8 Tewas dalam Serangan Rudal Rusia di Odessa, Termasuk Bayi 3 Bulan

Rusia mulai menggempur Ukraina bagian selatan

Jakarta, IDN Times - Angkatan bersenjata Rusia meluncurkan serangan rudal balistik pada Sabtu (23/4/22), menargetkan kota pelabuhan Odessa, sebuah kota di pesisir selatan Ukraina. Dalam serangan tersebut, rudal menghantam fasilitas militer dan bangunan tempat tinggal sehingga menyebabkan delapan orang tewas.

Sebelumnya, Jenderal Rusia Rustam Minnekayev pada Jumat, mengatakan militer Rusia berambisi untuk menguasai Donbass dan pesisir selatan Ukraina. Serangan itu kini mulai dirasakan oleh kota Odessa. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menilai serangan tersebut adalah teror.

Setelah gagal menduduki ibu kota Kiev, pasukan Rusia mengalihkan serangan ke Donbass, Ukraina timur. Rusia juga kembali memperbaharui serangannya di Mariupol, melawan tentara Ukraina yang masih bertahan di kota tersebut. Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim kemenangan atas Mariupol yang telah dikepung selama berminggu-minggu.

Baca Juga: Ambisi Rusia Berikutnya: Donbass dan Ukraina Selatan

1. Serangan rudal Rusia ke Odessa tewaskan bayi

8 Tewas dalam Serangan Rudal Rusia di Odessa, Termasuk Bayi 3 Bulanilustrasi warga Ukraina usai serangan Rusia (Twitter.com/Ministry of Culture and Information Policy)

Sehari setelah Rustam Minnekayev mengatakan rencana rinci militer Rusia yang ingin menguasai Donbass dan pesisir selatan Ukraina, rudal Moskow mulai menghantam kota pelabuhan Odessa yang strategis. Serangan rudal itu dikonfirmasi oleh para pejabat Ukraina.

Dikutip dari Reuters, serangan rudal Rusia itu mengenai fasilitas militer dan dua bangunan tempat tinggal penduduk sipil. Sedikitnya delapan orang tewas dalam serangan itu. Namun angka korban tersebut belum dapat diverifikasi secara independen. Bayi berusia tiga bulan termasuk yang menjadi korban.

Kota pelabuhan Odessa berada di pesisir Laut Hitam di Ukraina selatan. Kota itu berada di sebelah barat Semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia pada tahun 2014. Serangan besar Rusia ke dekat Odessa terjadi pada awal April.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengomentari serangan rudal Rusia yang terbaru ke kota pelabuhan strategis tersebut. "Satu-satunya tujuan serangan rudal Rusia di Odesa adalah teror," ujarnya.

Baca Juga: Sekjen PBB Dijadwalkan Bertemu Vladimir Putin dan Voldymyr Zelenskyy

2. Rusia lancarkan serangan di sepanjang garis pertahanan Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari telah memasuki minggu keenam. Ribuan tentara tewas di antara kedua belah pihak. Ribuan warga sipil Ukraina juga banyak yang menjadi korban, termasuk lebih dari lima juta penduduk kehilangan tempat tinggal dan mengungsi ke luar negeri.

Dalam peningkatan serangan Rusia di Donbass yang meliputi wilayah Donetsk dan Luhansk, beberapa titik pertahanan pasukan Ukraina berhasil dipukul mundur pasukan Moskow. Staf umum militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia meningkatkan serangan di sepanjang garis pertahanan Ukraina.

Dikutip RFE/RL, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan "arah (kota) Izyum, Donbas, Azov, Mariupol, wilayah Kherson adalah tempat di mana nasib perang ini dan masa depan negara kita sedang diputuskan sekarang."

Dalam pidatonya, Zelenskyy juga kembali mengingatkan tentang dugaan tujuan Putin yang dapat melancarkan serangan ke negara lain ketika Minnekayev menyatakan militer Rusia bertujuan mengontrol penuh Donbass dan Ukraina selatan sampai ke Transnistria di Moldova.

Di kota Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina, peningkatan serangan dari Rusia pada hari Sabtu telah menyebabkan tiga orang tewas dan tujuh orang terluka, kata Gubernur regional Oleh Sinehubov.

3. Rusia membarui serangan ke kota Mariupol

8 Tewas dalam Serangan Rudal Rusia di Odessa, Termasuk Bayi 3 Bulanilustrasi pasukan Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Kota Mariupol yang terletak di wilayah Donetsk telah menjadi arena pertempuran besar antara Rusia dan Ukraina. Kota itu telah dikepung selama berminggu-minggu dan kini sebagian besar wilayahnya telah dikuasai Rusia.

Tapi sekitar 2.000 pasukan Ukraina, termasuk warga sipil, masih bertahan di pusat industri metalurgi Azovstal. Tentara Ukraina mengabaikan ultimatum untuk menyerah dari Rusia. Putin sebelumnya mengklaim pasukannya telah memenangkan pertempuran di kota tersebut.

Dilansir Associated Press, pasukan Rusia telah membarui serangannya ke Mariupol. Pada hari Sabtu pagi, unit militer Ukraina merilis video yang dilaporkan dari Mariupol dan diambil dua hari sebelumnya. Dalam video itu disebutkan perempuan dan anak-anak yang bersembunyi di ruang bawah tanah selama dua bulan ingin melihat sinar matahari.

Seorang perempuan dalam video mengatakan "kami ingin melihat langit yang damai, kami ingin menghirup udara segar. Anda sama sekali tidak tahu apa artinya bagi kami untuk sekadar makan, minum teh manis. Bagi kami, itu sudah merupakan kebahagiaan."

Mariupol telah jadi salah satu tujuan utama Rusia sejak invasi 24 Februari. Keberhasilan Rusia menduduki Mariupol akan jadi hadiah besar pertama karena pasukan Moskow belum satu pun menguasai kota besar di Ukraina. Sebelum perang, Mariupol memiliki populasi sekitar 430 ribu penduduk. Kini sebagian besar bangunan di kota itu hancur atau rusak karena hantaman bom dan peluru.

 

Sumber rujukan:

https://www.reuters.com/world/and-who-will-come-next-warns-zelenskiy-after-russian-general-eyes-southern-2022-04-22/

https://www.rferl.org/a/russia-offensive-stalls-donbas-odesa/31817382.html

https://apnews.com/article/russia-ukraine-kyiv-business-europe-moscow-07659d866eb9496caf00842c3a90f36c

https://www.bbc.com/news/live/world-europe-61185469

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya