Ancaman Genosida terhadap Muslim Bisa Saja Terjadi di India

Peringatan genosida muslim India sudah sejak 2002

Jakarta, IDN Times - Seorang ahli, pendiri sekaligus direktur Genocide Watch, Gregory Stanton, dalam pengarahan di Kongres AS mengatakan bahwa genosida muslim di India bisa terjadi. Awal genosida itu bisa berlaku di negara bagian Assam dan Kashmir yang diperintah India.

Stanton adalah mantan dosen studi genosida dan pencegahan di Universitas George Mason di Virginia. Ia menuturkan bahwa genosida bukan sebuah peristiwa melainkan sebuah proses yang ditandai dengan beberapa tahap seperti keputusan diskriminatif oleh pemerintah.

Sebagai seorang ahli dalam genosida, Stanton pernah memperingatkan Presiden Rwanda Juvenal Habyarimana pada tahun 1989. Stanton saat itu mengatakan bahwa jika presiden tidak melakukan pencegahan, maka akan ada genosida di Rwanda dalam waktu lima tahun.

Prediksi yang telah diperingatkan agar dicegah itu terbukti. Pada tahun 1994, sekitar 800 ribu warga Tutsi di Rwanda dibantai. Saat itu, langkah pencegahan tidak dilakukan di Rwanda.

1. Greg Stanton menyebut PM Modi sebagai ekstremis

Ancaman Genosida terhadap Muslim Bisa Saja Terjadi di IndiaPM Narendra Modi (kanan) (Twitter.com/Narendra Modi)

India saat ini diperintah oleh Perdana Menteri (PM) Narendra Modi dari partai sayap kanan Bharatiya Janata Party (BJP). Menurut Stanton, skenario yang dilakukan oleh pemerintah Modi mirip dengan skenario pemerintah Myanmar yang akhirnya berujung pada genosida muslim di negara tersebut pada tahun 2017 lalu.

Dilansir Al Jazeera, Stanton mengatakan "apa yang kita hadapi sekarang (di India) adalah jenis plot yang sangat mirip (Myanmar)." Dia juga menyebut bahwa PM Modi adalah "ekstremis yang telah mengambil alih pemerintahan."

Aakar Patel, mantan kepala Amnesty International India mengatakan bahwa laporan yang disampaikan oleh pendiri Genocide Watch itu harus ditanggapi dengan sangat serius. 

Patel mengatakan "saya pikir sejarah dalam catatan kekerasan sipil India menunjukkan apakah negara melakukan sesuatu yang memprovokasi kekerasan (terhadap Muslim) atau tidak cukup berbuat untuk menghentikannya."

2. Peringatan genosida muslim India sejak tahun 2002

Baca Juga: Narendra Modi Disebut Ekstremis, Muslim India Terancam Genosida

Genocide Watch adalah organisasi global yang didedikasikan untuk pencegahan terjadinya genosida. Gregory Stanton adalah pakar sekaligus direktur organisasi tersebut. Genocide Watch didirikan sejak tahun 1999 lalu.

Dalam pengarahan dengan Kongres AS pada 15 Januari 2022, Stanton menjelaskan bahwa organisasinya telah memperingatkan ancaman genosida muslim di India sejak tahun 2002. Saat itu, terjadi kerusuhan dan pembantaian di Gujarat, yang menewaskan lebih dari 1.000 orang muslim.

Dilansir Dawn, Stanton menjelaskan bahwa "saat itu, kepala menteri Gujarat adalah Narendra Modi, dan dia tidak melakukan apa-apa. Faktanya, ada banyak bukti bahwa dia benar-benar mendorong pembantaian itu."

Penjelasan ahli genosida itu juga menuduh bahwa Modi yang saat ini jadi PM India, telah menggunakan retorika anti-muslim dan Islamofobia untuk membangun basis politiknya.

Cara PM Modi yang dapat memicu ancaman genosida muslim India adalah pencabutan otonomi khusus Kashmir India pada 2019. Otonomi yang sudah dinikmati selama hampir tujuh dekade itu dicabut "sebagian besar ditujukan untuk memulihkan dominasi Hindu."

Pada tahun yang sama, PM Modi mengesahkan Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen). UU tersebut memberikan kesempatan bagi para pengungsi untuk menjadi warga negara India, meski minoritas, tapi mengecualikan kelompok muslim.

UU itu, bisa menyasar para pengungsi muslim dari Bangladesh pada tahun 1971 di negara bagian Assam, India. Para pengungsi itu telah menjadi bagian dari warga India biasa. Mereka bisa terusir karena UU tersebut salah satu isinya, penduduk harus bisa menunjukkan dokumentasi warga negara yang bertahun sebelum 1971.

Kata Stanton, ini "persis yang dilakukan pemerintah Myanmar terhadap Muslim Rohingya. Pemerintah Myanmar, pertama kali menyatakan Rohingya bukan warga negara melalui UU dan kemudian mengusir mereka melalui kekerasan dan genosida.

3. Sepuluh proses tahapan genosida terhadap kelompok tertentu

Ancaman Genosida terhadap Muslim Bisa Saja Terjadi di Indiailustrasi (Twitter.com/Genocide Watch)

Sebagai sebuah proses, genosida memiliki 10 tahapan sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi. Dalam laman Genocide Watch yang merujuk formula dari Greg Stanton, 10 tahapan itu adalah proses:

  1. klasifikasi (ras, etnis, agama),
  2. simbolisasi
  3. diskriminasi
  4. dehumanisasi,
  5. (pe)organisasi(an),
  6. polarisasi.
  7. persiapan (rencana pembunuhan),
  8. persekusi,
  9. pembunuhan.
  10. Tahap terakhir adalah penolakan (kelompok sasaran selama dan setelah genosida).

Tanda-tanda genosida itu, bahkan juga telah muncul di Uttarakhand dan diselidiki oleh Mahkamah Agung India. Dilansir VOA, beberapa pemimpin ekstrem Hindu menyerukan "genosida" terhadap muslim India pada Desember 2021, dalam sebuah pertemuan agama yang direkam dan beredar ramai di media sosial.

Dalam beberapa tahun terakhir, kekerasan di India yang menyasar minoritas juga semakin meningkat. Kekerasan itu bahkan tidak hanya menyasar kaum muslim saja, tetapi juga penganut agama Kristen.

Dalam liputsan Deutsche Welle, ada lonjakan serangan terhadap kelompok warga Kristen, gereja dan lembaga pendidikan mereka. Aksi kekerasan itu dilaporkan di sejumlah negara bagian yang dikuasai partai BJP, partai pemerintah India.

Menjelang Natal tahun 2021 juga terjadi serangan terhadap komunitas Kristen. Aktivis kemanusiaan menuduh pemerintah dan aparat berwajib menutup mata terhadap kelompok nasionalis Hindu yang melakukannya.

Baca Juga: Narendra Modi Disebut Ekstremis, Muslim India Terancam Genosida

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya