Afghanistan Rencanakan Serangan Balik terhadap Taliban

Puluhan perempuan Afghanistan angkat senjata

Kabul, IDN Times - Sejak pasukan asing mulai meninggalkan Afghanistan, kelompok Taliban mulai meningkatkan aktivitasnya dan mulai mengambil alih banyak distrik. Di wilayah utara Afghanistan, Taliban telah memiliki kemajuan yang signifikan.

Serangan yang dilakukan oleh Taliban sejak awal Mei lalu telah berhasil merebut sepertiga dari 421 distrik dan pusat Afghanistan. Pasukan pemerintah Afghanistan yang mempertahankan wilayah di sebelah utara, berhasil dipukul mundur dan bahkan melarikan diri, menyeberang ke Tajikistan.

Kini, pemerintah Afghanistan telah merencanakan serangan balik terhadap Taliban. Hal itu diketahui melalui penasehat kemanan Presiden Ashraf Ghani yang bernama Hamdullah Mohib pada Senin (5/7) dalam sebuah wawancara.

1. Pasukan Afghanistan menyeberang ke Tajikistan

Perang dua dekade yang dilakukan oleh Amerika serikat dan sekutunya di Afghanistan telah mencapai titik tepi. Sebagian besar pasukan asing tersebut kini telah mulai meninggalkan Afghanistan. Jerman, kontributor terbesar kedua dalam jumlah pasukan, telah memulangkan semua pasukannya pada akhir Juni lalu.

Kini tinggal beberapa ribu tentara Amerika Serikat dan Inggris yang masih tersisa dan juga sudah merencanakan untuk meninggalkan Afghanistan, sesuai kesepakatan yang telah dijanjikan Joe Biden, yakni pada 11 September.

Seiring dengan pulangnya pasukan asing dari Afghanistan, Taliban telah meningkatkan aktivitasnya, merebut beberapa distrik yang sebelumnya dikuasi oleh pemerintah. Di utara, Taliban memiliki kemajuan yang signifikan.

Melansir laman berita Reuters, pada hari Minggu (4/7), serangan yang dilakukan oleh pasukan Taliban telah memaksa lebih dari 1.000 pasukan pemerintah Afghanistan melarikan diri, menyeberang ke Tajikistan di utara.

Enam distrik utama di privinsi Badakshan yang berbatasan dengan Tajikistan dan China telah berhasil diambil alih Taliban. Usai itu, 1.037 pasukan Afghanistan melarikan diri melintasi perbatasan dengan izin Tajikistan karena alasan kemanusiaan.

Kantor kepresidenan Tajikistan dalam sebuah pernyataan mengatakan "perhatian khusus diberikan pada eskalasi situasi di wilayah utara Afghanistan yang berdekatan dengan Tajikistan."

2. Pemerintah Afghanistan rencanakan serangan balik

Baca Juga: Taliban: Turki Harus Mundur dari Afghanistan

Tiga hari yang lalu, tepatnya pada 2 Juli 2021, pasukan Amerika Serikat diketahui telah mengosongkan pangkalan militer Bagram, sebuah pangkalan militer yang dibangun oleh Rusia pada era Perang Dingin. Namun dengan demikian, Taliban mengambil momentum dan bergerak karena berkurangnya pasukan asing.

Taliban melakukan serangkaian serangan di bagian utara Afghanistan, mengambil alih beberapa distrik yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan pemerintah. Kini, pemerintah Afghanistan mengatakan akan melakukan serangan balik terhadap Taliban.

Melansir laman Al Jazeera, Hamdullah Mohib yang menjadi penasihat keamanan nasional berharap tidak akan mendapatkan serangan dari Taliban untuk selanjutnya, akan tetapi mengatakan "benar-benar dan pasti" melakukan serangan balik.

Rencana serangan balik dari pasukan pemerintah Afghanistan belum diketahui kapan akan dilakukan. Namun, seiring pasukan Amerika Serikat meninggalkan negara tersebut, Taliban telah merebut lusinan distrik dan menimbulkan kekhawatiran bahwa militer pemerintah akan runtuh begitu pasukan AS dan internasional pergi secara paripurna pada bulan September.

3. Perempuan angkat senjata di Firozkoh, bantu militer pemerintah Afghanistan

https://www.youtube.com/embed/FQVwKykcazI

Sejak kepergian pasukan asing secara bertahap, penduduk Afghanistan dan hampir seluruh provinsi yang tidak sepakat dengan rezim Taliban, telah mulai mempersenjatai diri. Mereka membawa senapan serbu Kalashnikov yang sudah tua, pelontar granat, pistol dan senjata lainnya. Mereka akan mempertahankan diri ketika kelompok Taliban datang dan mengambil alih distrik.

Di Firozkoh, ibukota provinsi Ghor, para perempuan penduduk setempat mulai mengangkat senjata. Mereka mempersenjatai diri dan mengatakan akan membantu pasukan militer pemerintah.

Melansir laman Tolo News, seorang warga Ghor mengatakan bahwa "mereka berdiri di samping saudara-saudara mereka dan mendukung sistem, rakyat, dan kedaulatan negara." Saat ini, banyak warga sipil yang mempersenjatai diri dan membantu pasukan pemerintah Afghanistan.

Tapi jumlah mereka sampai sejauh ini tidak jelas dan tidak diketahui dengan pasti. Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri mengatakan bahwa pasukan ini pada akhirnya akan digabungkan dengan polisi setempat, pasukan lokal, dan pasukan tentara setempat.

Meski begitu, ada beberapa kritik yang terlontar dari pejabat, mengapa para penduduk sipil berangkat perang dan berkeinginan agar perang diurusi oleh pasukan pemerintah. Namun, Atta Mohammad Noor, yang memimpin gerakan mobilisasi publik di Balkh dan telah pergi ke distrik Balkh untuk memerangi Taliban, mengatakan “kami mendengar beberapa kata dari beberapa pihak bertanya mengapa mereka pergi berperang? Mereka harus tinggal di kota dan menyerahkan perang kepada kita. Saudaraku, kamu kalah perang,” kata Noor merujuk pasukan pemerintah.

Baca Juga: Taliban: Turki Harus Mundur dari Afghanistan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya