5 Fakta Drone Shahed-136 Buatan Iran yang Digunakan Rusia

Drone kamikaze yang lebih efektif dibanding rudal balistik

Jakarta, IDN Times - Invasi Rusia ke Ukraina, yang dimulai sejak 24 Februari, telah memasuki bulan ke delapan. Tapi, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa perang akan berakhir. 

Selama perang, banyak senjata modern yang telah digunakan untuk terlibat pertempuran. UAV (unmanned aerial vehicle) dan UCAV (unmanned combat aerial vehicle), yang juga disebut sebagai drone

Ketika awal perang, drone buatan Turki, Bayraktar TB-2 yang digunakan Ukraina, telah mengambil perhatian karena menghancurkan banyak kendaraan lapis baja Rusia. Kini, drone Shahed-136 buatan Iran yang digunakan Rusia, juga menjadi perhatian baru.

Berikut ini adalah fakta dari drone Shahed-136 buatan Iran!

1. Shahed-136 di-rebranding Rusia jadi Geran-2

Pertama kalinya tentara Ukraina mengetahui dan menghancurkan drone Shahed-136 adalah pada 13 September. Itu terjadi di dekat kota Kupiansk yang baru saja dibebaskan dari pendudukan Rusia.

Menurut Reuters, Kementerian Pertahanan Ukraina mengidentifikasi peralatan itu sebagai Shahed-136 buatan Iran. Namun bagian belakang dari pesawat nirawak itu tertulis "Geran-2" dalam aksara Rusia.

Michael J. Boyle, penulis buku tentang perang pesawat nirawak, menilai munculnya drone dari pasukan Rusia memiliki indikasi berkurangnya persediaan rudal milik Moskow.

"Rebranding drone Shahed Rusia sebagian untuk menutupi tingkat ketergantungannya pada drone Iran, sesuatu yang, mengingat sejarah Rusia sebagai eksportir pertahanan, memalukan," katanya.

2. Memasuki layanan militer Iran sejak 2021

Drone Shahed-136 itu mulai terungkap ke publik ketika rilis video diterbitkan oleh Iran pada Desember 2021. Sejak itulah, drone tersebut diyakini mulai digunakan dalam layanan militer Iran.

Dalam informasi yang didapat Military Factory, Shahed-136 awalnya digunakan dalam perang saudara di Yaman. Drone tersebut digunakan oleh kelompok Houthi yang disebut pemberontak.

Shahed-136 terbang dengan cara dibantu Rocket Assisted Take Off (RATO) di atas truk, bukan lepas landas seperti cara kerja pesawat pada umumnya. Dia diluncurkan dengan bantuan peluncur, lalu mesin baling-baling yang ada di buritan drone tersebut akan mengambil alih kendali menerbangkan peralatan itu menuju sasaran.

Baca Juga: Terungkap! Ternyata Rusia Minta Iran Kirim Banyak Rudal dan Drone

3. Shahed-136 merupakan drone kamikaze

https://www.youtube.com/embed/52j6I3ohcmU

Produsen Shahed-136 adalah Iran Aircraft Manufacturing Industries (HESA). Lebar senjata ini 2,5 meter dengan panjang 3,5 meter.

Bagian belakangnya dipasangi mesin piston 2 tak dengan baling-baling yang berfungsi mendorong terbang pesawat nirawak tersebut. Sayapnya berbentuk delta dengan bagian moncongnya membawa hulu ledak sekitar 40 kilogram.

Drone ini akan meledak ketika menabrak sasaran yang telah ditentukan dengan panduan GPS sebelumnya. Meski jumlah hulu ledak termasuk sedikit, tapi jumlah kuantitas drone yang dikirim dalam satu kali serangan memiliki dampak yang signifikan.

Sekitar lima drone bisa dikirim dalam satu kali serangan dengan satu target yang ditentukan. Dengan kuantitas tersebut, beberapa drone mungkin bisa dicegat oleh rudal pertahanan udara, tapi lainnya tetap lolos dan bisa mengenai target.

4. Jangkauan Shahed-136 dan kemampuan tinggi lolos dari radar

5 Fakta Drone Shahed-136 Buatan Iran yang Digunakan Rusiailustrasi (Wikipedia.org/دارکاخ)

Menurut beberapa informasi, daya jelajah Shahed-136 sekitar 2.000-2.500 kilometer. Melansir Long War Journal, menurut Yuriy Ignat, juru bicara Komando Angkatan Udara Ukraina, drone ini memiliki jangkauan maksimum yang bervariasi.

Dalam pelacakan yang dilakukan intelijennya, Ignat mengatakan jangkauannya adalah seribu kilometer. Rusia dapat menggunakan Shahed-136 untuk menyerang Ukraina dari tempat relatif aman, seperti di Krimea atau Belarus atau bagian Ukraina yang diduduki.

Shahed-136 lebih diklasifikasikan sebagai amunisi berkeliaran yang berpemandu. Dia memiliki keunggulan sulit dideteksi oleh radar pertahanan.

Ukurannya yang kecil, ketinggian dan kecepatannya yang rendah, serta kemampuan mengubah arah dalam penerbangan, menjadi titik unggul bagaimana drone ini bisa menghindari radar pertahanan lawan.

Dalam serangan malam hari, Ukraina menyebut bahwa Rusia mengerahkan drone ini dalam jumlah banyak dengan taktik serangan berlapis. Shahed-136 secara berkelompok terbang rendah, dan kelompok lain terbang lebih tinggi.

Jika rudal pertahanan Ukraina bisa menjatuhkan sekelompok Shahed-136 yang terbang rendah, kelompok Shahed-136 yang terbang tinggi lolos dari cegatan dan bisa mengenai target yang diinginkan.

5. Harganya relatif murah dan efektif

Pada 17 Oktober, puluhan drone kamikaze Shahed-136 mendatangi ibu kota Kiev, menyerang beberapa target, bahkan di antaranya bangunan rumah tinggal. Empat orang dilaporkan tewas.

Melansir Al Jazeera, harga tiap drone tersebut sekitar 20 ribu dolar atau sekitar Rp311 juta. Dibandingkan dengan rudal balistik Rusia seperti Kh-01, jelas drone ini jauh lebih murah.

Menurut Katherine Lawlor dari Institute Study of War, Shahed-136 bukan jenis drone seperti Predator milik AS yang mahal dan canggih. Tapi ini merupakan drone rudal yang efektif, yang berkeliaran mencari target.

Karena harganya yang relatif murah, karena itu penyerang bisa menggunakan drone ini dalam jumlah banyak dalam sekali serangan. Suaranya mesin 2 tak yang berisik, termasuk memberikan efek psikologis pada warga yang melihatnya.

Ukraina mengklaim berhasil menjatuhkan hampir 100 drone Shahed-136. Tapi meski drone itu bisa ditembak saat berada di udara, proyektil pecahannya tetap bisa melukai orang-orang yang berada di bawahnya.

Baca Juga: Kanselir Jerman: Putin Gak Akan Menang meski Menghanguskan Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya