Ancaman Kekerasan, Amazon dan Facebook Peringatkan Karyawan

FBI peringatkan serangan balik pendukung Donald Trump 

Washington, IDN Times – Penyerbuan gedung Capitol Hill pada 6 Januari 2021, adalah peristiwa memprihatinkan dalam demokrasi Amerika Serikat. Penyerbuan yang menyebabkan lima orang kehilangan nyawa tersebut, telah membuat para pemimpin dunia pendukung gagasan demokrasi, kecewa dengan Donald Trump.

Kini, ketika Amerika Serikat bergerak untuk melantik Presiden terpilih, Joe Biden, ancaman baru kembali mengintai. FBI, menurut Associated Press, telah memperingatkan kepada penegak hukum pada hari Selasa, 12 Januari 2021, bahwa ada potensi kekerasan yang didorong oleh ekstrimisme para pendukung Donald Trump (13/1).

Setelah penyerbuan Capitol Hill tersebut, raksasa-raksasa teknologi melangkah untuk mengisolasi Donald Trump dengan alasan yang hampir seragam, yakni karena Trump memiliki potensi menghasut pendukung untuk bertindak kekerasan. Kini mereka mulai mencemaskan hal baru. Raksasa teknologi, khususnya Amazon dan Facebook kabarnya telah memperingatkan karyawannya akan adanya serangan balik dari para pendukung Donald Trump.

1. “Ramalan” FBI

Ancaman Kekerasan, Amazon dan Facebook Peringatkan KaryawanRusuh di Capitol Hill pada 6 Januari 2021. (twitter.com/Marion McKeone)

Seminggu setelah kerusuhan yang melanda gedung Capitol Hill, para penegak hukum telah melakukan peyisiran secara masif terhadap orang-orang yang terlibat dalam kerusuhan tersebut serta menangkapinya. Para pejabat penegak hukum juga berjanji akan melakukan tindakan lebih agresif untuk terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang dianggap melakukan serangan.

Tapi, ada hal lain diluar perkiraan ketika peristiwa 6 Januari tersebut yakni, para pejabat dan penegak hukum serta pasukan keamanan benar-benar tidak memperkirakan akan terjadi rusuh. Melansir dari Associated Press, jurnalis mereka yang bernama Michael Balsamo dan Eric Tucker menelurusi informasi dan menemukan bahwa Washington Post pada 5 Januari pernah melaporkan dari kantor pusat FBI akan adanya ancaman mematikan di Washington.

FBI bahkan meramalkan akan adanya potensi “perang”. Namun FBI mengatakan bahwa laporan ramalan akan terjadinya kekerasan memiliki kemungkinan “melanggar kebebasan berpendapat”. Jika laporan itu beredar secara luas, maka ada tindakan pelarangan yang itu berarti melanggar hak kebebasan berbicara.

Para polisi di Capitol juga mengakui memang hanya memahami bahwa aksi pada 6 Januari dianggap sebagai aksi protes seperti biasa. Mereka benar-benar tidak memperkirakan bahwa peristiwa mematikan itu akan terjadi. Kini FBI kembali mengingatkan akan adanya potensi kekerasan para pendukung Trump yang ekstrimis.

2. Facebook instruksikan karyawan untuk hati-hati

Ancaman Kekerasan, Amazon dan Facebook Peringatkan KaryawanFacebook peringatkan karyawan untuk hati-hati terhadap serangan balasan pendukung Trump. Ilustrasi (pexels.com/Pixabay)

Peringatan dari lembaga sekelas FBI tentu bukanlah sebuah peringatan biasa saja. Secara terpisah dan khusus, raksasa teknologi Amazon dan Facebook rupanya juga telah memperingatkan kepada karyawannya akan adanya ancaman kekerasan kepada mereka.

Amazon Web Service (AWS) memperingatkan karyawan untuk waspada setelah mereka mendepak aplikasi Parler dari layanan hosting. Staf karyawan Facebook juga telah diinstruksikan agar tidak memakai pakaian dengan merek perusahaan tersebut di depan umum setelah Zuckenberg memutuskan untuk melarang akun Donald Trump.

“Mengingat kejadian baru-baru ini, demi keamanan jaringan global, mendorong semua orang untuk menghindari memakai atau membawa barang-barang bermerek Facebook saat ini” kata sebuah memo Fecebook yang didapat The Information dan dikutip oleh Cnet (13/1).

Semua jejaring sosial media milik Trump dan pendukungnya sejauh ini sudah berusaha untuk dilumpuhkan. Hal itu karena Trump masih memiliki kemungkinan melakukan penghasutan sebelum dan setelah pelantikan Presiden terpilih Joe Biden dilantik. FBI dan Kepolisian Capitol juga memperingatkan akan adanya ancaman protes bersenjata di seluruh AS menjelang pelantikan Biden.

Baca Juga: Trump Tinggalkan Gedung Putih, Prancis Minta Amazon Cs Bayar Pajak

3. Amazon peringatkan timnya untuk waspada

Ancaman Kekerasan, Amazon dan Facebook Peringatkan KaryawanAmazon Web Service peringatkan insinyurnya atas ancaman serangan siber terhadap layanannya. Ilustrasi (pexels.com/pixabay)

Jika Facebook memperingatkan para karyawan untuk hati-hati terhadap serangan kekerasan sehingga melarang penggunaan berbagai produk yang bertuliskan merek Facebook, Amazon memperingatkan seluruh timnya untuk waspada terhadap serangan siber.

Melansir dari laman berita BBC, Wakil presiden AWS, Chris Vonderhaar juga telah mendesak timnya untuk waspada terkait aktivitas tidak biasa dengan pusat data perusahaan. Dia juga mengatakan “kita semua harus waspada untuk menjaga satu sama lain dan fasilitas kita (tetap) aman.”

Vonderhaar menjelaskan bahwa aktivitas kecil apapun itu, bahkan yang tidak penting tetapi mencurigakan agar segera dilaporkan. Ancaman serangan siber terhadap AWS sepertinya adalah nyata karena perusahaan juga memperingatkan para insinyurnya agar Senin dan Selasa (tanggal 18-19) adalah “Hari Pemblokiran” di AS.

Pada dua hari tersebut, karyawan tidak akan diperbolehkan melakukan atau membuat pembaharuan besar atau perubahan apapun pada layanan AWS yang ada, tanpa persetujuan dari para pemimpin yang lebih senior. Tindakan tersebut adalah langkah kewaspadaan kemungkinan besar potensi serangan siber pada layanannya.

Selain fokus untuk waspada pada serangan dunia maya, Amazon juga memperingatkan seluruh staf untuk tetap waspada meningkatkan kehati-hatian personal. Para karyawan diharapkan waspada terhadap situasi yang mengancam jiwa, tindakan berbahaya atau insiden serius lainnya.

Baca Juga: 19 Ribu Lebih Pegawai Amazon Positif COVID-19

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya