Ambisi Rusia Berikutnya: Donbass dan Ukraina Selatan

Ukraina kecam Rusia sebagai imperialisme

Jakarta, IDN Times - Rustam Minnekaev, wakil komandan distrik militer pusat Rusia, pada Jumat (22/4/22), mengumumkan rencana ambisi militer negaranya. Dia menjelaskan pasukan Moskow memiliki tujuan untuk menguasai Donbass dan pesisir selatan Ukraina.

Sejak awal invasi pada 24 Februari, pasukan Rusia telah menguasai hampir seluruh pesisir selatan Ukraina. Sebagian besar kota pelabuhan Mariupol yang ada di selatan, juga telah diduduki angkatan bersenjata Rusia. Setelah gagal menguasai ibu kota Kiev, Rusia mengalihkan fokus serangan untuk menguasai Donbass dan pertempuran di garis pertahanan Ukraina terus terjadi.

Sejauh ini, invasi Rusia sering disebut bertujuan untuk melakukan demiliterisasi dan denazafikasi. Moskow beberapa kali juga menekankan tidak ingin menduduki Ukraina. Tapi kabar dari Minnakaev jika dapat dikonfirmasi, bakal membuktikan tujuan invasi Rusia menduduki sebagian wilayah Ukraina.

Baca Juga: Pasukan Ukraina Klaim Masih Bertahan di Mariupol

1. Penjelasan ambisi militer Rusia di Ukraina

Ambisi Rusia Berikutnya: Donbass dan Ukraina Selatanilustrasi tank Rusia (Twitter.com/ Минобороны России)

Dalam sebuah pertemuan di Oblast Sverdlovsk pada Jumat, wakil komandan distrik militer pusat Rusia, Mayor Jenderal Rustam Minnekaev, membeberkan rencana militer negaranya di Ukraina. Minnekaev mengatakan akan merebut Donbass, kemudian menguasai pesisir selatan Ukraina sampai menuju Transnistria, sebuah wilayah Moldova yang telah lama berusaha memisahkan diri.

"Kontrol atas selatan Ukraina adalah cara lain untuk Transnistria, di mana ada juga bukti bahwa penduduk berbahasa Rusia sedang ditindas," kata Minnekaev, dikutip dari Al Jazeera. Dia tidak memberikan rincian klaim penindasan seperti apa yang terjadi di Transnistria.

Transnistria adalah sebidang wilayah yang sempit di Moldova yang dikuasai pemberontak pro-Rusia. Wilayah itu membentang sepanjang timur Moldova dan berbatasan dengan Ukraina.

Rusia diperkirakan memiliki sekitar 1.500 pasukan di Transnistria yang telah berada di sana sejak 1995. Mereka di sana untuk menjadi pasukan perdamaian dalam gencatan senjata yang disetujui setelah pemberontak Transnistria berperang dengan pemerintah Moldova.

2. Moldova nilai pernyataan Rusia tidak berdasar

Perkataan Minnekayev dipandang sebagai pertama kalinya pihak Rusia memberikan rencana rinci dalam invasinya ke Ukraina. Sebelumnya, Rusia tidak pernah mengumumkan rencana rinci seperti itu.

Untuk mencapai rencana tersebut, angkatan bersenjata Rusia berarti dalam beberapa minggu ke depan akan berusaha menguasai kota Odessa dan Mykolayiv, kota pelabuhan di pesisir selatan Ukraina yang dekat dengan Moldova.

Ketika kota-kota itu dapat dikuasai, maka Rusia akan menciptakan koridor darat bagi pasukannya. Pasukan itu akan dengan lancar terhubung dari mulai Donbass di timur, Krimea yang dicaplok Rusia di tengah, lalu ke Transnistria di barat.

Atas komentar Minnekayev, Moldova telah memanggil duta besar Moskow. Dilansir BBC, Kementerian Luar Negeri Moldova kemudian merilis pernyataan untuk mengomentari rencana Rusia itu.

Mereka mengatakan pernyataan Minnakayev "sebagai tidak berdasar dan bertentangan dengan posisi Rusia dalam mendukung kedaulatan dan integritas teritorial negara kami dalam perbatasan yang diakui secara internasional."

Transnistria dikuasai oleh pemberontak pro-Moskow dan mencoba memisahkan diri dari Moldova. Tapi tidak ada negara anggota PBB yang mengakui kemerdekaan tersebut dan tetap menganggapnya sebagai bagian dari wilayah Moldova.

Baca Juga: Siap Lanjut Perang, Ukraina Tak Akan Serahkan Bagian Timur ke Rusia 

3. Ukraina tuduh rencana Rusia sebagai imperialisme

Ambisi Rusia Berikutnya: Donbass dan Ukraina Selatanpeta pasukan Rusia yang menguasai wilayah Ukraina (www.rferl.org)

Pernyataan dari Mayor Jenderal Rustam Minnekaev juga ditanggapi oleh pihak Ukraina melalui Kementerian Pertahanannya. Dilansir RFE/RL, Ukraina mengecam rencana itu dan menuduh Rusia sebagai imperialisme.

"Mereka berhenti menyembunyikan (rencananya). Komando distrik militer pusat Rusia mengumumkan korban berikutnya dari agresi Rusia. Setelah menguasai Ukraina selatan, Rusia berencana untuk menyerang Moldova, di mana mereka mengatakan penutur bahasa Rusia sedang 'tertindas,'" kata Kementerian Pertahanan Ukraina dalam sebuah unggahan di media sosial.

Pemerintah Kiev sendiri telah memperingatkan beberapa kali kemungkinan Transnistria dapat digunakan sebagai area operasi Rusia menyerang Ukraina atau Moldova. Awal bulan ini, para pejabat Ukraina juga mengatakan sebuah lapangan terbang di wilayah itu sedang dipersiapkan untuk menerima pesawat dan digunakan oleh Moskow untuk menerbangkan pasukan yang menuju Ukraina.

Tuduhan Kiev itu dibantah oleh Kementerian Pertahanan dan Otoritas Moldova di Transnistria.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya