Amnesty: Rusia Lakukan Kejahatan Kemanusiaan Tersetruktur di Ukraina

Amnesty ingin Rusia diseret ke pengadilan internasional

Jakarta, IDN Times - Organisasi hak asasi manusia (HAM) Amnesty International meminta Rusia diseret ke pengadilan internasional atas invasinya ke Ukraina. Menurut Amnesty, pasukan Rusia telah melakukan serangkaian kejahatan perang.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Amnesty, Agnes Callamard, menilai invasi telah sengaja membunuh warga sipil. Sehingga, mereka yang terlibat, termasuk pemimpin rantai komando, harus diadili di pengadilan internasional.

Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Sampai saat ini serangan itu tetap terjadi dan terfokus di Donbass, Ukraina timur. Sebelumnya, Rusia berusaha menduduki Kiev, namun rencana itu gagal. 

Kemunduran pasukan Moskow telah meninggalkan kisah pilu, dengan ratusan warga sipil yang diduga sengaja dibunuh oleh pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

1. Pola kejahatan ketika pasukan Rusia menduduki kota Ukraina

Amnesty: Rusia Lakukan Kejahatan Kemanusiaan Tersetruktur di Ukrainabangunan hancur di salah satu kota di Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Amnesty International telah melakukan penyelidikan tentang aksi tentara Rusia di sekitar ibu kota Kiev. Penyelidikan tersebut dilakukan setelah pasukan Rusia menarik diri dan mengalihkan fokus serangan ke Donbass.

Ketika Rusia menguasai kota-kota dan desa-desa di sekitar Kiev, mereka dinilai memiliki pola kejahatan.

"ini bukan insiden yang terisolasi. Ini adalah bagian dari pola di mana pasukan Rusia mengendalikan sebuah kota atau desa," kata penasihat senior Amnesty International, Donatella Rovera, dikutip dari Al Jazeera

Menurut Amnesty, warga sipil Ukraina mengalami pembunuhan yang disengaja dan penyiksaan yang dilakukan secara sembrono oleh pasukan Rusia. Lokasi dugaan kejahatan perang tersebut termasuk terjadi di kota Bucha dan Borodyanka. Mereka yang terlibat dalam pembunuhan warga sipil Ukraina diduga bagian dari pasukan elit Rusia.

Baca Juga: Rusia Kembali Gempur Pabrik Azovstal, Pasukan Ukraina Sekarat

2. Pengeboman warga sipil di Borodyanka

Salah satu kasus yang didokumentasikan oleh Amnesty International adalah serangan bom yang dilakukan Rusia di kota Borodyanka. Sekitar 40 warga sipil tewas dalam serangan tersebut. Gedung bertingkat yang ditinggali oleh warga sipil juga telah menjadi sasaran.

"Istri saya Halina termasuk di antara mereka yang terbunuh. Saya masih melihatnya di dekat pintu apartemen kami, rumah tempat kami tinggal selama 40 tahun," kata Vasyl Yaroshenko, salah satu saksi mata, dikutip dari AP

Callamard mengaku telah bertemu dengan keluarga korban yang tewas dalam serangan pasukan Rusia.

"Kami mendukung tuntutan untuk keadilan, dan meminta pihak berwenang Ukraina, Pengadilan Kriminal Internasional, dan lainnya untuk memastikan bukti disimpan yang dapat mendukung penuntutan kejahatan perang di masa depan," kata dia. 

Amnesty telah melakukan investigasi selama 12 hari. Tim mereka mengunjungi kota-kota yang pernah diduduki pasukan Rusia dan melakukan wawancara kepada saksi serta keluarga korban. Mereka mengunjungi kota Bucha, Borodyanka, Novyi Korohod, Andriivka, Zdvyzhivka, Vorzel, Makariv dan Dmytrivka.

3. Pasukan elit Rusia terlibat eksekusi warga sipil di Bucha

Amnesty: Rusia Lakukan Kejahatan Kemanusiaan Tersetruktur di Ukrainailustrasi pasukan Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Salah satu kengerian pasukan Rusia yang memicu kecaman internasional adalah korban tewas di kota Bucha, sebelah barat laut ibu kota Kiev. Ratusan warga sipil tewas, beberapa di antaranya tergeletak di pinggir jalan dengan tangan terikat ke belakang.

Dalam laporan yang diterbitkan di situs resminya, pasukan Rusia disebut melakukan eksekusi di luar hukum terhadap warga sipil di Bucha pada Maret. Salah satu korban tewas bernama Yevhen Petrashenko. Dia ayah dua anak dan ditembak mati di apartemennya.

Istri Petrashenko, Tatiana, sedang berlindung di ruang bawah tanah ketika suaminya dibunuh. Pasukan Rusia mengizinkan Tatiana mengunjungi apartemen tersebut dan mengisahkan, "Yevhen terbaring mati di dapur. Dia telah ditembak di punggung, (dekat) paru-paru dan hati. Jenazahnya tetap berada di apartemen sampai 10 Maret, ketika kami bisa menguburkannya di kuburan dangkal di halaman."

Di lokasi pembunuhan, Amnesty menemukan peluru 9x39mm penusuk lapis baja 7N12 berujung hitam, yang hanya digunakan dengan senapan khusus oleh beberapa unit elit militer Rusia.

Korban lain bernama Leonid Bodnarchuk, seorang pekerja konstruksi yang tinggal di apartemen yang sama dengan Petrashenko. Dia ditembak ketika sedang berjalan menaiki tangga.

Viktor Klokun adalah korban tewas lain yang ditemukan di desa Novyi Korohod. Olena Sakhno, rekan Klokun yang selamat, menemukan mayatnya dengan tangan terikat ke belakang.

"Tangannya diikat ke belakang dengan sepotong plastik putih, dan dia ditembak di kepala," jelas Sakhno.

Baca Juga: 30 Miliarder Rusia Tersingkir dari Daftar Orang Terkaya Dunia 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya