6 Fakta Perang Saudara di Yaman, Konflik Terburuk di Dunia Saat Ini!

Krisis kemanusiaan terburuk sepanjang sejarah dunia modern

Jakarta, IDN Times - Perang saudara di Yaman telah berlangsung selama tujuh tahun. Dalam waktu tersebut, puluhan ribu nyawa telah melayang. Saat ini diperkirakan sebanyak 21 juta warga sipil butuh bantuan kemanusiaan. Jumlah itu adalah 80 persen dari total penduduknya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut perang saudara di Yaman adalah krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Ada setengah juta anak-anak mengalami kekurangan gizi akut dan setiap 10 menit diperkirakan ada satu anak yang meninggal dunia.

Konflik internal dan kegagalan politik membuat Yaman menjadi terpecah-belah. Masuknya intervensi asing, seperti koalisi Arab Saudi, memperburuk situasi Yaman.

Dugaan dukungan kekuatan asing lain, seperti pasokan senjata dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis atau Iran, juga disebut memiliki peran signifikan terhadap konflik yang tak berujung itu.

Berikut ini enam fakta penting krisis di Yaman, negara termiskin di dunia Arab.

1. Dipimpin oleh seorang otoriter

6 Fakta Perang Saudara di Yaman, Konflik Terburuk di Dunia Saat Ini!Bendera Yaman (Pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Krisis di Yaman adalah masalah kompleks yang sulit diurai. Secara sederhana, hal itu bisa dirunut sejak 1990. Kala itu, Yaman yang terpecah menjadi utara dan selatan berhasil bersatu menjadi sebuah negara.

Akan tetapi, pada 1994 kelompok separatis Yaman selatan mencoba memisahkan diri dan menjadi negara merdeka. Pasukan itu berhasil dipukul dengan cepat oleh pasukan pemerintah pusat.

Saat itu Yaman dipimpin oleh Ali Abdullah Saleh dari kelompok Sunni, presiden otoriter yang berkuasa sejak tahun 1978. Selama Saleh berkuasa, ia dituduh telah mengalirkan hasil sumber daya ke utara di ibu kota Sanaa. Inilah salah satu kekecewaan dari pemberontak Yaman selatan.

Selain itu, kerabat Saleh adalah orang-orang yang mengendalikan inti sektor militer serta ekonomi. Para pengamat juga menilai korupsi merajalela, serta banyak orang menganggur tidak memiliki pekerjaan.

2. Diskriminasi terhadap kelompok syiah

6 Fakta Perang Saudara di Yaman, Konflik Terburuk di Dunia Saat Ini!Warga sipil Yaman kehilangan tempat tinggal akibat konflik. (Twitter.com/UNHCR Yemen)

Di bagian utara Yaman, ada komunitas Zaydi yang beraliran Syiah. Mereka juga menganggap pemerintah Yaman telah melakukan diskriminasi, sehingga pada akhir 1990-an, beberapa di antaranya membentuk kelompok bernama Houthi yang juga disebut Ansharullah.

Kelompok Houthi kemudian melakukan pemberontakan dalam skala rendah mulai dari 2004, ketika pemimpinnya tewas atas tindakan keras pemerintah. Houthi terus meningkatkan pemberontakan sampai 2009 yang berlanjut hingga saat ini.

Pada 2011, Yaman terdampak Musim Semi Arab. Sekitar dua juta rakyat turun ke jalan menuntut Ali Abdullah Saleh sang pemimpin otoriter untuk melepas jabatan.

Saleh berhasil digulingkan dan digantikan oleh Mansour Hadi. Saat itu, kelompok Houthi mendukung para demonstran untuk menggulingkan Saleh. Tapi pihak Houthi tidak sepakat dengan calon tunggal Mansour Hadi dan memboikot pemilihan.

Pada 2012, dengan dukungan loyalis Ali Abdullah Saleh, Houthi melakukan pemberontakan. Aksi itu terus meningkat ke wilayah lain, bahkan mampu mengambil alih ibu kota Sanaa pada 2014.

Pemerintahan Hadi, yang diakui secara internasional untuk membawa Yaman ke negara demokratis, mendapat bantuan dari koalisi Arab yang dipimpin oleh Saudi. Riyadh menampung Hadi yang melarikan diri.

Di sisi lain, sejak 2009 cabang Al Qaeda di Yaman (AQAP) juga melakukan serangkaian teror termasuk di ibu kota Sanaa. Ketika Yaman mengalami kekacauan politik dan kerapuhan keamanan, AQAP mengambil keuntungan dan terlibat dalam perang.

Ini membuat konflik di Yaman semakin kompleks. Di sisi lain, AQAP memusuhi Houthi, tapi juga melancarkan serangan ke pemerintah transisi Yaman.

Baca Juga: 7 Fakta Yaman, Negara yang Disebut sebagai Tanah Para Waliyullah

3. Masuknya Arab Saudi dan koalisi Arab dalam konflik

6 Fakta Perang Saudara di Yaman, Konflik Terburuk di Dunia Saat Ini!Ilustrasi serangan jet tempur. (instagram.com/fighteraircraft)

Peningkatan serangan Houthi, yang diduga mendapat dukungan dari Iran, pernah berhasil menangkap Mansour Hadi. Tapi, Hadi melarikan diri ke Aden dan berlindung di Riyadh pada 2015.

Beberapa hari kemudian, Saudi memimpin koalisi Arab untuk membantu pasukan pemerintah Mansour Hadi dari gempuran Houthi. Menurut Reuters, awal intervensi koalisi Arab diperkirakan hanya akan berjalan selama beberapa hari saja. Pasukan koalisi berusaha memisahkan pasukan Houthi dan Saleh, dengan melakukan pemblokiran wilayah serta memutus jalur pasokan dari Iran.

Tapi, prediksi tersebut rupanya keliru. Sampai saat ini, Yaman mengalami kebuntuan militer dan konflik terus berlanjut. Bahkan, Houthi saat ini memiliki rudal balistik dan pesawat nirawak, yang sering digunakan untuk menyerang fasilitas publik milik Saudi.

4. Siapa saja yang bergabung dalam koalisi pimpinan Arab Saudi?

6 Fakta Perang Saudara di Yaman, Konflik Terburuk di Dunia Saat Ini!Ilustrasi personel militer. (pexels.com/pixabay)

Saudi tidak sendiri ketika mengintervensi Yaman. Dilansir Al Jazeera, setidaknya ada delapan negara yang bergabung dalam aliansi, yaitu Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Mesir, Maroko, Yordania, Sudan, dan Senegal. Negara terkuat yang jadi mitra Saudi dari koalisi ini adalah UEA.

Namun, koalisi pimpinan Saudi itu juga disebut rapuh. Saudi dan UEA mendukung kekuatan lokal yang saling bersaing di antaranya.

Menurut BBC, kekuatan lokal yang mendapat dukungan dari UEA pada 2018 berhasil menggulingkan loyalis Mansour Hadi di beberapa wilayah di Yaman selatan. Mereka menuduh Hadi memiliki hubungan dengan kelompok radikal dan presiden dituduh salah urus pemerintahan.

Pada 2019, Saudi kembali melakukan intervensi terhadap konflik politik tersebut dan menyelesaikan permasalahan. Langkah itu dilakukan setelah beberapa bulan UEA menarik pasukannya dari Yaman.

Pasukan koalisi Yaman selatan juga memiliki ambisi dalam membantu melawan Houthi. Mereka sebenarnya masih memiliki tuntutan seperti pertengahan tahun 1990-an, yakni memisahkan diri dan jadi negara merdeka.

Peter Salisbury, analis senior untuk Yaman dari International Crisis Group, mengungkap fakta lain. Menurutnya, banyak kekuatan-kekuatan lokal yang sebenarnya anti-Houthi. Mereka meluncurkan serangan tapi tanpa dukungan dari pemerintah Yaman atau Saudi.

Ini membuktikan bahwa di dalam tubuh koalisi pasukan yang melawan Houthi, ada banyak celah keretakan dan kerapuhan yang sulit bersatu.

Salah satu kelompok yang memerangi Houthi adalah AQAP. Itu karena kelompok Houthi yang menganut Syiah, sehingga dianggap kafir. Di sisi lain, kelompok ini juga memerangi pasukan yang disokong oleh Saudi.

Baca Juga: PBB Hentikan Investigasi Kejahatan di Yaman, Arab Saudi Selamat

5. Selain koalisi Arab, negara mana yang terlibat?

6 Fakta Perang Saudara di Yaman, Konflik Terburuk di Dunia Saat Ini!Ilustrasi senjata api. (Pixabay.com/WorldSpectrum)

Intervensi Saudi untuk menolong Mansour Hadi dan masa depan demokrasi Yaman akhirnya menyeret kekuatan Barat, termasuk Inggris, Prancis, dan AS. 

Tiga negara Barat itu disebut memberi dukungan senjata serta intelijen. AS, yang sering melakukan serangan terhadap cabang Al-Qaeda dan ISIS, juga mengaku pernah menurunkan sejumlah kecil pasukan darat di Yaman.

Selain negara Barat yang memberi dukungan kepada Saudi, Iran juga dituduh terlibat dalam konflik di Yaman. Namun Iran selalu menolak tuduhan tersebut secara berkali-kali. Iran disebut sebagai kekuatan yang memberi dukungan senjata untuk kelompok Houthi. Iran dituduh sebagai alasan mengapa Houthi memiliki rudal balistik dan drone

Karena keberadaan AS yang mendukung koalisi Saudi dan Iran yang berada di belakang Houthi, krisis Yaman juga disebut sebagai teater pertarungan "perang dingin" antara AS-Iran atau perang proxy Iran-Saudi.

Para pengamat konflik menilai bahwa saat ini Iran memiliki pengaruh yang kuat terhadap empat negara di jazirah Arab, yaitu Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman. 

6. Biaya kemanusiaan dari konflik di Yaman

6 Fakta Perang Saudara di Yaman, Konflik Terburuk di Dunia Saat Ini!Lengan seorang anak Yaman yang kurang gizi sedang diperiksa. (Twitter.com/UNICEF Yemen)

Konflik mematikan Yaman membuat negara itu disebut oleh PBB sebagai bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Konflik yang kompleks telah membunuh 233 ribu orang pada akhir 2020. Dari jumlah itu, PBB menyebut 131.000 orang tewas karena tidak langsung, sebab kekurangan makanan dan tidak memiliki akses kesehatan yang memadai. 

Sebanyak 3.153 kematian anak terjadi dan 5.660 anak-anak meninggal dalam lima tahun pertama konflik Yaman. Karena kekurangan makanan, 500 ribu anak-anak menderita gizi buruk akut. Seorang anak meninggal setiap 10 menit karena kekurangan gizi atau penyakit.

Yaman juga masih harus menghadapi wabah penyakit kolera dan juga COVID-19.

Belum ada data lengkap mengenai jumlah korban untuk 2021. Tapi dipastikan jumlah tersebut melonjak karena eskalasi militer di Marib meningkat. Marib adalah kota yang jadi benteng terakhir pemerintah Yaman dan kaya minyak.

Baca Juga: World Food Programme: 16 Juta Rakyat Yaman Terancam Kelaparan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya