3 Pekerja Media Wanita Afghanistan Dibunuh Milisi

Jurnalis di Afghanistan berada di bawah ancaman 

Jalalabad, IDN Times - Ancaman kekerasan di Afghanistan masih terus terjadi meski perjanjian damai antara perwakilan kelompok Taliban dengan pemerintah Afghanistan sedang berlangsung. Rentetan aksi pembunuhan secara kejam acap kali terjadi bahkan di pusat-pusat kota yang ramai.

Terbaru, di timur Afghanistan, tiga wanita pekerja media meninggal karena diserang oleh sekelompok pria bersenjata. Insiden tersebut terjadi di kota Jalalabad, sekitar 150 kilometer sebelah timur ibukota Kabul, pada hari Selasa (2/3).

1. Serangan dilakukan setelah korban pulang kerja

Rangkaian gelombang pembunuhan di Afghanistan yang menargetkan politikus, hakim, aktivis HAM dan jurnalis masih terus terjadi. Pembunuhan pada hari Selasa oleh sekelompok pria bersenjata, semakin menambah daftar panjang para korban, khususnya dari kelompok jurnalis yang jadi sasaran.

Melansir dari laman Al Jazeera, tiga wanita itu ditembak dalam serangan yang terpisah. Namun ketiga perempuan tersebut sedang berjalan kaki untuk pulang ke rumah dari tempat kerja mereka.

Zalmai Latifi, direktur stasiun televisi di mana ketiga wanita itu bekerja mengatakan "mereka semua sudah meninggal. Mereka pulang dari kantor dengan berjalan kaki ketika mereka ditembak," ujarnya memberikan keterangan.

Menurut informasi yang disampaikan oleh Latifi, ketiga pekerjanya adalah lulusan sekolah menengah. Mereka baru berusia antara 18 hingga 20 tahun.

Kepala polisi provinsi Nangharhar, Juma Gul Hemat, yang bertanggung jawab dalam kasus tersebut mengatakan pengejaran terhadap tersangka langsung dilakukan. Polisi berhasil menangkap satu orang dan masih melakukan pengejaran terhadap tersangka lainnya.

"Kami menangkapnya saat dia mencoba melarikan diri. Dia mengakui (telah) melakukan serangan itu. Dia adalah anggota Taliban," kata Hemat. Namun juru bicara Taliban membantah terlibat dalam aksi pembunuhan awak media tersebut.

Baca Juga: Jurnalis Investigasi Kosovo Diserang Oleh 3 Pria

2. Empat awak media wanita jadi korban pembunuhan

3 Pekerja Media Wanita Afghanistan Dibunuh MilisiIlustrasi TKP (IDN Times/Mardya Shakti)

Tiga awak media yang jadi korban atas serangan tersebut semuanya bekerja di sebuah stasiun televisi lokal bernama Enikass TV. Dalam keterangaran yang disampaikan, tiga korban masing-masing bernama Mursal Wahidi, Sadia Sadat dan Shahnaz. Mereka bekerja di departemen sulih suara.

Melansir dari laman BBC, Enikass TV memiliki 10 pekerja wanita. Saat ini empat orang sudah meninggal. Satu korban sebelumnya bernama Malalai Maiwand, ditembak pada bulan Desember 2020. Dia bekerja sebagai presenter.

Para kerabat menguburkan korban pada hari Rabu (3/3). Sepupu salah satu korban Sadia Sadat yang bernama Mohammad Nazif, mengatakan bahwa tindakan kekerasan itu tidak ditandai dengan peringatan sebelumnya.

"Saya tidak tahu mengapa para militan menargetkan gadis-gadis tak berdosa. Saya meminta mereka menghentikan pembunuhan yang menargetkan awak media," kata Nazif.

3. Jurnalis di Afghanistan berada di bawah ancaman

3 Pekerja Media Wanita Afghanistan Dibunuh MilisiJurnalis Afghanistan bekerja di bawah ancaman serangan mematikan. Ilustrasi. (Twitter.com/AJSC (Afghan Journalists Safety Committee))

Pembunuhan yang terjadi di Afghanistan dengan menargetkan aktivis dan jurnalis telah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir. Afghanistan sendiri adalah negara yang berbahaya bagi pekerjaan jurnalis. Menurut PBB, dari 2018 hingga 2021 ini, sudah ada 18 junarlis yang terbunuh di Afghanistan.

Melansir dari laman Deutsche Welle, pada hari Rabu, ISIS merilis sebuah video yang menyatakan bahwa mereka mengklaim bertanggung jawab atas penembakan para jurnalis itu. Pembunuhan jurnalis wanita lain pada Desember lalu juga diklaim oleh ISIS.

Pada hari Selasa, kepala kelompok advokasi media Afghanistan yang bernama Mujib Khalwatgar mengatakan "Pembunuhan yang ditargetkan terhadap jurnalis dapat menyebabkan ketakutan di komunitas jurnalistik, dan ini dapat menyebabkan swasensor, pengabaian aktivitas media, dan bahkan meninggalkan negara."

Duta besar AS di Kabul menilai bahwa serangan terhadap para jurnalis di Afghanistan adalah untuk membuat para reporter gemetar ketakutan. Para pelakunya berharap tindakan tersebut dilakukan untuk melumpuhkan kebebasan berbicara.

Baca Juga: Jurnalis Investigasi Kosovo Diserang Oleh 3 Pria

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya