5 Fakta Ismail Mashal, Profesor Afghanistan yang Ditahan Taliban

Profesor yang viral karena merobek ijazah doktornya

Jakarta, IDN Times - Sejak Taliban melarang perempuan di sekolah dan perguruan tinggi, banyak protes yang dilakukan untuk menentang kebijakan itu. Salah satunya adalah Ismail Mashal, seorang profesor yang mengajar di beberapa universitas di ibu kota Kabul.

Pada Kamis (2/2/2023), pasukan keamanan Taliban menangkap Mashal karena dinilai melakukan provokasi. Ajudan Mashal, Farid Ahmad Fazli, mengatakan profesor tersebut dipukuli sebelum dibawa pergi oleh anggota keamanan Taliban.

Berikut ini fakta-fakta tentang Ismail Mashal, sosok profesor yang menentang kebijakan pendidikan diskriminatif pemerintahan Taliban di Afghanistan.

1. Profesor yang viral karena merobek ijazah doktornya

https://www.youtube.com/embed/5WZyKxO9YTo

Ismail Mashal mulai menjulang sejak akhir tahun lalu. Rekaman videonya saat diundang dalam sebuah siaran televisi viral di internet. Bahkan, potongan video itu tersebar tidak hanya di Afghanistan, tapi juga viral di banyak negara.

Dalam rekaman video tersebut, Ismail Mashal merobek ijazah gelar doktoralnya. Dia mengatakan tidak membutuhkan itu karena Afghanistan bukan lagi tempat untuk mengenyam pendidikan, sebab kebijakan Taliban yang melarang perempuan sekolah.

"Mulai hari ini saya tidak membutuhkan ijazah ini lagi karena negara ini bukan tempat untuk mengenyam pendidikan. Kalau saudara perempuan dan ibu saya tidak bisa kuliah, maka saya tidak terima pendidikan ini," kata Mashal dikutip Al Jazeera.

Siaran televisi di stasiun Tolonews itu memicu badai, menambah semangat protes para perempuan dan aktivis terhadap larangan pendidikan kaum perempuan di universitas.

Baca Juga: Afghanistan Diterpa Musim Dingin, PBB Memohon ke Taliban soal Ini

2. Akan terus berjuang meski nyawanya terancam

5 Fakta Ismail Mashal, Profesor Afghanistan yang Ditahan Talibanilustrasi (Unsplash.com/Satria SP)

Ismail Mashal masih terbilang muda, usianya baru 37 tahun. Selain mengajar di beberapa kampus, dia juga mengelola sebuah universitas swasta di Kabul. Di universitas tersebut, ada 450 mahasiswi yang ikut belajar.

Dilansir BBC, mereka mempelajari jurnalisme, teknik, ekonomi dan ilmu komputer. Semua kursus belajar itu menurut Menteri Pendidikan Taliban tidak boleh diajarkan kepada perempuan, karena dianggap bertentangan dengan Islam dan budaya Afghanistan.

Desember tahun lalu ketika Taliban mengumumkan melarang perempuan belajar di universitas, Ismail Mashal menutup kampusnya. Saat itu dia mengatakan bahwa pendidikan ditawarkan untuk semua kalangan atau tidak untuk siapa pun.

"Satu-satunya kekuatan yang saya miliki adalah pena saya, bahkan jika mereka membunuh saya, bahkan jika mereka mencabik-cabik saya, saya tidak akan tinggal diam sekarang," kata Mashal bulan lalu.

3. Dipukuli dan ditangkap karena dianggap melakukan provokasi

5 Fakta Ismail Mashal, Profesor Afghanistan yang Ditahan Talibanilustrasi (Unsplash.com/ Niu Niu)

Mashal merupakan ayah dua anak. Dia pernah bekerja sebagai seorang jurnalis. Sejak dia melakukan protes larangan pendidikan bagi perempuan dan merobek ijazahnya dalam siaran televisi, Mashal banyak menerima ancaman.

Meski begitu, dia tetap teguh dengan perjuangannya. Penangkapannya pada Kamis disertai serangan fisik seperti pukulan.

"Mashal dipukuli tanpa ampun dan dibawa pergi dengan cara yang sangat tidak sopan oleh anggota Imarah Islam (Taliban)," kata Farid Ahmad Fazli dikutip NDTV.

Abdul Haq Hammad, Direktur Kementerian Informasi dan Kebudayaan Taliban, mengonfirmasi penangkapan itu. Mashal dibawa oleh petugas keamanan untuk diselidiki.

"Guru Mashal telah melakukan tindakan provokatif terhadap sistem selama beberapa waktu," kata Abdul Haq Hammad di media sosial.

4. Membagikan 21 ribu buku untuk publik

Setelah menutup universitas dan merobek ijazahnya, Mashal tetap berjuang. Dia mengangkut ribuan buku-buku di berbagai bidang akademik dengan gerobak dorong di ibu kota Kabul.

"Saya memutuskan untuk memberikan semua 21 ribu buku ini sebagai hadiah kepada siswa dan rekan lainnya," kata Mashal dikutip Tolonews.

Gerobak dorong yang ia gunakan untuk mengangkut buku, dihias seperti pohon dengan dahan-dahan. Hiasan daunnya diberi tanda nama-nama bidang akademik. Di atasnya juga ada tulisan bahwa dalam Islam pendidikan adalah wajib bagi lelaki dan perempuan.

"Ketika pintu universitas dan sekolah ditutup, buku-buku ini akan terkubur debu, dan waktunya akan berlalu. Saya bermaksud memberikan buku-buku ini kepada orang-orang sebagai hadiah," kata Mashal.

Banyak warga Kabul yang memuji dosen tersebut, yang juga pernah mengajar di India. Mereka meminta pemerintah Taliban untuk segera membuka sekolah dan perguruan tinggi untuk perempuan.

Namun, nasib buruk kini menemui Ismail Mashal. Ketika dia sedang melakukan rutinitas membagikan buku miliknya, dia ditangkap oleh otoritas Taliban yang menganggapnya telah melakukan provokasi.

Baca Juga: Pengungsi Afghanistan di RI Dianugerahi Penghargaan Taiwan 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya