Ancaman Wabah COVID-19 dan Belalang di Tengah Perang Ethiopia

Penduduk Ethiopia terancam kelaparan 

Addis Ababa, IDN Times – Pemerintah federal Ethiopia melancarkan operasi militer terhadap pemerintah daerah Tigray pada 4 November 2020. Operasi militer telah berlangsung lebih dari dua minggu dan ratusan orang diperkirakan meninggal, akan tetapi Perdana Menteri Abiy Ahmed menutup diri dari tekanan internasional dan tidak menurunkan eskalasi serangan.

Dalam konflik tersebut, lebih dari 33 ribu penduduk Ethiopia melarikan diri dan menyeberangi perbatasan. Mereka mengungsi ke negara tetangga, yakni Sudan. Setiap hari ratusan orang terus menyeberangi perbatasan untuk menyelamatkan diri dari konflik berdarah yang belum diketahui kapan akan berakhir.

PBB beberapa waktu lalu mengatakan kekhawatirannya tentang Ethiopia, bahwa di negara dengan penduduk terpadat ke dua di Afrika tersebut, akan terjadi “krisis kemanusiaan skala penuh”. Ada tiga hal yang mendasarinya yakni yang utama perang, lalu wabah COVID-19 dan ancaman serangan hama belalang.

1. Krisis antara pemerintah federal melawan regional menuju puncaknya

Ancaman Wabah COVID-19 dan Belalang di Tengah Perang EthiopiaPM Ethiopia tekan oposisi dengan membentuk pemerintahan sementara yang akan mengatur ulang pemilu secara legal di Tigrayan. Ilustrasi (instagram.com/pmabiyahmed)

17 November yang lalu, Perdana Menteri Abiy Ahmed menjanjikan serangan pungkasan ke ibukota Tigray, Mekelle. Serangan pungkasan dilakukan dengan alasan bahwa pasukan TPLF (Tigrayan People’s Liberation Front) tidak mau menyerah. Oleh karena itu, perang besar dan berdarah kemungkinkan akan segera terjadi.

Kamis, 19 November 2020, pemerintah federal telah mengirimkan jet-jet tempurnya untuk membombardir kembali Mekelle, benteng TPLF. Namun menurut TPLF, serangan yang terjadi sekitar pukul satu siang waktu setempat mengenai Meles Academy University. Melansir dari kantor berita Reuters, serangan udara itu menyebabkan banyak korban jiwa yang terdiri dari mahasiswa dan warga sipil. Meski begitu, Reuters sendiri tidak mampu mengotentifikasi apakah foto-foto tersebut nyata karena jaringan internet yang terputus menyulitkan komunikasi dan verifikasi (19/11).

Serangan pemerintah federal menuju ibukota Tigrayan, Mekelle, diperkirakan menjadi titik puncak konflik. Mekelle dianggap sebagai benteng pusat dan terbesar yang banyak didiami oleh kombatan TPLF. Di Mekelle, perang kemungkinan akan menjadi pertempuran sengit yang akan mengakibatkan banyak korba jiwa berjatuhan.

Baca Juga: Serangan 'Terakhir dan Penting' Bakal Dilakukan Ethiopia ke Tigray 

2. Wabah virus corona di Ethiopia

Ancaman Wabah COVID-19 dan Belalang di Tengah Perang EthiopiaIlustrasi corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Afrika menjadi salah satu benua yang memiliki “sedikit” kasus infeksi virus corona jika dibandingkan dengan benua-benua lain. Apalagi jika dibandingkan dengan Eropa, Afrika jelas memiliki jumlah angka infeksi yang jauh dibawah Eropa. Prancis di Eropa, memiliki lebih dari dua juta kasus sedangkan angka dua juta tersebut di Afrika adalah jumlah total kasus infeksi dari semua negara di benua hitam.

Associated Press melansir data dari WHO yang melaporkan bahwa hampir 20 negara di Afrika sekarang mengalami peningkatan infeksi virus corona hingga rata-rata 20 persen selama empat minggu terakhir (20/11). Beberapa negara di Afrika ada yang jumlah infeksinya telah mencapai enam digit angka, yakni Afrika Selatan sebanyak 750 ribu kasus, Maroko sebanyak 300 ribu kasus lebih, Mesir memiliki 110 ribu lebih kasus dan Ethiopia yang mencatatkan sekitar 100 ribu orang dikonfirmasi terinfeksi virus corona.

Kekhawatiran baru terjadi, terlebih di Ethiopia, dimana situasinya saat ini sedang berada dalam ketegangan perang dan puluhan ribu penduduknya mengungsi di Sudan. Konflik di Ethiopia telah mengancam terjadinya sebaran infeksi yang lebih cepat dari pada sebelumnya. Di sisi lain truk-truk yang memuat bantuan medis dan makanan, khususnya milik PBB, tertahan di perbatasan karena pejagaan yang terlalu ketat.

3. Wabah serangan belalang

Ancaman Wabah COVID-19 dan Belalang di Tengah Perang EthiopiaWabah belalang di Ethiopia telah menghancurkan tanaman seluas 200.000 hektar. Ilustrasi (pexels.com/Silas Jaeger)

Selain perang dan wabah virus corona, salah satu wabah yang mengancam terjadinya krisis kemanusiaan yang penuh di Ethiopia adalah wabah belalang. Wabah ini, terjadi sejak awal tahun 2020, sekitar pertengahan bulan Januari. Dalam 25 tahun terakhir, serangan wabah belalang saat ini adalah yang paling parah di wilayah Ethiopia dan negara-negara sekitarnya.

Hingga kini, serangan belalang di lahan-lahan pertanian Ethiopia setidaknya telah menghancurkan tanaman seluas 200 ribu hektar. Menurut laporan The Guardian, badan pangan dan pertanian PBB, FAO, menjelaskan bahwa hujan turut serta mendorong jumlah belalang berlipat ganda sebanyak 8 ribu kali lipatnya (16/11).

Fetouma Seid dari FAO mengatakan bahwa “Ethiopia adalah yang paling parah terkena dampak” jika dibandingkand dengan negara-negara tetangga seperti Eritrea, Djibouti, Sudan dan Somalia. 80 persen penduduk Ethiopia adalah petani subsisten dan negara tersebut memiliki lahan yang jauh lebih luas dan lebih subur dari pada negara-negara tetangga.

Akan tetapi, pengendalian wabah belalang yang belum selesai, disela oleh konflik dan peperangan antara pemerintah federal melawan pemerintah daerah Tigray, membuat pengendalian wabah belalang tertunda. Ancaman yang lebih serius bagi Ethiopia adalah akan terjadi kelaparan karena paceklik.

Baca Juga: Ethiopia Tolak Semua Upaya Mediasi Damai dengan Tigrayan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya