela populasi lokal mereka juga membela planet kita. Secara khusus, iklim kita. Aktivitas yang membanjiri atmosfer kita dengan karbon, seperti ekstraksi bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, adalah pusat dari banyak pembunuhan ini," tulis ahli lingkungan Bill McKibben dikutip NBC News.

Data Global Witness juga menunjukkan, lebih dari 40 persen serangan fatal dilakukan terhadap penduduk pribumi atau masyarakat adat. Padahal, mereka hanya mewakili 5 persen dari populasi dunia.

Kegiatan pertambangan dan ekstraksi fosil merupakan sektor yang terkait dengan jumlah pembunuhan tertinggi yaitu 27 kasus.

Baca Juga: Beritakan 43 Mahasiswa Hilang, Jurnalis Meksiko Dibunuh

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya